Opera Part A

1.4K 123 22
                                    

Aku merasakan pelukan lengan seseorang melingkar di tangan dan menyentuh hingga ke telingaku. Mataku perlahan membuka. Tak ada cahaya silau matahari, suasananya terasa suram. Aku mengira masih dinihari ketika itu, tapi bunyi suara kereta dan langkah kaki kuda yang menghentak tanah membuyarkan persepsiku dengan segera. Mukaku yang berhadapan dengan kulit pucat lelaki itu membuatku terpana. Memandangi tubuhnya, dada bidangnya yang kokoh dan lengannya yang kuat membuatku mendapat penghiburan dari semua penderitannku belakangan ini. Jemariku yang nakal menyapu kulitnya pelan-pelan, menuruni susunan perutnya yang datar dan kotak dengan otot yang keras. Tubuhnya seperti diukir dengan sangat sempurna, tak jauh berbeda dengan rupanya yang seakan dianugerahi cahaya seluruh semesta. Aku tak bisa menahan diri untuk tak mencium dadanya yang begitu wangi, dan mencumbunya sesuka hati. Aku merasa seperti tak punya etika dengan melakukan hal seperti itu pada seorang pria yang bahkan aku belum mengetahui siapa namanya. Namun seperti air yang tak akan bisa jika tak mengalir, perasaanku padanya pun demikian kuat, hingga darahku yang berdesir, debaranku yang tak terelakkan memaksa tubuhku untuk selalu berada dekat dengannya.

"Kau sudah terbangun" katanya, membuatku terkejut

"Yah" kataku dengan singkat dan menaruh kepalaku di atas perutnya dan menyapu lengannya. Dia tidak berkata apa-apa padaku, jadi aku mengira ia tak akan marah kalau aku sekedar menyentuhnya, dan lagi ia tak pernah terpengaruh oleh sentuhanku sama sekali. Tak ada balasan meski setengah mati aku mencoba merayunya. Tapi, tiba-tiba dia terbangun dari tidurnya dan mengganggu kesenanganku dengan cepat. Langkahnya yang panjang dalam balutan celana kain hitam lalu mengetuk pintu.

"Bawakan sarapan kemari!" aku merasa malas untuk bangun dari tempat tidur dan hanya menatapnya beranjak membuka jendela. Sinar matahari langsung saja menusuk mataku. semalam hujan deras, tapi hari ini matahari bersinar seolah tanpa masalah sama sekali. Pria itu lalu meraih sebuah kemeja dari lemari. Aku beranjak ke sisinya dan membantunya memasang kancing kemeja yang kaku itu. Dia diam saja dan tak melihatku sama sekali.

"Apa kau tidak tertarik padaku!" ucapku dengan tiba-tiba

"Apa?" balasnya dengan begitu santai. Aku menatap matanya yang tajam dan mukanya yang begitu dingin

"Maksudku, kau tahu aku bisa melakukan apa saja untukmu tapi kenapa kau selalu menolakku seperti itu"

"Apa kau mengharapkan sesuatu dariku?" ucapannya seperti menyudutkan, hingga aku kehilangan selera untuk melanjutkan kata-kataku lagi

"Lupakan saja!"

"Setelah sarapan bersiaplah, kita akan ke suatu tempat" dia meninggalkan aku sendirian dalam pikiranku sendiri. Entah kemana lagi dia akan membawaku setelah ini. Dia tidak pernah menjelaskan apa pun.

Setelah membersihkan diri, berganti pakaian dengan gaun ungu berkerah tinggi, lengan panjang dan membereskan rambutku, menggelungnya rapi lalu dihias jepit rambut mutiara, kemudian aku duduk untuk menghabiskan roti gandumku dengan segelas susu hangat, meski aku tak begitu berselera makan sejujurnya, tapi Lanni mengawasiku dan menungguku menghabiskan menu dalam piring keramik putih di depanku. Sesekali aku menengok ke arah jendela dan mengamati pejalan kaki maupun rombongan kereta kuda yang bergerak beriringan. Ketika aku termenung, dari lantai dasar aku mendengar bunyi piano mengalun lembut dan menyejukkan. Karena penasaran, segera saja kucampakkan makananku untuk mencaritahu dari tangan mana nada menyentuh itu mengalun. Di ujung tangga, aku menemukan punggung tegak lelaki itu dan jemarinya bermain lincah di atas piano dengan menawan. Aku berdiri terpaku mendengar musiknya dan memandangi wajahnya yang penuh ketenangan dan senyum tipis yang tulus dan menyegarkan. Ketika kemudian ia menyadari aku datang jemarinya terhenti dan musik itu menghilang. Aku mendekatinya, dia bangkit dari duduknya dan menatapku.

"Kau sudah siap?"

"Kita akan pergi sekarang?"

"Jika kau bilang iya"

Contract With the DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang