[sembilan]

8 5 0
                                    

Tettttttt.... Bel sekolah pertanda proses belajar mengajar selesai telah berbunyi, berbunyi begitu merdu ditelinga para siswa.

"Duluan Ren..". Bayu menepuk pundak Rendi dan hanya dibalas dengan anggukan singkat.

"Out yuk Ren, bete gue". Aldi yang duduk disebelah Rendi sudah beres membereskan barang-barang sekolahnya.

"Gak bisa, gue ada latihan basket, duluan Al". Balas Rendi dan langsung pergi keluar kelas. Aldi hanya mendengus kesal lalu ikut keluar kelas.

"Rendiii!!!!!!".

Baru saja Rendi akan menuruni anak tangga dan teriakan seseorang membuat Rendi menghentikan langkahnya.

"Hah heh hoh". Seseorang yang kini sudah berada didepan Rendi sedang mengatur nafasnya kasar. Rendi memicingkan matanya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Capek gue...". Seseorang itu kini duduk diatas tangga dan meluruskan kakinya.

"Siapa suruh lari-lari". Ucap Rendi masih tetap berdiri kokoh dan melepas sebelah headset yang menggantung ditelinganya.

"Ya elo sih dipanggil gak nengok-nengok, capek kan gue ngejar-ngejar lo". Balasnya sewot.

"Gak denger". Balas Rendi santai.

"Makanya tu kuping jangan ditutupin pake headseat terus, budek!".

"Udah deh jangan sewot gitu, mau apa lo ?".

"Gue nebeng balik yah ?". Raya menatap Rendi dengan tatapan memohon. Raya yakin kalau Raya seperti ini Rendi gaakan bisa nolak.

"Tapi gue mau latihan basket dulu, lo gapapa nungguin ? baliknya sore loh".

Raya tampak berpikir sebentar kemudian dia menganggukan kepalanya cepat.

***

"Tungguin disini, jangan kemana-mana". Pesan Rendi yang sudah selesai berganti pakain menggunakan seragam basket, kemudian Rendi langsung berlari ke lapangan.

"Kalau bukan karena mau liat Arya yang juga latihan basket gue mending pulang sendiri naik ojeg". Gerutu Raya kesal. Raya mengedarkan pandangannya kesuluruh ruangan basket. Raya sempat kaget ketika melihat banyak siswa-siswi terutama siswi perempuan yang menonton latihan ini, padahal cuma latihan kenapa harus ditonton ? dengan hebohnya mereka meneriaki pemain basket sambil mengangkat-ngangkat kertas bertuliskan nama pemain basket.

"Semangat kak Rendi".

"Yaampun Rendi ganteng banget".

"Rendiiiiiiiii semangattt".

"Lirik dede bang Rendiiii".

Kurang lebih seperti itu teriakan-teriakan yang Raya dengar, Raya hanya memutarkan bola matanya mengisyaratkan 'Alay'.

" Rendi banyak juga ya fansnya. Emang sih dia ganteng, tapi kalau mereka semua tau kelakuan Rendi yang asli gue yakin mereka langsung pada lari kocar-kacir ninggalin Rendi. Apalagi Rendi yang so cool". Raya kembali menggerutu.

"Ngomong-ngomong Arya mana ya ?".

Mata Raya terus menyapu seisi ruangan basket, pandangannya terhenti ketika melihat seseorang yang berlari mengenakan seragam basket sambil menenteng tasnya.

'Sepertinya Arya telat'.

Setelah menaruh tasnya asal, Arya berlari ke lapangan dan ikut bergabung dengan yang lainnya. Suara teriakan siswi-siswi semakin kencang ketika Arya masuk kelapangan.

"Hadeuh alay". Decak Raya sambil memutar kedua matanya lagi.

Tiba-tiba ide gila pun muncul dikepala Raya, dengan cepat Raya membuka tasnya, menyobek kertas dan mengambil spidol.

"Ah jadi juga". Raya menatapa kertas yang bertuliskan 'ARYA SEMANGAT' dengan senyum mengembang dibibirnya. Raya langsung mengangkat kertas itu, menarik napasnya panjang dannnn "ARYA SEMANGAT" teriak Raya kencang sambil menutup mata. Perasaan tadi Raya bilang mereka alay, tapi kenapa Raya ikut-ikutan ?. Arya melihat Raya tersenyum sambil mengangkat jempolnya. Raya pun kembali tersenyum untuk membalasnya.

'Arya please senyumnya jangan kelewatan kayak gitu'. Guman Raya takjub.

Kemudian mata Raya beradu pandang dengan mata itu, beberapa detik berlalu kemudian Rendi membuang pandangannya. Raya terdiam, Raya merasa seperti ada yang berbeda dari tatapan Rendi.

Akhirnya latihan pun selesai, kini Rendi sudah berada disamping Raya dengan merebahkan badannya dan berusaha untuk mengontrol nafasnya dengan keringat yang bercucuran diwajahnya.

"Nih". Raya menyodorkan tissue.

"Thanks". Rendi mengambil tissue itu dan mengelap keringatnya.

"Nih". Ucap Raya lagi sambil memberikan beberapa botol minuman, Rendi menatap botol-botol minuman itu heran, kemudian dia mentapa Raya dengan tatapan bertanya.

"Tadi fans lo nitipin ini ke gue". Raya menjelaskan. Rendi hanya mengangguk sedikit dan mengambil salah satu botol minuman itu kemudian meneguknya tandas.

"Haus banget bang". Ledek Raya dan hanya dibalas dengan tatapan datar Rendi.

"Yuk balik". Rendi mengambil tasnya lalu berdiri dan berjalan keluar ruangan basket, Raya sempat terdiam beberapa detik.

'Tuh kan dia aneh, Rendi kenapa sih ? ada masalah ? perasaan tadi baik-baik aja deh'.

Dengan segera Raya ikut mengambil tasnya dan berlari kecil mengejar Rendi. Saat Raya berpapasan dengan Arya, Raya hanya tersenyum yang juga dibalas senyuman oleh Arya.

"Hati-hati". Ucap Arya pelan, Raya hanya mengangguk dan kembali mengejar Rendi yang sudah berada didalam mobilnya.

"Rendi ish lo jalan cepet banget sih". Sembur Raya ketika sudah masuk kedalam mobil Rendi sambil mengatur nafas pelan.

"Lo aja yang lelet". Balas Rendi dingin. Kemudian dia melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, tidak ada yang membuka pembicaraan. Ini untuk yang pertama kalinya Raya dan Rendi saling diam seperti itu. Raya terus berusaha mengingat apa saja yang dia lakukan disekolah tadi, siapa tau Raya melakukan kesalahan tanpa Raya sadari iya kan ? tapi tetap saja Raya merasa semuanya baik-baik saja.

"Udah nyampek". Ucap Rendi yang membuat Raya tersadar dari lamunannya. Raya melirik kesekitar, benar saja kini mereka sudah sampai didepan rumah Raya.

"Thanks Ren". Ucap Raya sebelum membuka pintu mobil, Rendi hanya mengangguk dan tersenyum tipis sangat tipis bahkan tidak terlihat. Setelah Raya keluar dari mobil Rendi, Rendi langsung pergi begitu saja.

"Dia kenapa sih ?". Ucap Raya kesal sambil menghentakan kakinya lalu masuk kedalam rumahnya.



Hoolahoooppp~

Gimana ? Vote dan Comment yah^^

Ohiya selain gue nulis cerita ini disini, gue juga nulis dan share cerita ini diblog gue di www.nurajijahhh.blogspot.com

XOXO

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang