***
"Kalau jalan tuh pake mata !!".
"Sorry banget gue gak sengaja". Rendi membantu perempuan itu berdiri.
"Lagian kan jalan pake kaki bukan pake mata". Sambung Rendi lagi. Perempuan itu mendengus kesal lalu membersihkan bajunya yang kotor terkena minuman.
"Minuman gue, baju gue, lo tuh---".
"Gue ganti". Rendi menarik tangan perempuan itu menuju salah satu bangku kosong.
"Nih". Rendi membawa segelas minuman.
"Loh ko ? gue gak suka coklat".
Rendi menghembuskan nafasnya kasar, lalu menatap perempuan itu tajam. Perempuan itu berusaha menelan salivanya dalam-dalam. Jangan main-main dengan tatapan Rendi.
"O-oke gue minum". Mau tidak mau perempuan itu meminum minumannya. Rendi masih menatap perempuan itu tajam.
"Gue udah minum ini, gue minum lagi ya ini nih liat nih". Perempuan itu berusaha meminum minumannya tandas, sesekali dia hampir memuntahkan minumannya.
"Gue kok kayak pernah liat lo, tapi.... gue lupa".
"Uhuk-uhuk". Ucapan Rendi membuat perempuan itu tersedak.
"Ah gue inget, lo ceweknya Arya kan ?".
"Mantan". Ralat perempuan itu sambil membersihkan mulutnya dengan tissue.
"Lo pernah liat gue dimana ?".
"Di Cafe deket sini, di taman juga".
Perempuan itu hanya ber-oh ria.
"Gue Reina". Perempuan yang tak lain adalah Reina itu mengulurkan tangannya.
"Rendi". Balas Rendi datar tanpa membalas uluran tangan Reina.
"Nyet!". Umpat Reina kesal dan pelan.
"Gue denger".
"Eh ? em—lo kenal Arya ?". Tanya Reina gelagapan mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Dia pacar sahabat gue".
"Sia—".
"Raya". Potong Rendi sambil terus fokus memainkan handphone-nya.
Reina kembali mendengus kesal melihat sikap Rendi yang menyebalkan. Sejurus kemudian dia mengingat sesuatu.
"Eh tunggu, Raya Ayu Cantika ?".
"Loh, lo tau ?". Tanya Rendi bingung.
"Ya jelas gue tau, orang Arya pernah..... eh enggak".
"Apa ?". Tanya Rendi dengan tatapan yang mengintimidasi.
"Aishhh berhenti natap gue kayak gitu". Reina menutup matanya frustasi.
"Jawab gue".
"Gue gak mau".
"Jangan cari masalah sama gue". Tekan Rendi.
"Ah sial, tapi lo harus janji jangan bawa-bawa gue nantinya". Reina mencoba menatap Rendi lagi.
"Ngapain juga gue bawa-bawa lo". Balas Rendi cuek namun tajam.
"Monyet banget lo".
"Frontal banget lo".
"Set---- heuhhh sabar Reina sabar. Mau gue ceritain dari mana ?".
"Dari awal".
"Langsung ke intinya aja lah".
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Teen FictionJika kita mencintai seseorang yang salah, siapakah yang harus disalahkan ? Dirikita sendirikah ? Atau cinta ? Apakah ada aturan tersendiri jika kita ingin mencintai seseorang ? Adakah hal-hal yang melarangnya ? Apakah cinta sejati itu selalu mengal...