Kanata mengerjapkan matanya, tidak percaya dengan pengelihatannya sendiri. Gadis yang berdiri di depannya tidak ada ubahnya dengan gadis yang selama ini dia kagumi lewat layar kaca televisi. Gadis yang semenjak bertemu dengannya sepuluh tahun yang lalu berhasil mendapat tempat khusus di hatinya, tempat yang berbeda dengan milik Keiko.
"Kanata?" Yui melambaikan tangannya di depan wajah Kanata dan membuat pemuda itu tergagap. Yui tertawa kecil melihat reaksi Kanata, jelas sekali dia kaget akan kehadiran Yui.
"Kau... sedang apa di sini?" Tanya Kanata ketika kesadarannya mulai pulih.
"Bagaimana dengan apa kabar?" sindir Yui sambil memeluk Kanata tanpa malu-malu. Tapi Kanata yang baru saja pulih dari keterkagetannya tidak siap dengan apa yang dihadapinya saat itu, sehingga dia hanya bisa membeku seperti patung dengan tangan menegang di samping badannya.
"Ah, itu Yui-san!" seruan seseorang mengagetkan keduanya. Dari belokan terlihat beberapa orang berlari dengan wajah panik menghampiri mereka membuat Kanata semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Yui-san, acaramu akan dimulai dalam waktu sepuluh menit! Tolong kembalilah ke studio." Pinta seorang paman yang sepertinya salah satu kru acara yang akan dihadiri Yui. Paman itu menoleh kepada Kanata dan baru sadar akan kehadirannya. "Oh, Hongo-san! Kau juga ada shooting di sini?"
"Baru saja selesai." Kanata mengangguk kepada paman itu. "Sepertinya Yui sedang sibuk..."
"Aku hanya tersesat ketika kembali dari toilet, tenang saja, aku tidak akan kabur!" rengek Yui. "Tunggulah aku di studio, aku pasti akan kembali."
"Tapi... sepuluh menit, ah, sembilan menit lagi..." bisik paman itu dengan wajah tersenyum mengiba. Yui menghela napas dan menatapnya datar, hingga paman itu berhenti tersenyum. Tapi sejurus kemudian Yui tersenyum manis sekali.
"Aku janji akan kembali tepat waktu." Ucapnya tulus. Keempat kru yang berdiri di depannya, termasuk Kanata, seakan terhisap kedalam senyuman Yui dan untuk sesaat lupa bagaimana caranya untuk bernapas.
"Baiklah baiklah, kami tunggu di studio Yui-san." Setelah itu paman tersebut buru-buru menggiring beberapa kru lainnya kembali ke studio. Kalau saja Yui bukan bintang besar, dia tidak akan segan-segan menggunakan ketegasan padanya. Tapi di samping itu, senyuman Yui lah yang mentah-mentah mematahkan keberanian para kru kacangan itu.
"Maaf soal yang tadi." Ucap Yui malu-malu.
"Kau seharusnya kembali ke studiomu. Acaranya pasti live." Melihat bagaimana para kru itu begitu panik mencari Yui. Tapi Yui malah menggeleng.
"Sudah lama kita tidak bertemu, masa baru berjumpa sebentar langsung berpisah?" Yui menaikkan sebelah alisnya. Kemudian ia mengeluarkan handphonenya dan menyerahkan pada Kanata. Kanata menatap benda itu dengan pandangan bertanya.
"Kenapa dengan handphonemu?"
"Tuliskan nomormu dan alamat rumahmu!" pinta Yui dengan nada memerintah, kemudian gadis itu tertawa kecil. "Aku tidak ingin lagi kehilangan koneksi denganmu. Kapan terakhir kali kita bertemu? Sepuluh tahun yang lalu, mungkin? Kau sudah tumbuh begini besar, benar-benar seorang bishounen! Kemana perginya bocah pendek dengan pipi tembam itu? Bahkan kau jauh lebih tinggi dariku sekarang!" ujar Yui sambil mengacak rambut Kanata dengan gemas. Kanata terbelalak dengan perilaku Yui, tapi dia juga tidak menghindar. Semuanya dia hadapi dengan tubuh membatu, persis seperti patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watashitachi no Himitsu
FanfictionKanata Hongo, aktor kecil yang kini sudah berusia 22 tahun. Kehidupannya berjalan lancar dan indah dengan Keiko--teman sepermainannya-- di sisinya. Tak ada yang ganjil, everything is fine. Semua baik-baik saja untuk Kanata, tetapi tidak untuk Keiko...