Pagi-paginya, Yeonhae bangun lebih awal dari pada semuanya. Tentu saja para pelayan merupakan terkecuali.
"Nona sudah bangun?"kata sang bibi yang ternyata merupakan kepala bagian pelayan.
"Ah.. Pagi Bibi Jung. Ya aku sudah bangun."Yeonhae tersenyum akrab kepadanya.
Kemarin malam, sang bibi sempat diajak mengobrol dengan Yeonhae. Yeonhae merasa ia merupakan sosok pelayan yang baik dan ramah.
"Apa Nona ingin sesuatu?"tanyanya dengan sikap ramahnya.
Yeonhae tersenyum, "Aku hanya ingin air putih. Itu kebiasaanku setiap habis bangun. Minum air putih."
Sang bibi mengangguk-angguk, "Di dapur terdapat banyak sekali dispenser, bagaimana kalau dispensernya ditaruh satu di kamar Nona?"
Yeonhae membulatkan mata, "Ah tidak perlu, bibi.."
"Nyonya Besar juga sudah titip pesan kepadaku. Kalau Nona mau, tidak apa-apa."
Yeonhae tetap membantah, dan pada akhirnya, bibi hanya bisa menuruti perkataan Yeonhae.
"Bi, apakah di sini ada taman?"tanya Yeonhae ketika minuman di gelasnya telah habis.
Bibi Jung mengangguk, "Ada, Nona. Taman ada di bagian luar rumah. Taman di sini mengelilingi rumah. Jadi kalau Nona keluar saja, sebenarnya itu sudah taman."
Yeonhae mengangguk-angguk, "Rumah ini sangat besar ya bi.."ia masih takjub dengan rumah yang mirip dengan istana tersebut.
"Benar, Nona."
Yeonhae tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Aku mau ke taman dulu ya bi."
Yeonhae berbalik badan dan tubuhnya langsung bertabrakan dengan tubuh di depannya. Yeonhae jatuh terduduk. Ia meringis karena kaget.
Ia melihat ke atas dan mendapatkan Baekhyun tengah menatapnya bingung. Baekhyun dengan ragu-ragu menjulurkan tangannya untuk membantunya.
Yeonhae menerimanya dan ia segera berdiri.
"Mian."keduanya berkata bersamaan.
Bibi yang melihat kejadian itu hanya tersenyum. "Saya permisi Nona, Tuan."sebelum membungkukan badan dan meninggalkan dapur.
"S-Selamat pagi."kata Yeonhae dengan terbata.
Baekhyun berjalan melewatinya dan mengambil minum, "Pagi."
Yeonhae sedikit bingung dengan sikap tak acuhnya. Kemarin ia cukup ramah. Ya, hanya cukup sih. Tidak lebih. Tetapi setidaknya lebih baik daripada sikapnya yang sekarang.
"O-Oppa apa ingin dibuatkan s-sarapan?"Yeonhae bertanya untuk menghapus rasa gugupnya ketika melihat Baekhyun meneguk air putihnya dengan sekali teguk.
Baekhyun mengangkat alisnya, "Sarapan akan dibuatkan oleh pelayan. Kau tak perlu memasak."
Yeonhae mengerutkan kening, "A-Apa setiap hari dibuatkan oleh pelayan?"
Baekhyun tersenyum kecil, "Tentu saja."
Yeonhae mengangguk-angguk. Sekali lagi mengingatkan dirinya bahwa ini adalah rumah seorang direktur terkenal. Bukan rumahnya yang sederhana namun nyaman.
"Kau sudah lapar?"Baekhyun tiba-tiba bertanya padanya.
"Belum."Yeonhae tersenyum kecil. "Oh ya.. Uhm.. Aku ingin keliling rumah-"
"Oh kau ingin keliling? Ayo kuantar keliling."Baekhyun tersenyun lagi kepadanya.
Dan sontak saja jantung Yeonhae berdegup tak seperti biasanya. Yeonhae menggeleng-geleng, mungkin efek baru bangun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Love
Fanfiction[Bahasa] "Ini tidak mungkin. Cinta kita terlarang." ----- Cover made by : @bae_syaa This fiction is pure my imagination. PLAGIARISM IS A CRIME!! ----- ©chanaddict 160619