Keiko merasakan dadanya berdebar. Dia tahu Kanata mencarinya. Entah sejak kapan, perasaannya dengan Kanata terhubung. Jika ia merasa sakit maka Kanata juga akan merasakannya. Jika Kanata melakukan sesuatu yang ceroboh pasti Keiko merasa ada yang janggal.
Dan Keiko merasakan Kanata sedang mencarinya.
Hal itu membuatnya tidak bisa memejamkan mata. Padahal jam sudah menunjukkan pukul dua malam.
Ditambah lagi... di lantai bawah ada Yamada yang sedang tertidur. Keiko merasa ganjil tidur bersama seorang laki-laki. Padahal kemarin dia tidur satu ranjang dengan Yamada, tapi dia 'kan sedang sakit. Jadi tidak sadar betul dengan situasinya. Sekarang Keiko merasa lebih sehat. Dan kenyataan jika dia satu kamar, malam-malam, bersama Yamada Ryosuke, membuatnya tidak bisa tidur.
Bukan Keiko saja yang tidak bisa tidur, Yamada juga. Selain lantai kostnya yang keras hanya dilapisi selembar selimut, dia tidak bisa mengalihkan pikirannya jika gadis impiannya sedang berada di kamarnya untuk malam kedua. Malam sebelumnya dia mati-matian mengalihkan pikiran dengan menghitung serigala. Harusnya domba, tapi apa pun itu, pokoknya Yamada hitung. Yamada sekuat mungkin menahan diri untuk tidak mendekati Keiko, atau menatap wajahnya ketika tertidur. Ya ampun... kuat juga iman Yamada kemarin malam.
Dan tidak malam ini. Yamada memilih untuk tidur di lantai, untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan terjadi. Yamada memejamkan matanya kuat-kuat sambil menggigit selimut.
"Yamada, sudah tidur?" bisik Keiko lirih.
"Eh!" Yamada terkesiap. "Ha... hampir." Dia berbohong.
"Oh... ya sudah."
"Belum, deh!" Yamada menoleh ke Keiko. Duh, kelihatan sekali dia gugup. Tapi, bodo amat deh. "Ada apa? Lapar? Dingin? Mau ke toilet?"
"Bukan. Apaan sih." Keiko tertawa kecil. Yamada jadi ikut tersenyum mendengarnya. "Cuma mau tanya, kau tidak sakit tidur di lantai?"
Yamada mengerjapkan matanya. Maksudnya Keiko mau mengajaknya tidur di ranjang berdua... atau hanya basa-basi bertanya tidak enak dia tidur di ranjang sedangkan pemilik kamar tidur di lantai?
"Ehm, enak di lantai." HUA! Yamada mengutuk jawaban yang keluar dari mulutnya. Kenapa kau berkata seperti itu! Batin Yamada keki.
"Oh... aku tidak bisa tidur." Jawab Keiko pelan.
Keduanya terdiam cukup lama. Lalu, maksud dari jawaban Keiko itu apa?
"Biar bisa tidur mau diapakan?" Yamada kembali mengutuk dirinya dalam hati. MAKSUD DARI PERTANYAANMU ITU APA, SIH, YAMADA RYOSUKE? Kau mau apakan Keiko biar bisa tidur memangnya?!
"Dipeluk."
Yamada, untuk kesekian kalinya malam itu, mengerjapkan mata.
Dia tidak salah dengar 'kan? Pemuda itu duduk mendengar Keiko minta dipeluk. Ada sesuatu di dalam suara Keiko. Dia terdengar terluka.
"Kenapa Keiko? Sakit?"
Keiko hanya mengangguk. Yamada bangkit mendekati Keiko.
"Di mana yang sakit?" Yamada mengambil ponselnya untuk menerangi Keiko dan melihat mata gadis itu basah. Ada kilatan cahaya bulan di matanya. Gadis itu sekarang menggeleng. Dia menangis dalam diam. Tidak ada suara keluar dari mulutnya. Tapi itu membuat Keiko terlihat lebih menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watashitachi no Himitsu
Hayran KurguKanata Hongo, aktor kecil yang kini sudah berusia 22 tahun. Kehidupannya berjalan lancar dan indah dengan Keiko--teman sepermainannya-- di sisinya. Tak ada yang ganjil, everything is fine. Semua baik-baik saja untuk Kanata, tetapi tidak untuk Keiko...