[tujuh]

9 5 0
                                    

"Udah dong ngambeknya, kan udah dibeliin ice cream tuh". Rendi terus saja membujuk Raya, Raya tetap saja bete. Setelah acara kejar-kejaran dirumah Raya disinilah mereka berada, di taman dekat rumah Raya.

Raya terus menjilat ice crem-nya dengan wajah cemberut.

"Au ah lo rese terus sih".

"Aduh Ray lo gak cantik tau gak kalau ngambek kaya gini".

"Berarti kalau gue gak ngambek gue cantik dong ?". Tanya Raya penuh harap.

"Enggak! Tetep aja jelek hahaha". Kali ini kesabaran Raya sudah habis, dia memukul Rendi sekeras yang dia bisa.

"Ray udah Ray ampun dehh". Nyerah Rendi.

"Gak akan, gue udah murka banget sama lo!!!!". Raya terus saja memukul Rendi. Tiba-tiba pergerakannya melemah dan terhenti.

"Ray lu kenapa ?". Tanya Rendi bingung, Rendi kemudian mengikuti arah pandangan mata Raya. Dan yak! itu yang membuat Raya bengong, dibangku taman sebrang Arya sedang duduk santai dengan seorang perempuan.

"Ren itu perempuan yang waktu itu kita liat di cafe kan ?". Raya akhirnya bersuara setelah terdiam beberapa detik.

Rendi mengalihkan pandangannya dari Arya dan kembali menatap Raya.

"Kayaknya sih iya, kenapa emang ?".

"Gapapa, pulang yuk capek gue". Raya mulai bete, enggak! Lebih tepatnya dia sakit hati, gimana gak sakit hati ? semalam Arya sosweet banget sama dia, lah sekarang dia malah asik-asikan sama cewek lain. Raya cemburu !.

"Ray ?". Panggil Rendi.

"Apa ?". Balas Raya sewot sambil melangkahkan kakinya keluar taman. Rendi dengan cepat menyusul Raya.

"Wey nyantai bu, lo cemburu ? Ray lo beneran suka sama Arya ?". Tanya Rendi memastikan, karena dia merasa aneh dengan sikap Raya yang berubah.

Raya menghentikan langkahnya dan menghembuskan nafasnya kasar.

"Apasih gak jelas lo, gue mau pulang. Lo mau disini aja apa mau ikut gue pulang ?". Kali ini Raya benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya.

"Yaudah iya iya kita pulang". Jawab Rendi pasrah.

Ketika mereka sudah sampai dirumah Raya, Rendi memutuskan untuk langsung pulang, dia tidak ingin berhadapan dengan Raya jika Raya sedang emosi seperti itu. Pasalnya Raya akan melampiaskan emosinya pada siapa saja yang ada didekatnya. Karena Rendi masih ingin hidup, jadi dia memutuskan untuk pulang.

***

"Sumpah demi gerobak bakso pinggir jalan gue bete, kesel, marah, cemburu ? jelas! Siapa juga yang gak cemburu liat orang yang kita suka jalan sama cewek lain ? Kasian kan Rendi jadi gue marah-marahin, oh Rendi maafkan sahabatmu yang cantik ini". Raya terus berjalan mondar-mandir dikamarnya dengan mulut yang terus saja menggerutu.

Raya berjalan menuju tempat tidurnya kemudian berjongkok untuk mengambil sesuatu dibawah tempat tidurnya. Kotak berwarna biru itu masih terlihat rapih. Raya kemudian duduk di tempat tidurnya dan membuka kotak biru itu untuk yang kesekian kalinya. Kotak itu berisi photo-photo dan barang-barang couplenya dengan sahabatnya waktu SMP Tania, dan cairan bening itu kembali membasahi pipi Raya.

"Tan, aku kangen banget sama kamu, kamu kangen gak sih sama aku ?". Tanyanya pada photo yang dia pegang. Disana ada Raya dan Tania yang lagi duduk diayunan, dan Rendi yang lagi megang tali ayunannya. Mereka bertiga bersahabat baik, dan kini Tania sudah meninggalkan Raya dan Rendi untuk selamanya.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang