Chapter 21

210 9 14
                                    

                Keiko tidak tahu bagaimana wajahnya ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Chouko.

                Kenapa Chouko bisa bertanya sedemikian rupa? Apa jangan-jangan anak ini... memang benar menyukai Kanata?

                Diam-diam sebagai kakak, Keiko bisa merasakan perasaan adik kandungnya itu. Walau Chouko tidak terang-terangan mengatakan jika ia menyukai Kanata, tapi perilakunya sudah mengatakannya. Dan bukan berarti Keiko tidak tahu. Keiko hanya pura-pura menutup matanya selama ini.

                Dan dia tidak pernah menyangka jika hari ini akan datang.

                "Maksudmu apa?" Keiko berusaha sekuat tenaga agar tidak terdengar seperti maling yang tertangkap basah. Entahlah. Dia mendadak merasa seperti tersangka. Yang bersalah. Si jahat. Mungkin karena dia memacari orang yang disukai adiknya. "Kau suka pada Kanata?"

                Chouko tidak berkata apa-apa melainkan mengangguk dengan mantap. Sorot matanya menyiratkan keseriusan. Dan Keiko mendadak mengalihkan pandangannya kea rah lain. Dia tak sanggup menatap kedua mata Chouko.

                "Aku menyukainya." Kata Chouko tenang, seakan dia ingin membuat kepastian. Ingin membuat Keiko sadar jika perasaan Chouko itu benar adanya. "Dan aku akan menyatakan perasaanku padanya."

                "Jangan." Bisik Keiko.

                "Apa?" Chouko mendekatkan wajahnya ke Keiko. Keiko mengangkat wajahnya yang sedari tadi ternyata menghadap ke bawah.

                "Jangan lakukan itu." Pintanya memelas.

                "Kenapa?" Tanya Chouko pura-pura tidak mengerti, tapi dia bisa merasakan dadanya berdenyut aneh. Seperti ada sesuatu yang menusuk-nusuk di dalam sana.

                "Karena aku berpacaran dengan Kanata."

                Kali ini Chouko yang tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang ketika mendengar kalimat itu keluar dari Keiko.

                "Oh." Kata Chouko dengan nada rendah seakan tidak terjadi apa-apa. "Oke. Aku mengerti."

                "Chouko, maafkan aku." Keiko berkata sangat pelan. Tapi dia masih juga belum sanggup menatap mata adiknya.

                "Tak perlu minta maaf." Kata Chouko. "Karena aku juga tidak berminat untuk mengalah."

                "Maksudmu?" Tanya Keiko heran. Kini Chouko menatap kedua matanya dengan tajam hingga Keiko tidak mampu untuk berpaling. Tatapan Chouko benar-benar mengunci pandangannya.

                "Karena aku akan tetap menyatakan perasaanku pada Kanata-kun, dan membuatnya berpaling padaku." Chouko berkata dengan nada sedingin es. Setelah itu dia berjalan melewati Keiko, menutup pintu pelan. Melangkah turun ke bawah dengan wajah tenang. Dia tahu dia telah memulai perang dengan kakaknya. Karena itulah sekarang dadanya berdebar bukan main. Bukan karena perasaan takut, melainkan karena rasa semangat untuk menang.

                "Kanata pasti akan menjadi milikku." Bisik Chouko sepenuh hati.

                Dan Keiko, masih berdiri di posisinya, tidak tahu harus melakukan apa. Yang ia tahu sekarang ia merasa takut. Sangat takut.

***

                Setelah insiden kemarin terjadi, Chouko jelas-jelas mengeluarkan aura antipati pada Keiko. Mereka yang biasanya hanya bicara seperlunya di meja makan seperti permintaan tolong untuk diambilkan kecap atau garam, kini benar-benar tidak ada pembicaraan. Keduanya makan dalam diam. Bedanya Chouko makan dengan lahap seperti biasa, sedangkan Keiko benar-benar kehilangan selera makannya.

Watashitachi no HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang