Chapter 22 (END)

21.7K 551 29
                                    

Tak butuh waktu lama untukku mencoba kembali menerima nya. Sebulan setelah dirinya keluar dari rumah sakit, dengan keyakinan nya itu datang menemui ku untuk meminta ku menikah dengan nya. Saat itu aku tak bisa berkata-kata selagi aku masih di miliki oleh mama.

Aku memintanya untuk menemui mama sebagai tanda ia benar-benar ingin menikahi ku. Tak hanya dirinya, aku yang selama ini telah membohongi wanita yang selama ini merawatku memberanikan diri untuk menceritakan semuanya. Tentu dengan perasaan berdebar aku duduk di hadapan nya sambil tertunduk pilu

"Maafin ve, ma. Semua salah ve ngak bisa menjaga nya" lirihku dengan tatapan basah menatap mama

Mama hanya terdiam dengan linangan air mata membasahi pipinya. Bahunya terlihat naik turun dengan napas yang tak beraturan. Sungguh aku benar-benar menyesal, kini aku telah menghancurkan kepercayaan mama, matanya pun tak ingin melihatku.

Dia, Rinal yang kini berada duduk di sebelahku sambil menggenggam erat kedua tanganku. Ia mencoba memberikan ku kekuatan.

"Saya yang salah tante, hukum saya jika itu syarat yang harus saya jalani"

"Kau menyesal setelah melakukan nya, dan kini dengan mudah kau meminta anak saya!" balas mama dengan nada terdengar kasar

"Ma?!" balasku

"Rinal ingin bertanggung jawab ma!" lanjutku

"Iya tante, saya mengaku salah. Saya menyadari kesalahan saya selama ini, maka dari itu saya ingin menikahi anak tante"

Mata yang sama sekali tak melihat ku sedari tadi itu kini terlihat teduh. Dengan gerakan kepala yang pelan mata mama mengarah kearah dimana gracia duduk sambil memainkan boneka kesayangan nya. Aku menyadari hal itu seketika mengikuti tatapan mama yang sayu

"Dia ingin merasakan Kasih sayang seorang nenek" ucapku sambil mengusap Puncak kepala gracia

Dengan tanpa ku sadari mama seolah bergerak mendekat kearah dimana gracia duduk. Matanya semakin teduh dan sayu. Ujung bibir nya seakan perlahan bergerak dan membentuk sebuah senyuman kecil.

Kini tak ada jarak diantara mama dan gracia. Mama dengan leluasa mengelus pipi cucu nya itu dan mengusap-usap kepalanya. Aku seketika tersenyum dan tanpa tersadar sudah menitihkan air mata. Tak ku sangka mama akan benar-benar menerima gracia.

"Kamu cantik sayang~" ucap mama pelan

"Ve?" panggil rinal pelan

Saat itu juga aku langsung menggenggam tangan rinal sangat erat. Dengan perasaan bahagia aku kemudian tersenyum kearah rinal yang masih merasa tak percaya dengan sikap mama yang kini telah mejadi luluh.

"Benar kalian akan menikah?" tukas mama saat itu juga tanpa menatap ku dan rinal

"Hummpp... Be-be-benar tante" balas rinal

Kemudian mama berdiri dan menatap ku dan juga rinal dengan tatapan yang tak dapat di jelaskan. Mama berjalan pelan mendekat kearah kami berdua dan seketika mengambil masing-masing lengan ku dan rinal kemudian ia satukan. Aku dan rinal hanya menatap heran sambil menatap tangan kanan ku dan rinal sudah di genggam oleh mama

Tak lama ia tesenyum manis dan... "Menikah lah karena ini sudah waktunya, mama ngak mungkin menolak pernikahan kalian dan menjauhkan gracia dari ayah biologis nya"

"Ma-mama?" lirihku

"Rinal, jaga ve baik-baik. Jangan pernah sakitin dia lagi" tukas mama tegas pada Rinal

"Oh si-si-siap tante!"

"Mama ngak tau lagi harus berbuat apa karena ini sudah terjadi, jalan terbaik tentunya kalian harus menikah demi menghilangkan pikiran buruk orang-orang banyak"

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang