Setahun

2.9K 229 4
                                    

Sudah setahun berlalu sejak kedatangan gadis itu kemari. Seperti keinginan tuan sendiri, beliau yang datang dan membawanya kemari. Saat ia tiba, aku bahkan mengira ia akan mati, sebuah kayu panjang dan runcing sepanjang siku merobek perutnya. Darah yang merah dan kental memenuhi jaket hijau usang dan penuh tambalan di tubuhnya. Tampilannya sangat memperihatinkan. Aku bahkan tidak tahu, bagaimana dia bisa tetap hidup selama ini dalam keadaan menyedihkan. Tubuhnya kurus dan wajahnya pucat seperti mayat tanpa darah. Ia nampak sangat menderita dalam pelukan tuan. Air matanya menetes tanpa henti bersama tetes darah yang mengotori lantai.

Aku segera menyiapkan sebuah kamar saat ia dan tuan datang, kemudian membiarkan tuan bersamanya. Aku tidak tahu apa yang terjadi saat tuan dengannya, tapi selama gadis itu tak sadar, tuan juga tak meninggalkan ruangan di mana ia berada.

Selama dua hari aku berdiri di ujung pintu, melewati pagi dan malamku di sana tanpa sedetik pun pernah beranjak pergi karena menunggu perintah dari tuan, kalau-kalau tuan memerlukan sesuatu. Dan tepat di hari kedua, tuan keluar dari kamar itu. Ia tampak biasa saja pikirku, karena tak ada nada sumbang yang kudengar maupun rasa tak puas dari bibirnya. Hanya seperti itu caraku memahami dan menggambarkan ekspresi tuanku, karena seperti yang sudah ku utarakan, aku tidak berani memandangi wajah tuanku. Aku bahkan lebih hapal bentuk sepatu kulit yang selalu dikenakannya dibandingkan tampilan wajahnya.

"Seorang pelayan akan aku panggil kemari untuk melayaninya, kau juga akan berada di sini dan mengawasi gerak-geriknya. Kau akan menjadi mataku selama aku tidak berada di tempat ini. Pastikan semua hal yang dia perlukan terpenuhi"

"Saya mengerti tuan," balasku patuh, seperti seekor anjing mematuhi perintah majikannya.

"Jika dia menanyakan tentang anda. Apa yang harus saya katakan?" tanyaku degan hati-hati demi mengantisipasi keadaan. Tak ingin melakukan hal yang diluar sepengetahuannya.

"Tidak perlu mengatakan apa-apa. Pastikan saja dia sibuk" tuan berlalu dan aku menunduk patuh ke arahnya. Seraya ia menghilang dalam kabut di tengah himpit ruangan gelap.

Saat ia sadar, Anna sudah nampak baik dan sehat. Matanya yang coklat bersinar, sama berkilaunya dengan rambutnya yang berwarna coklat. Mirip warna kayu pohon Eucalytus. Wajahnya cantik, berbentuk oval dengan kulit bersih sedikit kekuningan berhidung tinggi dan bibir tipis. Matanya bulat seperti kacang almond kuning pucat.

Selama dia berada di sini, Anna belajar dengan baik. Yah, dia cukup cerdas tapi hanya malas, meski begitu dia cukup patuh. Dalam sela waktunya membaca buku, dengan sorot mata tajam dan wajah tak sabar ia seringkali bertanya tentang bagaimana rupa tuan, atau kapan tuan berkenan datang. Aku tidak bisa menjawab itu, bukan semata karena tuan yang melarangku tapi juga karena aku memang tidak tahu apa-apa tentang tuanku. Tidak wajah, sikap, nama, kesukaannya. Semua hal tentang tuanku adalah sebuah misteri yang dalam, sedalam palung laut dalam samudera paling gelap.

Diam-diam sebenarnya aku merahasiakan sesuatu darinya. Tuanku seringkali datang mengunjunginya, tentu saja dia tidak tahu karena tuan datang di waktu yang sudah sangat larut. Tuan datang bersama kabut yang mulai beranjak turun menyentuh rumput, dan tanah yang basah. Kadang-kadang ia hanya memandanginya saat tertidur dari segaris ujung pintu selama beberapa detik. Saat itu terjadi, kadang aku berharap untuk tahu apa isi pemikirannya. Tapi jelas aku tak tahu, itu sia-sia saja untuk memikirkannya lebih jauh.

Tuan tidak bertanya banyak tentang Anna karena memang tuan tahu, gadis itu tidak akan melakukan apa-apa di sini. Ia sepenuhnya terkurung dalam hutan dan tumpukan salju, tidak berkuasa, seperti semut yang kehilangan daya pikatnya di atas tanah ketika butiran hujan dan salju menyentuh punggung bumi.

Aku tidak tahu tentang rencana maupun keinginan tuan hingga ia membawa Anna kemari. Tuan bisa melakukan apa saja karena ia di izinkan memiliki kuasa. Tapi ada batasan dalam kekuasaannya. Kekuasaan yang sudah diberikan Yang Kuasa padanya. Ia tidak akan bisa membawa seseorang padanya bila orang itu tidak datang dengan keinginannya. Jika tuan melanggar, ia juga akan mendapatkan masalah. Aku tidak tahu masalah seperti apa yang akan ia dapati, aku tak bisa membayangkannya. Karena neraka dan surga adalah sesuatu yang bisa digambarkan tapi tidak bisa di jelaskan. Aku tahu sebatas apa yang bisa kupahami selama beberapa masa aku hidup. Kontrak darahku membuatku hidup cukup lama dalam beberapa masa yang panjang. Aku akan tetap hidup sampai gunung dan bumi berakhir dan luluh beterbangan serupa anai-anai beterbangan. Dan selama itu pula aku akan menjadi budak. Budak abadi dari tuanku, sebagai ganti keinginan yang pernah aku buat sebagai sebuah perjanjian abadi. Bukan hanya mengikatku, kontrak dan perjanjian itu akan mengikat keturunanku. Benar, keturunanku di masa yang akan datang akan menjadi budaknya,suka atau tidak. Entah diperlakukan dengan baik atau dihinakan, semua itu mutlak berada dalam kuasa tuan yang memegang hak penuh dalam kontraknya. Dia bebas melakukan apa pun, meminta apa pun, bahkan mengingkari janji jika ia tak suka, dan manusia tidak akan punya daya untuk menentangnya. Karena orang yang datang pada tuan sudah lama menentang Tuhan dan memberikan ruhnya yang sejati kepada tuan yang sesungguhnya tak punya hak yang semestinya, hanya saja ia dibiarkan untuk melakukan kehendaknya.

Aku anggap apa yang terjadi pada gadis muda itu adalah sebuah kutukan, dan ketidak beruntungan yang belum dipahaminya dengan baik, tapi aku tak memiliki kuasa untuk menyelamatkannya dari nasib yang ia tentukan sendiri atau sudah dipaksakan untuknya. Kami berada di posisi yang sama-sama rapuh dan tak akan terselamatkan. Meski begitu ia masih memiliki waktu untuk mempertimbangkan pilihannya sendiri. Hal yang mampu menyelamatkannya dari rupa-rupa sebuah dunia yang kelam tapi terbungkus segala keindahan dan kilau abadi tak ubahnya berlian yang nampak jernih tapi sejujurnya sudah ternoda darah.




Contract With the DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang