1 bulan kemudian....
Harum roti memenuhi kamarku ini. Siapa yang memasak di pagi buta seperti ini ? Apakah ayah ? Akhirnya aku terbangun dari tidurku. Aku mengikuti, wanginya bau roti ini.
Sampailah aku di dapur, aku melihat ayah dari belakang. Aku melihat ovennya menyala, lalu aku melihat. Ayah membuat adonan lagi, dia memasukkan telur dan tepung roti.
" Sangatlah pagi untuk ayah membuat roti. Untuk apa ayah membuat roti ? " tanyaku. Aku telah fasih berbahasa jepang sekarang. Ayah melihatku dan tersenyum.
" Aku baru ingat bahwa ada seseorang yang memesan roti, dan hari ini harus di antar. Apa kamu mau mengantar roti ini ? "
" Siap, nanti aku minta tolong sama paman Akash untuk mengantarku, "
" Jangan, jangan mengusahkan dia... kamu jalan kaki saja, "
" Oke .... aku akan jalan kaki.... dengan membawa pesanan roti....... dihari bersalju seperti ini..... TIDAAAAAAAAK !!! " teriakku, ayah hanya tersenyum melihat tingkahku yang aneh.
______________________--_______________________
Setelah ayah membungkus semua roti pesanan, aku membantunya memasukkan ke dalam dus.
" Yosh !! Tidak berat juga ya roti ini, " ucapku dambil membawa 1 dus berisi roti pesanan.
" Aaah.. jika begitu aku bisa juga, tapi sayangnya kurang 3 dus lagi, " ucap Akash sambil melewatiku. Aku hanya bisa melongo... 3 dus, dengan jalan kaki apa aku bisa membawa semua ini ? Oh Tuhan !
" Oh ya Durja ! Lebih baik aku minta bantuannya, " akhirnya aku mengambil telfonku dan tiba - tiba ada Akash menyambar telefonku.
" Jangan coba - coba telefon dia. Bukannya aku mau menjauhkan kamu darinya, tapi kesehatan ayahmu drop saat Durja keceplosan kalau kamu sudah menikah. Aku harus berbohong bahwa dia penipu, " ucapnya dalam bahasa Hindi.
Aku tahu Akash sangat khawatir dengan keadaan ayah. Ini semua karena ulah Durja, hampir saja nyawa ayah melayang.
" Ayahmu sudah menandai dia berbahaya, jadi jangan telfon dia, " lanjutnya.
" Maafkan aku paman, aku juga tidak tahu jika Durja akan berkata seperti itu, " ucapku tak terasa air mata menuruni pipiku.
" Kalian ini ! Berbicara memakai bahasa lain. Aku jadi bingung topik pembicaraan kalian, " tiba - tiba suara ayah terdengar. Dengan cepat aku menghapus air mataku.
Sesudah berbicara seperti itu, ayah memberikan aku alamat yang harus aku tuju. Dia memngingatkanku agar tidak lupa memakai jaket. Aku melihat alamat itu. Alamat ini ....
" Ayah ! Bukannya alamat ini berada tepat di sebelah rumah kita ? Kenapa ayah harus memberikan aku alamat ini ? " tanyaku kesal.
" Seingatku kamu sering sekali kesasar karena kebodohanmu, aku tidak ingin anakku hilang , " ucapnya polos.
" Jika ayah tidak mau aku hilang, kenapa tidak suruh paman saja yang pergi ?! Lagian pula aku tidak bod- "
" Wow, cerewet sekali kamu ! " ucap Akash sambil menutup mulutku dengan tangan besarnya. " Aku tahu kamu pintar, tapi dalam ekspetasinya kamu adalah anak yang sangat bodoh , " ucapnya dalam bahasa Hindi.
Akhirnya aku menyerah, untung saja aku tidak melanjutkan ucapanku. Jika tidak ayah akan sakit lagi.
Aneh sekali, kenapa tetangga ini tidak mengambil sendiri pesananannya. Aku pergi ke tetangga sebelah dengan menenteng 4 dus roti. Untung saja aku tidak membawa batu, pasti aku ambruk jika itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mirror Rule ( ON REVISI )
RomancePenuh dengan kehaluan ku :) Highest rank : #587 in Romance -29 Agustus 2016-