Chapter 7

10.9K 423 6
                                        

Aku kaget disaat dirinya tiba-tiba sudah berada di dalam rumah. Ia menyambutku dengan penuh senyum. Kenapa dan ada urusan apa ia datang kemari? Tak ingat kah ia waktu itu sudah ku peringatkan untuk tidak mendekati ku lagi.

"Eh rinal, lo disini?" Ucap jeje yang baru saja masuk

"Iya, gue ada perlu sama ve"

Aku menatap nya nya penuh keseriusan. Perasaan ku antara tidak suka dan bahagia. Kenapa harus terbagi dua perasaan ini. Aku sama sekali tak bisa mengatur kedua perasaan ini. Jangan biarkan aku menyesal untuk yang kedua kali nya

"Hm ya udah, gue ke dalam dulu yah" ucap jeje lagi langsung meninggalkan ku berdua dengan rinal di ruang tamu

"Ada apa?" Tanya ku kemudian langsung duduk namun jauh dengan jarak duduk nya

"Aku ingin bicara ve"

"Mau bicara apalagi, aku udah muak dengan semua ucapan mu"

"Ve~ jangan seperti itu, aku serius untuk hal ini"

Aku menatap matanya yang berubah menjadi sayu dan tampak penyesalan di dalam sinaran bola matanya. Hati ku tiba-tiba saja terhenyuk sakit. Tapi ego ku sama sekali belum bisa ku kendalikan dengan sempurna.

"Aku tak yakin dengan keseriusan mu, sudah banyak kesakitan yang kamu kasih ke aku nal! Dan sekarang kamu datang dengan mudah nya meminta aku untuk kembali. Itu ngak mungkin!"

"Ayolah ve, beri aku satu kesempatan lagi"

Hanya bisa terdiam dan bingung apa yang harus aku lakukan. Masih tak bisa lepas dari pikiran ku dimana saat itu ia menolak anak ini begitu saja dan mengatakan bahwa ini bukanlah anak nya. Ia malah menuduhku berbuat dengan pria lain.

"Aku akan bertanggung jawab ve"

"Bertanggung jawab? Apa kamu lupa? Kamu yang bilang sendiri bahwa anak ini bukanlah anak mu!"

"Maafkan aku ve, aku ngak bermaksud buat berkata seperti itu"

"Jangan harap semua akan kembali seperti semula nal~"

"Ve?"

Aku terdiam disaat ucapan itu tiba-tiba saja terlontar dari mulut ku ini. Dan terasa tiba-tiba saja perut ku menjadi sakit, membuat ku sedikit mengeram. Aku sembunyikan wajah ku menahan sakit dari rinal. Aku tau bayi yang ku kandung ini sangat menginginkan ayah nya. Tapi bagaimana? Ego ku sama sekali belum bisa ku kendalikan.

Sungguh ini diluar dugaan ku. Rinal datang meminta semuanya, dan aku dengan mudah menolaknya. Disaat itu pula bayi ini menginginkan Rinal. Aku mengeram sakit, ku kerat lengan kursi ini. Aku sedikit menunduk dan sesekali mengatur napas. Mungkin saat nya aku harus melawan ego ku. Ini permintaan bayiku.

"Ba-ba-baiklah~" ucapku terbata

"Ve?"

"Aku akan beri kamu satu kesempatan lagi" ucapku lagi dengan keyakinan

"Kamu serius ve? Aku janji, aku pasti akan Kasih yang terbaik buat kamu" jelas nya semeringah
Aku hanya melirik nya sedikit. Dan seketika rasa sakit ini hilang secara perlahan. Aku sedikit menghela napas pelan sambil mengelus perut ini.

"Mama sudah mengabulkan permintaan mu, sekarang bantu mama untuk menerima kembali ayah mu secara penuh" batin ku

"Sudah malam, sebaiknya kamu pulang. Aku mau istirahat"

Ia kemudian tersenyum kearah ku dan mengangguk mengerti. Ia pun langsung berdiri kemudian berpamitan padaku. Aku hanya tersenyum membalas ucapan selamat malam nya itu. Tak lama sosoknya hilang dari hadapan ku. Tanpa tersadar air mataku menetes membasahi pipi ini.

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang