Chapter 15

240 11 3
                                    

Ok Angelic. (Angelic: fanbasenya Kanata Hongo hohohohoho) jadi USBnya udah ketemu.

Tapi datanya tetep ilang.

Hahahahaha...... (ketawa menghadap angin berhembus) yaudah, karena aku sudah lama tidak meng apdet...kupersembahkan chapter 15 ini. Dengan jalan cerita yang semoga bisa membuat kalian berfangirling.

Oiya, usul dong... ceweknya yang jadi Keiko siapa ya? Karena selama ini saya selalu membayangkan diri saya sendiri HAHA <-- desperado

Gak deng selama ini aku bayangin cewek cantek, putih, rambut panjang, inosen, putih, putih suci deh.

Siapa ya.

Komen yaaa buat usulnyaa, nanti aku dedicated next chapter buat yang usulnya kupilih mwehehhehehe SELAMAT MEMBACA! <3

----------------------------------------------------------------------------

    Apa sih yang dipikirkan oleh Keiko? Ketika Naporin bertanya tentangnya akan Yamada, dadanya langsung terasa sesak. Sekarang gadis itu tengah berlari pulang, tak perduli dengan jalanan yang licin karena salju baru turun tadi pagi. Dia juga tidak perduli dengan angin dingin yang menampar pipinya, membuat kulitnya yang pucat nampak semakin memucat karena kedinginan.

    Aku harus bertemu dengan Kanata, batin Keiko dalam hati. Entah mengapa di dalam dirinya dia seakan memiliki sebuah dorongan untuk bertemu pemuda itu. Semoga saja Kanata libur hari ini. Keiko setengah mati ingin menyelamatkan perasaannya yang mulai kacau karena pertanyaan Naporin dan gadis- gadis tadi di toilet.

    "Pacarku adalah Kanata Hongo." sedari tadi mulut Keiko komat-kamit melontarkan kalimat itu, seakan dia sedang mengingatkan dirinya sendiri.

    Dengan hati riang Nakagawa menggoes sepeda birunya. Walau udara cukup dingin tapi pemuda itu masih merasa senang karena berhasil memainkan lagu Find You-nya Zedd dengan biolanya. Teman-teman sekelasnya sangat terpukau melihat permainannya. Kebetulan tadi memang penilaian musik. Setiap siswa harus memainkan alat musik yang dikuasainya dan membawakan satu lagu. Nakagawa kembali tersenyum mengingat seluruh kelas sontak bertepuk tangan ketika dia usai menggesek nada terakhir di biola putih kesayangannya. Dia merasa seperti artis saja tadi.

    Ketika melewat gang yang mengarah ke rumah Keiko, Nakagawa sontak memelankan goesannya. Apakah gadis itu sudah pulang? Batinnya. Muncul keinginannya untuk mampir ke rumah Keiko, namun Nakagawa tidak tahu apakah gadis itu sudah pulang sekolah atau belum. Atau mungkin sudah pulang... tapi ada Kanata. Nakagawa belum siap untuk melihat pemuda itu. Jika bertemu Kanata sekarang dia ingin sekali menggebuk muka congkak Kanata dengan tas biolanya.

    Akhirnya Nakagawa memutuskan untuk pulang saja, tapi baru saja dia ingin menggoes, sebuah tubuh mungil yang dibaluti mantel merah terlihat tengah berlari menuju gang Keiko. Butuh beberapa saat untuk Nakagawa menyadari jika gadis itu adalah  Keiko! Tanpa pikir panjang, Nakagawa langsung menggoes sepedanya untuk mengejar Keiko.    

"Duh, cepet banget sih larinya!" Nakagawa segera bersiap meneriakkan nama gadis itu, tapi apa yang terjadi berikutnya segera membuat Nakagawa menelan suaranya. Saking kagetnya pemuda itu langsung mengerem sepedanya hingga dia hampir tergelincir karena jalanan yang licin. Terlambat bagi Nakagawa untuk menjaga keseimbangan, kini pemuda itu jatuh dari sepedanya. Sontak Keiko yang tengah memeluk Kanata langsung menoleh karena suara gaduh yang ditmbulkan Nakagawa.

    "Nakkun?" seru Keiko dengan mata menyipit dan beranjak untuk membantu pemuda itu bangun, tapi tangannya segera ditahan oleh Kanata. Pemuda itu menatap Keiko dengan pandangan marah.

Watashitachi no HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang