Misteri Dari Masa Lalu

1.1K 93 3
                                    

Tuan sangat marah mengetahui kejadian yang menimpa Anna. Aku mungkin tak bisa tahu sepenuhnya mengenai isi kepalanya, tapi aku menduga kalau dia berpikir kami bersekongkol untuk menyakiti gadis itu. Mungkin, apa yang tuan nilai demikian tak sepenuhnya salah karena masa lalu kami yang terhubung. Terutama kecurigaan besar itu tertuju untukku atau pun Annet. Tidak, bukan! Namanya bukan Annet tapi Liliyana. Dia adalah kakak kandung dari ibu Anna.

Perempuan itu, dulunya menikah dengan seorang seniman pahat dari Firenze dan tinggal di sana selama 5 tahun, tanpa kabar sama sekali pada keluarganya. Saat dia kembali tanpa alasan jelas, banyak hal buruk mulai terjadi dalam keluarga Anna. Kedua orangtuanya begitu sering terlibat pertengkaran. Aliana kadang menceritakan semua kegelisahannya mengenai hidupnya padaku, baginya aku satu-satunya orang yang bisa memahami semua penderitaannya, entahlah! Aku tak begitu mengerti, aku hanya mendengarkan semua keluha dan ketakutannya.

Musim gugur tahun 1875, malam itu hujan turun dengan deras. Tuan datang menemuiku, dan itu adalah kali pertama aku benar-benar melihat wujud tuan dalam bentuk manusia, setelah membuat kontrak dengannya selama ratusan tahun. Bersama pertemuan itu tuan memberikan perintah. Dia ingin aku menghabisi seluruh keluarga Aliana untuk membuktikan kesetiaanku padanya. Sebagai budak aku tidak memiliki hak melawan perintah tuan. Aku menerimanya dengan tubuh bergetar tanpa kuasa.

Tepat Minggu malam di bulan September, dengan beberapa butir peluru dalam sebuah revolver, aku mendatangi kediaman keluarga Aliana. Georgio malam itu yang merupakan suami Aliana menjemputku di depan gerbang rumahnya. Baru satu langkah dia menginjak halaman rumahnya dan satu lubang peluru menghentikan dia sampai ke muka pintu.

Satu demi satu pintu dalam rumah mereka yang gelap kutengoki. Sampai aku terhenti di pintu terakhir di lantai atas, di sana Aliana sudah menunggu bersama tujuh anak perempuannya yang tertidur di atas kasur yang sama dalam sebuah lindungan selimut berwarna putih. Aliana sendiri sudah berdiri di depan sebuah jendela dengan gaun tidur putih yang tertiup angin dari belakang punggungnya. Dia mungkin sudah tahu kalau pada akhirnya hal ini akan terjadi, cepat atau lambat.

Aku berdiri sambil menatap mata abu-abunya yang suram. Aku kira dia akan memohon agar aku mengampuni anak-anaknya atau pun dirinya sendiri. Bagiku itu tidak masalah, aku mungkin tergerak untuk melakukan hal demikain untuknya, tapi aku salah. Aliana tidak melakukan itu, dia diam saja lalu menyalakan sebatang lilin kemudian tersenyum. Dari dalam laci dia meraih sebuah mawar merah layu yang ia letakkan di depan kaca bersama dengan sebuah lilin.

Aku masih terpaku, tak mengerti apa yang akan kulakukan. Aku tahu, aku harus melaksanakan perintah tuan, namun ada satu kenyataan dan rasa sakit yang tidak bisa kubantah. Sebuah kebenaran kalau aku tidak akan bisa membunuh perempuan itu. Aku mencintai wanita itu sejak pertama kali aku melihat dia, walaupun dirinya adalah istri Georgio. Mata rusanya selalu menari di pelupuk malamku yang gelap, dia adalah sebuah dosa yang dicintai seorang pendosa, namun tak mengurangi arti dari sebuah cinta yang ada dalam sudut terhina akalku.

Aku masih ingat apa yang dikatakan olehnya setelah meletakkan sebuah surat di meja yang sama. Perbincangan itu adalah perbincangan terakhir yang begitu tumpul dalam ingatan, sekalipun begitu aku tidak bisa melupakannya.

'Suatu hari ini akan terjadi, pada akhirnya...' dia memandang ke arahku, penuh ketenangan tanpa rasa putus asa

'Kau bisa meninggalkan tempat ini dan melarikan diri bersama semua puterimu. Aku akan mengatakan pada Beliau yang sebenarnya'

'Tidak peduli kemana pun aku pergi, aku akan tetap mati. Besok atau lusa ketika dia menemukanku kematian akan jauh lebih menyakitkan, tapi setidaknya, aku mendapat sebuah kesempatan untuk mati di tanganmu. Kurasa itu sudah cukup menunjukkan belas kasihan tuan padaku dan padamu! Aku hanya menyesalkan nasib anak-anakku dan Georgio yang pada akhirnya harus mati tanpa mengetahui kesalahan mereka'

Contract With the DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang