Dipojok kanan depan sedang berlangsung acara gosip yang dipandu oleh Riri si Ratu Gosip SMA Mutiara, di pojok depan kiri sedang berlangsung siraman rohani yang di pandu oleh Tegar si alim berkacamata, dipojok kanan belakang yang dihuni oleh anak-anak badboy yang sedang asik melempar-lempar kartu remi dan di pojok kiri ada Aldi yang sedang duduk sambil menenggelamkan wajahnya di kedua lipatan tangannya, ada juga Bayu yang sedang konser diatas meja, dan Rendi seperti biasa sedang manggut-manggut dengan earphone yang menggantung ditelinganya.
"Woyyy ada guru ada guru". Seseorang masuk kedalam kelas XII IPA 6 dengan muka panik. Seketika itu juga para murid penghuni XII IPA 6 berhambur pontang-panting kembali ke bangkunya masing-masing.
"Eeeee gue bohong hahhahha". Orang itu Rangga kini sedang tertawa terpingkal-pingkal.
"Anjing lo!".
"SIALAN !".
"Bouble shit Rangga".
"Fuck Rangga".
"Gila".
"Minta dikubur nih anak".
"Gue mutilasi lo".
Dan masih banyak lagi sumpah serampah yang Rangga dapatkan.
"Ehhh sakit". Rangga kini sedang meringis kesakitan.
"Bagus yah kamu, jadi begini kerjaan kamu ?". Orang berbadan gemuk itu menjewer telinga Rangga dan menariknya ke tengah kelas. Semua murid yang ada di kelas berusaha menahan tawa, kalau saja mereka mempunya keberanian mungkin tawa mereka sudah pecah, namun siapa yang berani dengan guru killer yang kini sedang puas menjewer Rangga ? Bu Annisa, guru ter-killer tak terbantahkan se- SMA Mutiara.
"Ampun bu... ampun". Mohon Rangga. Bu Annisa pun melepaskan jewerannya, kini telinga Rangga sudah memerah macam tomat.
"Rangkum buku ini dari BAB 3 sampai BAB 5 harus selesai hari ini". Bu Annisa memberikan buku paket Kimia itu kasar.
"Tapi bu....".
"Sampai BAB 6".
"Bu....".
"Sampai BAB 7".
"Bu itu kebanyakan".
"Sampai BAB 10".
"Bu.....".
"SATU BUKU!". Mata Rangga hampir loncat keluar. Semua siswa menatap Bu Annisa horror.
"Mampus tuh si Rangga".
"Anjirr kiamat tuh kiamat"
"Mati Rangga mati".
"Kualat tuh si Rangga".
Siswa-siswi mulai berbisik-bisik riya, ada yang menatap Rangga dengan tatapan kasian, ada juga yang menatap rangga dengan tatapan 'rasain lo'. Si empu hukuman menghembuskan nafasnya berat, kemudian berjalan lesu ke bangkunya.
"Oke semuanya, sekarang buka PR yang kemarin ibu berikan. Oke sisil kerjakan no 1 kedepan". Perintah Bu Annisa.
"Anjritt gue belum". Panik Sisil pelan.
"Mampus lo Sil". Celetuk Bayu yang duduk dibelakang bangku Sisil. Muka Sisil mulai memucat, kemudian dengan seribu keberanian dia mengacungkan tangannya.
"Bu saya belum ngerjain, lupa".
"LUPA ? HAHHHA". Bu Annisa tertawa devil.
"KELUAR!!". Teriaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Teen FictionJika kita mencintai seseorang yang salah, siapakah yang harus disalahkan ? Dirikita sendirikah ? Atau cinta ? Apakah ada aturan tersendiri jika kita ingin mencintai seseorang ? Adakah hal-hal yang melarangnya ? Apakah cinta sejati itu selalu mengal...