Dua malam aku lewati dengan perasaan tak tenang. Setiap menit aku selalu menatap layar ponsel yang mungkin sekiranya ia menghubungi ku. Entah apa maksud nya ini, ia sama sekali tak menghubungi ku. Aku merasa ada yang aneh.
"Yaelah, ntar dia hubungi lo, ve, ngak usah khawatir gitu" seru jeje datang sambil membawa buah-buahan untuk ku
"Ck! aku ngak tenang je, dia sampai sekarang belum menghubungi ku"
"Mungkin dia sedang sibuk, mending lo sini deh makan nih buah"
"Ngak mood!"
"Hm....oiya kata dokter Rina kemarin lo harus banyak jalan bukan banyak bengong"
"Iya iya tau, ini kan lagi jalan"
"Apaan? Mondar-mandir doang"
Sebenarnya apa yang sedang ia lakukan disana? Aku merasakan ada sesuatu yang tak enak. Sesuatu yang akan terasa sangat menyakitkan. Aku sama sekali tak bisa berpikir tentang apa yang akan terjadi. Kenapa setelah hari ia melamarku sosoknya malah menghilang begitu saja.
Disaat aku sedang memikirkan rinal entah apa yang ia lakukan di luaran sana seketika saja ponsel ku berdering. Ku lihat layar ponsel ku itu dengan tatapan tak percaya. Bukan seseorang yang sedang ku harapkan saat ini, melainkan wanita yang sudah menjaga ku betahun-tahun. 'Mama', ya tertulis indah di layar ponsel ini. Aku kaget saat itu juga, entah kenapa mama lebih dulu menelfon ku.
"Je? Mama nelfon!"
"Huh? Yang bener lo, ve?" Balas nya kaget langsung mendekati ku dan meliht layar ponsel ku
Aku dan jeje saat itu juga saling bertatap tak percaya. Kenapa mama tiba-tiba saja menelfon ku dalam keadaan seperti ini. Keringat dingin pun menghantui ku, jantung ku pun malah berdegub kencang.
"A-a-angkat ve~"
"ta-ta-tapi je...."
"Mungkin ada sesuatu hal yang penting"
"Huh?" Balas ku gemeteran memegang ponsel ku yang sedari tadi berdering ini
"Ayo angkat~"
"Aduuh aku ngak berani, kamu aja~" pinta ku langsung memberikan cepat ponsel ini pada jeje
"Huh? Kok gue? Inikan nyokap...." balas jeje seketika itu juga ponsel ini berhenti berdering
Saat itu juga aku dan jeje sedikit lega dan masing-masing saling menghela napas pelan. Namun baru jeda sekitaran 1 menit ponsel ku kembali berdering dengan nama di layar ponsel 'Mama'.
"mama nelfon lagi ve~" ucap jeje yang saat itu masih memegang ponsel ku
"Ini ini lo angkat!" Ucapnya lagi langsung memberikan ponsel itu padaku
"eee... angkat nih?" Tanya ku ragu
"Hm..." balas jeje mengangguk
Dengan gemeteran jempol ku perlahan mencoba menekan tombol berwarna hijau itu. Sungguh perasaan ku semakin berdebar hebat.
"Aduuh perut ku jadi mules je~"
"Aaakkh~~~ tahan dulu! Buruan angkat!"
tanpa berpikir panjang lagi dengan cepat aku jawab telfon itu dan menyambut mama dengan suara manja ku
"Halo ma~"
"Kamu kemana aja? Kok baru diangkat?"
"Oh tadi ve lagi di kamar mandi. hm ada apa ma?" Tanya ku
"Gini, rencana nya besok mama mau ke jakarta. Mau ketemu kamu, mama kangen"
"Huh? Jangan ma!" Jawab ku begitu saja tanpa berpikir
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Benci
General Fiction[COMPLETED] Kini hanya tinggal rasa penyesalan yang ada di benak Ve. Bagaimana tidak, entah kenapa ia bisa jatuh kedalam perlakuan yang sungguh ia hindari. Kesalahan terbesar membuatnya harus berani mempertahankan semuanya. Rinal sang kekasih pun m...