Chapter 17

8K 360 7
                                        

Kelahiran Gracia adalah sesuatu yang berharga buatku. Kini aku tidak merasa kesepian dan sedih lagi kala hati ini masih terasa sakit karena penghianatan seorang pria yang dulu sangat kucintai itu. Sirna sudah semua rasa Cinta untuknya, saat ini rasa Cinta itu hanya untuk anak ku yang cantik dan lucu ini.

Memilih menjauh dan tak ingin lagi menemuinya, aku akhirnya mengambil keputusan untuk meninggalkan kota Jakarta ini dan menetap sementara waktu di Singapura. Menenangkan pikiranku dan hanya ingin merawat bayiku hingga ia tumbuh cukup besar.

°
°
°
°
°

~3 Tahun Kemudian~

"Kita mau kemana ma?" Tanya nya dengan sedikit terbata berlari kearahku yang sedang packing

"Kita akan pulang, mau ketemu aunty jeje kan?"

"Hm..." balas nya mengangguk

Saat itu aku langsung tersenyum dan memeluk tubuhnya yang kini terlihat semakin tinggi.

Waktu tak terasa berjalan begitu cepat. Tiga tahun berlalu semenjak aku memilih menenangkan diri di negeri orang. Bertahun-tahun bukan waktu yang baik untuk dijalankan, gracia terlihat tak bahagia tinggal di Singapura. Jeje pun tak terlalu sering mengunjungi ku karena memang kerjaan cukup padat.

Perasaan ku kini pun sudah tenang dan siap untuk menjalani setiap kehidupan ku bersama gracia. Melupakan masa lalu dan mengubur dalam-dalam apa yang dulu pernah terjadi.

Penerbangan yang tak memakan waktu banyak akhirnya aku tiba di bandara internasional soekarno-hatta. Hiruk pikuk bandara sangat terasa, sangat ramai karena hari ini adalah weekend. Ku genggam tangan gracia erat sambil keluar dari bandara dan menuju kerumah jeje.

Akhirnya aku tiba di rumah dimana aku mempertahankan segala apa yang telah aku dapat selama ini. Rumah jeje, sahabat terbaikku yang terus mendukung ku dalam segala hal. Ku tatap penuh rumah ini kala tiba di depan rumah, aku kembali dan mengisi kehangatan dirumah ini

"Aaaaakk akhirnya kalian kembali jugaaaa...." teriak jeje saat aku dan gracia masuk ke dalam rumah

"Aunty jeje~" teriak gracia semeringah sambil mengejar jeje yang berada di hadapan nya

Aku hanya tersenyum lebar menatap kebahagiaan gracia. Tak salah aku memilih kembali ke Jakarta, gracia terlihat lebih bahagia. Ini membuat tenang dan senang. Meski ada perasaan ragu saat aku memilih kembali, karena aku yakin Rinal pasti akan mencariku.

"Rumah mu tak beda jauh dari yang dulu je"

"Hm gue males renovasi ve, tapi gue sengaja renovasi bagian diatas untuk ruang bermain nya gracia"

"kamu benar-benar realisasiin itu je?"

"Oh iya dong, gue kan udah janji sama gre"

Jeje saat itu langsung menggendong gracia menuju ruangan yang sengaja ia renovasi. Aku pun mengikutinya dan ingin melihat hasil dari yang selama ini ia bicarakan padaku. Jeje terlihat begitu niat hingga membuat ruangan ini benar-benar menjadi tempat bermain anak, aku sampai tercengang merasa tak percaya.

"Gre suka?" Tanya jeje

"Hm..." balas gracia mengangguk kemudian berlari ke tempat kumpulan boneka lucu

"Je?" Panggil ku membuatnya mendekat kearah ku

Saat ini aku tak tau lagi harus bilang apa pada jeje. Sudah banyak yang ia berikan padaku, segala yang ia miliki terus saja untukku. Tempat bermain ini, sungguh membuat mata ku tak bisa menahan air mata hingga akhirnya menetes di hadapan nya

"Lo kenapa nangis ve?"

"Hm... ngak, aku cuma terharu aja"

Saat itu juga jeje langsung memelukku sangat erat. Bagaimana aku bisa membalas semua kebaikan yang selama ini ia berikan padaku. Tak terhitung berapa banyak nya itu, aku berjanji, disaat apapun aku akan membantu jeje meski harus berhubungan dengan nyawaku.

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang