chapter 2

577 12 0
                                    

Hey, dasar sial, lihat apa yang kau perbuat!”

                Ayame langsung menghadang Keiko ketika dia baru melangkah masuk ke kelas. Seketika perasaan tidak enak merayapi hatinya.

                “Go-gomenesae, tapi, apa yang terjadi?” Tanya Keiko hati-hati.

                “Apa yang terjadi?” Ayame mengulang petanyaan Keiko, “coba lihat, dan bilang apa yang telah terjadi!!!” Ayame menarik baju Keiko dengan kasar dan mendorongnya ke kumpulan anak-anak. Keiko langsung merasa hatinya menciut melihat pulau lebar berwarna pink di lantai dan terkesiap melihat kaos kaki hitam Naporin menjadi pink juga. Dia menduga Naporin menginjak kaleng cat pink ketika dia hendak turun dari tangga.

                “Sudahlah, Ayame, bukan sepenuhnya salah bocah itu.” Naporin mengelap kakinya dengan tissue. Di sampingnya bergeletakkan tissue-tissue kumal bekas cat pink.

                “Hah, kau terlalu membelanya. Jelas-jelas anak baka ini yang sengaja menaruh kaleng cat di bawah tangga. Memangnya kau tidak lihat Naporin sebesar itu sedang naik di atas tangga? Apa kau tidak mikir?!” Ayame menunjuk-nunjuk kepala Keiko dengan kasar. Beberapa anak hanya menonton, anak-anak dari kelas lain juga berhenti di depan 10-1 ikut menonton. Namun grup Yuuko yang paling sadis.

                “Baka! Kau tak pantas masuk kelas ini, tahu? Menambah pekerjaan saja!” Miurin ikut-ikutan juga. Naporin tidak banyak bicara. Dia hanya mengelap sepatunya dari cat pink, lalu beranjak dari tempat itu.

                “Nee, mau kemana kau?” Tanya Ayame.

                “Toilet, membersihkan diri.” Jawab Naporin lalu berlalu, membelah lautan anak-anak yang menonton kejadian itu. Ayame mendengus lalu menatap Keiko yang terlihat siap menangis.

                “Ih, ingin kuremas rasanya!” Ayame mendumel dan beranjak mengikuti Naporin. Kali ini Keiko benar-benar ingin menangis. Sudah disuruh-suruh ini itu, dan baru saja dia ingin pulang bersama Kanata, dia harus menghadapi masalah yang tidak sepenuhnya dia buat sendiri. Padahal pikirnya dia hanya akan menaruh belanjaan dan mengambil tasnya kemudian pulang.

                “Sudahlah. Tak ada gunanya juga memarahi si baka satu ini.” Yuuko mulai angkat bicara. Cowok-cowok seperti tersihir mendengar suaranya. Keiko masih menunduk menatap sepasang kakinya sendiri.

                “Lebih baik sekarang kita pulang, lanjutkan besok saja. Besok tidak ada tugas dari sensei ini, toh.” Lanjut Yuuko. Keiko menatap Yuuko penuh harap. Sebaik itukah dirinya?

                “Nah, ayo pulang semua!” anak-anak masih belum beranjak, beberapa dari mereka curi pandang kea rah Keiko. “Dan Keiko…”

                DEG,Keiko merasa jantungnya hampir keluar dari rongganya ketika Yuuko memanggilnya.

                “Kau tinggal di sini, bereskan cat-cat ini.” Perintah Yuuko sambil tersenyum manis. “Nah, ayo pulang semua! Mata ne, Keiko-chan! Ganbatte!”

Watashitachi no HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang