"Jadi kita mau nonton apa?"
Keiko mengerjap bingung. Kok malah Yamada yang nanya? Orang dia yang ngajak nonton, kok!
"Aku tidak tahu, kukira kau tahu kita mau nonton apa?" jawab Keiko jujur. Dia tidak sadar jika Yamada grogi setengah mati! Tadi dia memang sangat bersemangat sampai menarik Keiko ke bioskop. Tapi begitu sampai di bioskop dia langsung sadar daratan. Dia dan Keiko kan cuma berteman! Nonton bioskop berdua, jelas ambigu sekali. Semoga saja Keiko tidak sadar akan keambiguan itu.
"Kita nonton film ini saja yuk!" Yamada asal menunjuk poster di depannya. Dan ketika ia melihatnya, waduh, itu film percintaan dewasa! "Eh, bukan bukan! Maksudku film yang ini!" Yamada menunjuk poster di sebelahnya. Keiko menatap poster itu dengan wajah bingung.
"Yang benar?" tanyanya sedikit takjub. "Kupikir kau tidak suka hal seperti ini..."
"Heh? Maksudmu?" Yamada melihat poster yang ia tunjuk. Ya ampun, film tentang sejarah Jepang! Amit-amit belajar lagi! "Oke, sebenarnya aku tidak tahu mau menonton apa." Akhirnya Yamada mengaku juga.
"Lalu mengapa kau mengajakku menonton?" Tanya Keiko sambil tertawa geli. Yamada melirik Keiko malu-malu.
"Karena aku ingin mengajakmu menonton." Jawabnya polos.
Entah mengapa jawaban Yamada membuat Keiko merasa... spesial? Entahlah, hatinya terasa hangat mendengarnya. Keduanya tersipu-sipu dan jadi salah tingkah.
"Sebenarnya aku ingin menonton film percintaan dewasa itu, aku pernah membaca novelnya dan aku menyukainya. Film ini 'kan diadaptasi dari novel. " jawab Keiko sambil menunjuk poster pertama yang ditunjuk Yamada. Yamada mengadahkan kepalanya. "Mau temani aku menonton film ini?"
Apa Yamada punya jawaban lain selain 'ya'?
***
Kanata menghidupkan mobilnya, tapi mobil mahal itu tidak mau hidup-hidup. Ada apa? Jangan-jangan... benar saja, Kanata lupa isi bensin. Bagus. Dia menyesal tidak mengisi ketika melewati pom bensin tadi. Atau seharusnya dia punya dua mobil saja, biar ada cadangan jika mobil yang satunya kehabisan bensin atau rusak. Sekarang dia harus naik apa? Sepeda? Dia tidak punya.
Tidak ada cara lain selain naik bis.
***
Keiko memasuki studio bioskop. Seberkas kenangan itu menyergapnya. Kenangan ketika ia berusaha menghindari Yamada yang menemukannya pergi ke taman bermain bersama Kanata. Ironisnya, sekarang ia pergi ke bioskop yang sama, studio yang sama pula dengan orang yang dihindarinya dulu. Dan sekarang ia berusaha tidak memikirkan orang yang dulu bersama dengannya di dalam bioskop ini. Kanata. Entah mengapa Keiko merasa ia tengah dipermainkan oleh nasib.
Yamada bukannya tidak ingat juga dengan kenangan itu. Dia yakin sekali Keiko ada di dalam studio bioskop ini. Tapi kenapa ia menghindarinya? Jika Yamada bertanya sekarang, apakah Keiko akan menjawabnya? Atau malah akan membuat keadaan jadi tidak enak?
"Ini bangku kita." Yamada mempersilahkan Keiko duduk di pojok dan dia di bagian luar. Keduanya terdiam sambil menatap layar yang masih gelap. Bahkan lampu saja belum mati. Orang-orang mulai masuk ke dalam studio. Hari ini lumayan sepi, mungkin karena hari biasa.
"Jadi, film ini mengenai apa, sih?" Tanya Yamada berusaha memecahkan keheningan. Tak lupa ia memamerkan senyumannya yang ceria. Seperti tertular semangat Yamada Keiko juga ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watashitachi no Himitsu
FanfictionKanata Hongo, aktor kecil yang kini sudah berusia 22 tahun. Kehidupannya berjalan lancar dan indah dengan Keiko--teman sepermainannya-- di sisinya. Tak ada yang ganjil, everything is fine. Semua baik-baik saja untuk Kanata, tetapi tidak untuk Keiko...