"Rendi kamvret!!!!". Pekik Raya kesal ketika Rendi tiba-tiba mencubit hidung Raya.
"Lo marah-marah mulu deh, nih yah biasanya cewek itu marah-marah atau sensi kalau lagi dapet, nah elu tiap hari marah-marah mulu, oh gue tau lo dapetnya tiap hari yah ?".
"Bacott!!". Balas Raya sengit tapi tetap fokus pada layar handphone digenggamannya.
"Yaampun Raya ih gak boleh kasar gitu jadi cewek ckckck". Rendi menggeleng-gelengkan kepalanya. Raya yang mulai jengah pun mulai mengalihkan pandangannya menatap Rendi datar.
"Apa liat-liat ? gue ganteng yah ? dari lahir kali".
"Gitu ?".
"Iya".
"Masa ?".
"Bodo".
"Siapa ?".
"Nanya ?".
"Rendi mahhhhhhh ihhhhh". Raya mulai kesal dan menghentak-hentakan kakinya layaknya anak kecil.
"Raya mahhhhh ihhhh". Balas Rendi sambil ikut menghentak-hentakan kakinya. Tanpa mereka sadari tingkah laku mereka menjadi tontonan anak-anak kelas XII IPA 5 yang tak lain dan tak bukan adalah kelas Raya.
"Balik sana ahhh ke bus kelas lo". Raya mendorong tubuh Rendi agar segera beranjak dan pergi.
"Gak ah gue mau disini aja, gapapa kan ?". Tanya Rendi kepada semua orang yang ada di bus kelas Raya.
"Gapapa kali bro santai aja".
"Malah seneng ada Rendi disini".
"Rendi ko ganteng banget sih".
"Gapapa Rendi gapapa banget malah".
Kurang lebih seperti itulah jawaban-jawaban yang Rendi dengar. Rendi membalas mereka dengan senyuman mautnya, memang itu senyuman maut karena sekarang para kaum hawa yang berada didalam bus sedang menahan nafas saking takjubnya dengan senyuman Rendi, bagaimana tidak ? Rendi cowok ganteng yang terkenal dingin macam beruang kutub kini sedang tersenyum tulus pada mereka. Raya yang melihatnya memutar matanya jengah.
"Ini tempat Mela Ren".
"Apaan deh orang si Mela sekarang lagi di bus kelas gue sama si Aldi".
"Hah ? jadi lo barter sama Mela ?".
Rendi hanya mengangguk. Kemudian dia memasang earphone dan mulai hanyut dalam alunan lagu yang dia dengar. Tak lama bus yang mereka tumpangi melaju meninggalkan puncak.
"Ren,,,,".
"Hmmmm". Balas Rendi sambil terus manggut-manggut.
"Ishhh lepasin dulu". Raya mencopot earphone yang menggantung indah ditelinga Rendi kasar.
"Ray lo.... ah itu bentar lagi reff-nya". Balas Rendi frustasi.
"Peduli setan, gue mau ngomong serius".
"Apa ?". Tanya Rendi kesal.
"Kalau soal Arya gue gak mau denger ya sorry". Sambungnya lagi.
"Idih kenapa deh sensi banget sama Arya". Rendi hanya mengangkat bahunya acuh.
"Bukan soal Arya kok, tapi soal terror itu".
"Lo dapet terror lagi ? kapan ?". Tanya Rendi dengan tatapan tajam.
"Iya, kemaren pas gue pulang ke tenda yang abis ke sasar bareng lo itu, tapi isinya juga gak penting deh cuma angka-angka gitu". Balas Raya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Teen FictionJika kita mencintai seseorang yang salah, siapakah yang harus disalahkan ? Dirikita sendirikah ? Atau cinta ? Apakah ada aturan tersendiri jika kita ingin mencintai seseorang ? Adakah hal-hal yang melarangnya ? Apakah cinta sejati itu selalu mengal...