Yeonhae tengah membaca di ruang perpustakaan, ketika tiba-tiba seorang pelayan masuk dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan; takut, kalut, panik, bingung.
"Nona.." Katanya dengan suara setengah ketakutan.
"Ada apa?" Tanya Yeonhae dengan sedikit rasa takut. Sudah pasti sang pelayan akan membawa kabar buruk.
Sang pelayan membungkukan badannya dengan kaku, "Maaf untuk memberi tahu ini, Nona.." Lagi-lagi pelayan itu membungkuk.
Yeonhae mengerutkan dahinya dengan bingung, "Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Tuan.. Dan Nyonya.. Mengalami kecelakaan saat hendak terbang ke Nagasaki. Mereka terjatuh ke lautan luas, dan jasadnya ditemukan tadi pagi.. Namun.... Mereka meninggal, Nona.." Pelayan itu membungkuk untuk kesekian kalinya.
Namun, di sisi lain, Yeonhae membeku di tempat. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan rasa takut.
"Kau pasti bercanda, kan?" Yeonhae terus menerus menggeleng-gelengkan kepalanya layaknya orang gila.
Pelayan tersebut menggeleng, "Saya tidak bercanda, Nona. Kami mendapat kabar ini dari teman Nyonya.."
Yeonhae menjatuhkan buku yang tengah ia pegang. Bunyi keras berdentam memenuhi ruangan perpustakaan.
Ia terdiam dan tak berbicara apa-apa. Ia menunduk. "B-Baik.. Terima kasih atas kabarnya.. Tolong tinggalkan aku sendiri."
"Saya turut berduka cita, Nona.." Kata pelayan tersebut sebelum menutup pintunya dan meninggalkan Yeonhae sendirian.
Yeonhae membenam wajahnya dengan bantal yang ada di atas sofa, tepatnya di sampingnya.
Ia menjerit sebelum menangis tersedu. Ia belum pernah kehilangan anggota keluarga sebelumnya.
Walaupun appa nya selalu bersikap kasar kepadanya, ia tetap merupakan appanya.
Ia menangis dan menangis sampai tiba-tiba pintu perpustakaan terbuka lebar, ia mendengar suara langkah berlari ke arahnya, sebelum tiba-tiba merasakan pelukan hangat.
"Semuanya akan baik-baik saja.." Suara Baekhyun membuatnya sedikit tenang. Namun, suara Baekhyun sendiri terdengar gemetar dan dipenuhi rasa takut.
Baekhyun juga sudah disampaikan oleh seorang pelayan ketika ia sedang berjalan di taman tadi. Dan hal pertama yang ia lakukan setelah diberi tahu adalah, bertanya di mana Yeonhae dan berlari ke arahnya. Menahan air matanya sendiri.
Ia ingin bersikap tegar dan kuat di depan Yeonhae. Dan ia berjanji ia akan membuat adiknya nyaman dan tenang.
Yeonhae melepaskan bantalnya, sebelum balas memeluk Baekhyun.
"A-Appa.. E-Eomma.." Yeonhae menangis dipelukan Baekhyun.
Baekhyun tanpa sadar meneteskan air mata melihat adiknya seperti ini. Dan ia juga sedih bukan main mendengar berita ini. Ia tak habis pikir bagaimana hidup tanpa eommanya.
"Aku berjanji akan selalu ada di sampingmu.." Baekhyun berkata dengan air mata yang masih bercucuran.
Yeonhae terus menangis dan menangis.
Mereka berdua menangis di ruang perpustakaan sampai tak sadar bahwa mereka tertidur.
===Baekhyun mengerjapkan matanya tak percaya ketika melihat list untuk melanjutkan usaha orangtuanya.
Ia tak percaya bahwa ia harus break kuliah untuk sementara waktu, untuk menangani perusahaan eomma nya untuk sementara ini.
"Tuan Byun, hutang perusahaan ini cukup banyak. Kalau kita hanya berdiri sendiri, perusahaan kita lama kelamaan akan hancur." Kata seorang sekretaris dari Perusahaan eommanya Baekhyun. Ia memberi tahu Baekhyun akan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Love
Fanfiction[Bahasa] "Ini tidak mungkin. Cinta kita terlarang." ----- Cover made by : @bae_syaa This fiction is pure my imagination. PLAGIARISM IS A CRIME!! ----- ©chanaddict 160619