Hubungan Raya dengan Rendi semakin dekat. kedekatan mereka sama saja seperti dulu, yang berbeda mungkin perasaan yang ada dihati mereka masing-masing. Perasaan saling mencintai, perasaan saling menyayangi dan perasaan saling memiliki. Ada yang kurang ?
"Dih bebek". Azka melempar Raya dengan tissue bekas. Azka terlalu kesal melihat muka Raya yang cemburut macam bebek kehilangan anak.
"Ih Azka jorok najis".
"Lagian Rendi cuma perpisahan OSIS doang, noh disana tuh". Tunjuk Azka pada salah satu ruangan yang berada dipojok yang tak lain dan tak bukan adalah ruangan OSIS. Mereka sekarang sedang duduk bersantai dikantin, memang hari ini seluruh siswa-siswi termasuk kelas XII diharuskan berkunjung ke sekolah untuk menyelesaikan urusan-urusannya masing-masing, seperti mengembalikan buku ke perpustakaan, perpisahan dengan anggota ekstrakurikuler masing-masing dan perpisahan anggota OSIS seperti yang sedang Rendi lalakukan sekarang.
"Dia takut Rendi dicemcemin Cindy tuh". Celoteh Mela sambil terkekeh.
Raya hanya diam, memang apa dikatakan Mela itu benar adanya, Raya merasa gelisah.
"Lagian kenapa juga lo harus takut ? ya gapapa dong itu hak Cindy buat deketin Rendi, hak Rendi juga buat bales Cindy kalau emang dia mau. Hak lo apa ? inget Ray sttus lo sekarang tuh masih SAHABAT Rendi bukan PACAR Rendi, jadi lo gak ada berhak!". Azka berkata tanpa ampun. Bahkan Raya, Mela dan Arsi pun menatap Azka dengan tatapan yang sulit diartikan. Azka yang menerima tatapan itu tak peduli.
"Ya emang Rendi bilang dia suka sama lo, lo pun sama suka sama dia. Kalian sama-sama tau, kalian sama-sama saling suka, kalian sama-sama saling cinta bahkan sayang. Tapi apa arti itu semua tanpa kejelasan ? Oke gue emang gaada hak, itu urusan kalian dan gue gak berhak ikut campur. Tapi lo pikir lagi aja Ray, emang lo nyaman hubungan tanpa sttus kyak gini ? lo nyaman ada diposisi seperti sekarang ? lo khawatir, lo gelisah, lo cemburu tapi lo gak bisa ngelakuin apa-apa, karena apa ? karena lo bukan siapa-siapanya Rendi dan lo gak punya hak buat ngelakuin itu semua. Kalau lo mau mengatasnamakan SAHABAT lo terlalu naif". Azka kembali berkata panjang lebar. Perkataan Azka berhasil menikam hati Raya. otaknya terus saja membenarkan perkataan Azka. Azka benar, dia sebenarnya tidak nyaman dengan ketidakjelasan hubungannya dengan Rendi.
"Apa susahnya sih Ray buat bertanya ?".
Raya masih terdiam, begitupun Mela dan Arsi, saat ini Azka lah yang memegang kendali. Ditengah kegentingan yang berselimut hawa dingin itu tiba-tiba seseorang datang dan mengacaukannya begitu saja.
"Ray gue udah selesai, yuk jalan !". Rendi duduk disebelah Raya tanpa dosa, ohh tidak bisakah Rendi membaca situasi ?
Raya mengangguk meng-iyakan.
"Gue pergi dulu yah". Pamit Raya pada ketiga teman dekatnya itu.
"Diem aja sih, kenapa ?".
"Eh ? huh ? Enggak kok". Raya gelagapan menjawab pertanyaan Rendi yang menurutnya tiba-tiba itu. Sekarang mereka sedang berada di taman dekat Rumah Raya yang waktu itu pernah mereka kunjungi.
"Itu ice cream lo cair Ray". Mata Rendi menunjuk ice cream coklat yang sedang Raya pegang.
"Yah.....". Raya mendesah kecewa, dia pun membuang ice cream-nya ke tong sampah.
"Kenapa sih ?". Rendi lagi-lagi bertanya, dia heran dengan Raya, sendari tadi Raya hanya diam, bahkan sampai melamun.
"Gapapa sih Ren". Raya mencoba menyungging senyum. Rendi tau itu senyum paksaan, Rendi tidak ingin mendesak Raya, mungkin memang Raya tidak ingin bercerita. Rendi pun beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati air mancur buatan kecil yang berada ditengah taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Teen FictionJika kita mencintai seseorang yang salah, siapakah yang harus disalahkan ? Dirikita sendirikah ? Atau cinta ? Apakah ada aturan tersendiri jika kita ingin mencintai seseorang ? Adakah hal-hal yang melarangnya ? Apakah cinta sejati itu selalu mengal...