14. find out

3.2K 360 11
                                    

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa Joonhae adalah orang yang setengah gila.

Selama ia meninggalkan rumah, ia sempat membayar seorang pelayan untuk mengawasi kegiatan Yeonhae sehari-harinya. Maka dari itu, Joonhae bisa tahu tentang semua hal yang dilakukan oleh anaknya sendiri.

Dan ujung-ujungnya, Yeonhae selalu dipanggil oleh appa nya setiap malam untuk masuk ke kamarnya dan ia dihajar habis-habisan oleh ayah kandungnya sendiri.

Yeonhae merasa dirinya bukanlah ayahnya yang dulu, melainkan ia adalah orang lain yang telah kemasukan oleh setan.

Ia mengaku ia telah mendapat 7 pukulan di bagian perut, 5 di lengan kanan, 4 di lengan kiri, 6 tamparan keras di wajah, dan 3 pukulan di bagian kepala.

Ia kesakitan setiap kali mendapat semua itu, tapi ia harus menjaganya agar ia tak terlihat kesakitan.

Pada saat appa nya tahu bahwa Yeonhae berciuman dengan Baekhyun, Joonhae marah besar. Ia secara kasar menampar pipi anaknya, menonjok perutnya, dan memukul kepalanya dengan tongkat golf.

Dan kemudian harinya Yeonhae menemukan dirinya pusing luar biasa, dan badannya sakit semua akibat pukulan dan tamparan yang Joonhae beri. Ia izin tidak kuliah pada hari itu. Baekhyun semakin hari semakin curiga akan hal itu. Namun, Yeonhae tetap tak mau memberitahu yang sesungguhnya.

Pada saat ini Yeonhae tengah menangis di kamar mandi di dalam kamarnya. Ia benar-benar bingung dengan semua ini. Ia merasa dirinya tak melakukan apapun yang melanggar aturan. Ia hanya berhubungan biasa dengan Baekhyun. Namun tentang ciuman malam itu.. Itu kan Baekhyun yang memulai. Bukan dirinya.

Kini, setiap hari appanya semakin menggila. Ia sudah seperti.. Monster.

Yeonhae melihat pantulan dirinya di cermin; mata bengkak akibat menangis terlalu lama, pipi yang merah akibat tamparan, rambutnya yang berantakan akibat jambakan dari sang appa..

Ia hancur. Ia berantakan.

Rasanya ia ingin kembali ke kehidupannya yang lama. Namun ini tak mungkin.

Ahyoung kini menjadi semakin sibuk karena pekerjaannya yang menumpuk. Ia jarang ada di rumah. Sehingga ia tidak tahu mengenai hal ini. Satu-satunya harapan adalah Byun Baek Hyun. Tetapi Yeonhae memutuskan untuk tak memberitahunya mengenai hal ini. Ia takut appanya semakin menggila.

Ia membasuh wajahnya dengan air segar, sebelum melangkah keluar dari kamar mandinya. Ia merebahkan dirinya di kasur.

Saat sedang melamun, ia tiba-tiba teringat akan kejadian ciuman yang terjadi kurang lebih seminggu yang lalu.

Dan tiba-tiba saja wajahnya memanas bagaikan kepiting yang baru saja direbus. Ia menyentuh pipinya, namun ia teringat bahwa pipinya sedang sakit. Ia meringis pelan.

Kenapa Baekhyun oppa menciumku?

Apakah itu tradisi di keluarga ini?

Apa hal itu hal yang biasa dilakukan?

Pertanyaan-pertanyaan tentang ciuman itu memenuhi otaknya hingga-hingga ia hampir berteriak karena kesal dan penasaran. Plus, rasa senang yang tak dapat dideskripsikan.

Dengan senyuman di wajahnya, ia pun akhirnya terlelap.
===

Pagi-paginya, Ahyoung dengan terburu-buru memberi tahu kedua anaknya untuk berdiam di rumah. Karena ia dan Joonhae perlu pergi ke luar kota untuk mengurus pekerjaan selama kurang lebih 5 hari.

Untuk kebanyakan orang, tanpa orangtua di rumah dan melakukan apapun sendirian, adalah hal yang merepotkan. Namun, Yeonhae merasa sangat senang karena ia tak perlu menerima pukulan atau cacian dari appanya selama 5 hari ke depan.

Tentang pelayan yang dibayar ia sebenarnya sudah tahu akan hal itu ketika malam itu, sehabis Baekhyun menciumnya, ia menemukan salah seorang pelayan tengah berdiri di depan pintu kamar Baekhyun, padahal pelayan dilarang ke wilayah lantai 2. Dari situ, Yeonhae sudah tahu bahwa yang selama ini memberi tahu adalah seorang pelayan yang dulu sempat mengantarnya ke ruang baca.

Di rumah barunya memang tidak ada orang yang bisa dipercaya, kecuali Baekhyun dan Bibi Jung. Tetapi tetap saja ia tak mau memberitahu tentang appanya yang bertindak semena-mena kepada mereka berdua.

Kali ini Yeonhae tengah berdiam di ruang tengah sambil menonton televisi. Ia baru saja pulang dari kampus dan untuk saat ini ia belum ada tugas. Jadi ia bisa bersantai-ria untuk sementara.

Tiba-tiba pintu depan terbuka lebar, memperlihatkan Baekhyun dengan wajah lelahnya dan rambutnya yang berantakan.

"Selamat datang."ucap Yeonhae dengan nada ceria.

Baekhyun yang melihat adiknya, tiba-tiba merasa semangatnya kembali terbentuk.

"Hai."Baekhyun menyapa balik.

Yeonhae tersenyum.

"Appa dan eomma sudah jalan ya?"tanya Baekhyun.

Yeonhae mengangguk-angguk.

"Aku ke atas dulu ya."kata Baekhyun.

Yeonhae membalasnya dengan anggukan kecil dan senyuman hangat.

Bagi Yeonhae, melihat Baekhyun bagaikan melihat air segar di padang pasir. Ia tak tahu mengapa, namun ia merasa selalu senang dan berdebar-debar jika ada Baekhyun.

Setelah kurang lebih 15 menit, Baekhyun turun ke bawah untuk menonton bersama Yeonhae.

Ia menempatkan dirinya tepat di samping Yeonhae. Yeonhae sedikit menggeser tubuhnya agar tak begitu dekat dengan Baekhyun. Ia takut pelayan tersebut memata-matainya lagi dan mengadukan hal ini kepada appanya.

"Film apa sih ini?"tanya Baekhyun sambil mengerutkan dahinya bingung.

"Descendant of The Sun."Yeonhae membalasnya tanpa melihat ke arahnya.

Baekhyun hanya mengangguk-angguk.

Mereka menonton dalam diam ketika tiba-tiba pandangan Baekhyun terjatuh pada wajah Yeonhae.

Ia mengamatinya ketika tiba-tiba ia tersadar bahwa pipi adiknya tersebut memerah. Merah yang tak normal.

Baekhyun menghela nafas dengan lelah. "Yeonhae, aku mau kau menjelaskan ini ya."

Yeonhae melihat ke arahnya lalu mengerutkan dahinya bingung, "Menjelaskan apa?"

"Sewaktu itu aku pernah melihatmu dipukuli oleh appa."
===

A/N : Mian updatenya bolong-bolong. Aku lagi banyak banget tugas dan ulangan:(( Maklum ya, udah mau UN sebentar lagi:'(

Mohon dukungannya ya. Vote, comment, and keep reading~

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang