Chapter 23

94 4 2
                                    


Kanata mengerjapkan matanya yang terasa perih. Sedari tadi ternyata ia melotot memperhatikan lelaki jangkung di hadapannya. Choi Seung Hyun. Nama itu tidak terdengar lazim di Jepang. Seperti nama orang Korea. Dan lelaki itu ternyata mengulurkan tangannya pada Kanata. Kanata hanya menatap tangan itu dengan pandangan sinis. TOP memandang lelaki itu dengan bingung, lalu pandangannya beralih kepada Yui. Gadis itu tengah menunduk seperti menghindari sesuatu. TOP mengangkat kedua alisnya dan menarik tangannya, memasukannya ke dalam saku jaket.

"Baiklah, kami balik duluan. Ayo Yui, kau naik saja, biar aku yang masukkan sepedamu ke bangku belakang." TOP mengambil sepeda Yui dan tanpa Kanata duga Yui ternyata tidak memberi perlawanan lagi. Ketika TOP sudah selesai mengangkut sepeda pun Yui belum juga beranjak dari tempatnya berdiri. Kanata sendiri juga tidak berkutik. Keduanya sama-sama terdiam, walau tampak jika ada yang ingin mereka sampaikan satu sama lain.

Yui baru sadar jika sedari tadi ia menunduk. Ketika ia melihat Kanata, Yui kaget. Wajah pemuda itu nampak kecewa.

"Sepertinya aku yang terlalu berharap kepadamu." Kata Kanata susah payah menahan suaranya agar tidak bergetar. Setelah berkata begitu, Kanata beranjak meninggalkan Yui dan TOP, kembali ke dalam ruangan.

***

Setelah projek tersebut selesai baik Yui maupun Kanata kembali sibuk dalam pekerjaan mereka masing-masing. Yui melaksanakan berbagai konser di banyak tempat, dan Kanata mendapat banyak tawaran dorama karena dirinya dilirik dalam musik video milik Yui. Respon orang-orang terhadap musik video tersebut juga hangat. Kanata mendapat banyak fans baru karena kemunculannya sebagai bishounen alias cowok keren di video itu. Manajer Kanata sampai sempat kewalahan menerima banjir kiriman surat dan hadiah untuk Kanata.

"Kanata, kapan kau akan mengambil hadiah dari para penggemarmu? Meja kerjaku sudah tidak bisa ditaruh apa-apa lagi, tahu?" Fukuda mencak-mencak sambil menunjuk meja kerjanya. Memang benar, bahkan permukaan meja itu hampir tidak nampak lagi tertimbun oleh tumpukan hadiah. Sebagian hadiah bahkan berada di lantai karena ukurannya yang luar biasa besar, entah apa isinya. Kanata tapi hanya melengos tidak perduli dan berjalan meninggalkan Fukuda. Manajer itu kesal melihat Kanata yang tak acuh.

"Lihat saja kalau kau tidak ambil, akan aku buang!" ancam Fukuda. Tapi Kanata tetap tidak memberi respon dan terus berjalan. Seperti tidak perduli jika Fukuda akan benar-benar membuangnya saja.

Kanata tidak perduli dengan apa pun. Hatinya masih sakit. Dia hanya ingin cepat-cepat melupakan Yui. Lagi pula, bukankah masih ada Keiko yang menunggunya di rumah?

Mengingat hal itu Kanata jadi tersenyum. Segera ia bergegas menuju parkiran mobil, sopirnya sudah menunggu. Ia janji akan bermain dengan Keiko hari ini karena besok adalah hari libur. Ia rindu gadis itu.

***

Yui mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Kejadian itu sudah berlangsung belasan tahun yang lalu, tapi Yui masih belum bisa menghapusnya dari ingatan. Kalau saja waktu itu dia tidak menerima ajakan TOP untuk naik mobil dan membonceng Kanata, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Dan TOP sekarang makin sibuk. Dulu boleh saja mereka mengumbar-umbar hubungan mereka di depan publik. Tapi dengan popularitas TOP yang seperti sekarang, bisa-bisa Yui dicabik-cabik oleh para penggemarnya di seluruh muka bumi. Bukan berarti Yui tidak terkenal juga. Tapi popularitas TOP memang jauh di atas rata-rata. Semua orang menyukainya, dia adalah idol berkharisma.

Sudah seminggu ini mereka tidak saling berhubungan karena TOP sedang sibuk konser di Eropa bersama anggota boyband lainnya. Yui akui ia kesepian. Tapi dia bertemu dengan Kanata bukan karena ingin mengusir rasa sepinya. Dia memang rindu pada Kanata. Dan Yui akan melakukan apa saja agar bisa berhubungan kembali dengan Kanata.

Watashitachi no HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang