Chapter 8

9.5K 394 7
                                    

Aku sedikit kaget disaat jeje berteriak menghentikan perdebatan dua orang yang aku anggap sedang aneh ini. Jeje begitu terlihat kesal, tampak pada mata nya yang berubah menjadi membelalak besar

"Kalian berdua apa-apaan sih?" Tukas nya kini sedikit tenang

"Kalian mau ikut kita? Huh?" Lanjutnya lagi

"Gue mau ikut je, gue mau nemenin ve" balas rinal cepat

"Gue juga je" balas bastian pun cepat

Kini perdebatan aneh itu terjadi kembali dan membuat ku semakin pusing, tak tau lagi harus berbuat apa. Namun tak lama jeje kembali berteriak dan membuat rinal dan bastian terdiam. Wajah mereka terlihat takut disaat jeje tiba-tiba mengambil heels yang ia pakai itu untuk di pukul kearah dua pria ini

"Lo berdua diam ngk?!"

Kemudian jeje mengendus perlahan dan kini ia terlihat tenang. Aku hanya mengelus punggung nya untuk memberikan ketenangan lebih.

"Kalian berdua boleh ikut, tapi ingat! Jangan berdebat seperti anak kecil lagi. Atau kalian berdua gue larang temui ve lagi. Paham lo berdua?"

Aku kaget disaat jeje mengatakan bahwa ia mengizinkan bastian dan rinal untuk ikut bergabung.

"Je? Kok kamu?"

"Udah ve, tenang aja~" jelas nya santai kemudian langsung menarik lengan ku menuju mobil

Kini mobil pun melaju menuju mall. Dua mobil warna hitam dengan merek yang berbeda tengah mengikuti kemana arah mobil ku melaju. Jeje di balik stir nya itu malah tertawa geli sesekali melihat kaca spion dalam nya itu yang mengarah ke luar

"Kenapa kamu ajak sih?"

"Ve, ini strategi tauk"

"Strategi apa sih?"

"Lo ngak lihat apa? Dua pria itu sedang memperebutin lo. Gue ngajak mereka cuma mau mastiin seberapa serius nya mereka sama lo"

"Tapi haruskah mereka berdua? Satu-satu kan bisa?"

"Kalau satu-satu lo sulit untuk memilih ve, ini waktunya lo melihat keseriusan mereka" ucap jeje menatap ku serius

Aku langsung tertegun mendengar ucapan jeje itu. Apa benar? Inikah saat nya aku mulai untuk memilih siapa yang harus ku terima. Tapi, aku belum memiliki sesuatu yang sangat membuat ku percaya pada mereka berdua. Aku hanya terus terdiam hingga akhirnya tanpa tersadar aku dan jeje sudah sampai di basement mall.

"Berasa lagi di jaga sama bodyguard ya?" Ketus jeje berbisik kearah ku

"Apaan sih?"

Aku jadi merasa canggung dan tak enak disaat mereka berdua berjalan di belakang ku seperti ini. Aku menoleh kebelakang melihat bastian dan rinal yang begitu sangat serius ingin mendapatkan ku. Aku merasa bingung, kenapa aku harus merasakan Cinta segitiga seperti ini?

Tak beberapa lama berjalan aku dan jeje memilih masuk ke tempat penjualan pakaian wanita. Sangat beruntung nya kami datang disaat diskon pakaian besar-besaran. Aku dan jeje terus memilih pakaian, sedangkan bastian dan rinal tengah terpisah saling melihat beberapa baju.

"Apa yang sedang mereka lakukan je?" Bisikku

"Mungkin dia mau beli baju"

"Yang bener aja mereka beli baju cewek"

"Ve, masa lo ngak peka sih. Ya baju buat lo lah pftt"

Terus tediam pada setiap ucapan jeje itu. Aku tak tau bagaimana aku harus bersikap terhadap mereka. Tak ku pusingkan hal itu, aku kembali mencari pakaian yang ku sukai dan melupakan dua pria itu.

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang