Angin malam yang begitu dingin menerpa wajah yeoja berumur 18 tahun tersebut. Rambut coklat tua bergelombangnya sedikit berantakan akibat terpaan angin. Tapi ia tidak peduli, karena satu hal; ia sangat menyukai angin malam.
Ia mempunyai hobi untuk selalu berlama-lama di depan jendela kamarnya hanya untuk disambut oleh angin yang begitu sejuk. Angin malam selalu membuat dirinya lebih tenang, dan pikirannya lebih jernih. Itu mengapa ia menyukai angin malam.
Dan dari dalam kamarnya terdengar suara jeritan, makian, dan yang paling parah adalah barang-barang yang pecah.
Ia menghela nafas dan segera menutup jendelanya. Ia merebahkan dirinya di kasurnya. Dan mendapatkan adiknya telah tertidur pulas di seberang kasurnya.
Ia hendak menutup matanya ketika tiba-tiba pintunya terbuka lebar, menampakkan dua orang yang tengah beradu mulut dengan sengit.
"YEONHAE, AKU MAU KAU MENGEPACK BARANGMU SEKARANG JUGA!"
Yeonhae, yang hendak menutup matanya langsung terduduk ketika mendengar ucapan bernada tinggi dari appa-nya. Adiknya yang berjarak dua tahun lebih muda darinya juga tiba-tiba terbangun akibat kaget.
"A-Apa?"
"CEPAT PACK BARANGMU SEKARANG JUGA! AKU TIDAK SUDI TINGGAL DENGAN PEREMPUAN INI!"pria itu menunjuk-nunjuk wanita di sebelahnya dengan amarah yang terlihat dari matanya.
Wanita tersebut terlihat sangat lelah saat ini; matanya yang bengkak akibat menangis, rambutnya yang berantakan, pipinya yang memerah akibat tamparan dari suaminya.
"Yeonhae! Jangan dengarkan dia. Kau harus tinggal bersamaku dan Yeonsae!"wanita yang merupakan eomma-nya menunjuk ke arah adiknya, Yeonsae.
Yeonhae terpekur, sesaat sebelum air mata mulai menuruni pipinya.
"Apa kalian harus seperti ini terus? Appa? Eomma?"Yeonhae memberanikan diri untuk bertanya kepada mereka.
"PEREMPUAN INI LEBIH MEMILIH PRIA LAIN DARIPADA AKU!"pria tersebut berteriak lagi.
"KAU SALAH SANGKA! AKU TIDAK PERNAH BERSAMA PRIA LAIN! TAPI KAU YANG SELAMA INI BERSAMA PEREMPUAN LAIN!"
Yeonhae menunduk dan merasakan air matanya turun dengan derasnya. Yeonsae hang berada di seberang kasurnya langsung berlari ke arah Yeonhae. Mereka berdua termenung melihat kedua orangtua mereka yang tengah bertengkar di tengah mereka. Diam-diam mereka menangis dalam diam dan berpelukan dalam rasa sedih.
"Maaf-maaf saja tapi kurasa kalian harus berpisah malam ini."kata appa mereka dengan suara yang dingin. "Yeonhae, cepat kemas barangmu!"kata pria tersebut dengan nada yang tak terbantahkan, sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar.
Yeonhae berlari ke arah eomma-nya, "Eomma? Apakah ini harus?"ia bertanya sambil menangis tersedu.
Sang eomma yang sudah lelah diperlakukan kasar oleh suaminya, hanya mengangguk lemah.
Yeonsae, yang sedang menangis tersedu-sedu berdiri dan memeluk mereka berdua. Mereka bertiga-pun berpelukan dengan rasa haru.
"Kita tidak punya pilihan lain. Tinggalah bersamanya. Jadilah anak yang baik dan jangan lupakan kita berdua."
Begitulah pesan terakhir dari Chae Mo Sae, eomma dari Yeonhae, sebelum mereka akhirnya berpisah.
===
A/N : Huhuㅠㅡㅠ Rada gak tega juga sih buatnya. Tapi gimana ya.. namanya juga plot;pBtw, ini belum ada tanda-tanda Baekhyun-nya. Mungkin akan muncul di chapter selanjutnya;)
Aku minta revomment-nya juga yaa~
Gomawoyo♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Love
Fanfiction[Bahasa] "Ini tidak mungkin. Cinta kita terlarang." ----- Cover made by : @bae_syaa This fiction is pure my imagination. PLAGIARISM IS A CRIME!! ----- ©chanaddict 160619