11. arrival

3.3K 373 16
                                    

A/N : Trigger warning!
===

Dua hari setelah momen hujan di tengah taman antara Baekhyun dan Yeonhae, akhirnya Ahyoung dan Joonhae pulang dari honeymoon mereka.

Mereka tiba pada sore hari, sehingga pada malam harinya mereka bisa menikmati acara makan malam bersama.

"Bagaimana kalian di rumah? Tidak apa-apa kan?" Tanya Ahyoung dengan senyum lebarnya yang khas.

Yeonhae mengangguk, "Kami tidak apa-apa."

"Malahan, kami bersenang-senang, ya kan?" Baekhyun tertawa kecil ke arah Yeonhae, tawa yang penuh makna.

Yeonhae diam-diam merasakan pipinya memanas dan ia menunduk setelah mengangguk kecil. Ahyoung yang melihat itu langsung tertawa.

"Wah wah, kalian benar-benar bersenang-senang ya rupanya." Ahyoung memukul kecil pundak Baekhyun.

Joonhae yang mendengar itu melirik Yeonhae dengan penuh amarah. "Yah, asal tidak berlebihan saja ya senang-senangnya." Katanya dengan tawa yang terlihat dibuat-buat.

Yeonhae menunduk begitu appanya menatapnya dengan penuh rasa kesal.

"Oh ya, Yeonhae. Sehabis makan malam aku ingin berbicara padamu ya." Joonhae melanjutkan kalimatnya dengan senyuman yang penuh dengan kepalsuan. Ahyoung hanya cekikikan karena ia tidak tahu menhau apapun

Yeonhae diam-diam mengangguk, "Arasseo, appa."

Baekhyun yang sedari tadi melihat sikap aneh Joonhae, hanya mengernyit heran.
===

Yeonhae mengetuk pintu kamar Joonhae dengan penuh ragu dan rasa takut. Kerlingan di mata appanya penuh dengan rasa.. Marah. Dan ia tidak tahu itu karena apa.

"Ya masuk." Suara dingin Joonhae membuat Yeonhae bergidik ngeri. "Tutup pintunya." Perintahnya dengan wajah datar namun nadanya begitu menakutkan.

Yeonhae menelan ludahnya sebelum menaati perkataan appanya. Ia menutup pintunya.

"Kemarilah Yeonhae." Ia memberinya aba-aba untuk mendekat.

Jantung Yeonhae semakin berdegup dengan keras akibat rasa takut dan gugup.

"D-Di mana Ahyoung Eomma?"

Joonhae tertawa dengan gelap, "Ia sedang ada di dapur untuk membicarakan menu makan minggu berikutnya."

Yeonhae lagi-lagi menelan ludah, "A-Appa ingin berbicara apa?"

"Kudengar-dengar, tadi namja itu bilang bahwa kalian bersenang-senang. Apakah itu benar?" Joonhae berdiri dan mulai berjalan mengitari Yeonhae.

Yeonhae bingung sesaat saat appanya mengatakan 'namja itu'. Namun ia sadar bahwa namja yang dimaksud adalah Baekhyun.

Yeonhae mengangguk dengan ragu, "Ya, benar."

"Bersenang-senang seperti apa?"

"K-Kami hanya makan es krim bersama, pergi ke t-taman, dan mengunjungi eom-" perkataan Yeonhae langsung terhenti oleh dirinya sendiri. Ia langsung memegangi mulutnya dengan kedua tangannya. Ia merasa kalau bumi bisa menelannya sekarang juga akan lebih baik.

Joonhae sangat-amat melarang dirinya untuk bertemu dengan Mosae, eomma kandungnya. Dan sekarang tanpa sengaja ia telah mengatakan dirinya telah mengunjungi eommanya. Ia harap appanya tidak mendengar kalimat terakhirnya, kalau tidak, matilah ia.

Joonhae seketika terhenti, dan ia memutar tubuhnya mengarah ke putrinya itu, "Mengunjungi siapa katamu?" Joonhae berjalan mendekat dengan langkah kecil, tangannya sudah terkepal dan sudah siap untuk menghantam apa yang ada di depannya.

Yeonhae rasanya ingin kabur ke pelukan eommanya dan memberitahunya bahwa ia ingin pulang.

"A-Aku mengunjungi e-eomma.."

PLAK!

Tamparan kasar mendarat di wajah mulus Yeonhae. Yeonhae membeku sesaat. Tubuhnya kini gemetar dengan rasa takut.

"KAU INI BENAR-BENAR KERAS KEPALA YA! AKU SUDAH PERNAH MEMBERITAHUMU UNTUK TIDAK PERNAH MENGUNJUNGI WANITA ITU! KAU BENAR-BENAR MINTA DIHAJAR YA!" Joonhae lagi-lagi mendaratkan tamparan ke pipi Yeonhae yang tadi sempat ditamparnya. Kini dengan lebih bertenaga.

Yeonhae merasakan perih yang amat sangat si pipinya. Namun ia harus kuat. Ia tak boleh menangis.

"A-Aku hanya ingin mengambil b-barangku yang tertinggal.."

"SUDAH KUBILANG TIDAK BOLEH, ANAK KURANG AJAR!" Ia lagi-lagi menampar wajah Yeonhae yang masih terasa panas, kini kepala Yeonhae menghantam dinding di belakangnya dan ia merasa sangat pusing.

Dan kini ia tak bisa menahannya lebih lama lagi, ia merasakan air mata menuruni pipinya yang panas.

"Dan satu hal," lanjut Joonhae sebelum mundur selangkah. "Jangan terlalu bersenang-senang dengan namja itu! Ingatlah, aku dan Ahyoung sudah menikah! Kalian kakak adik, kau tidak boleh terjatuh dalam pesonanya! Apa kau mengerti?!" Ia mengarahkan tinjunya ke arah Yeonhae namun ia tak meninjunya ke arah putrinya tersebut.

Yeonhae mengangguk dengan air mata yang telah membasahi sebagian besar pipinya.

Appanya telah berubah drastis sejak perceraian antara dirinya dan Mosae. Ia kini benar-benar keras dan kasar.

"Dan jangan berani-beraninya kau memberitahu hal ini kepada Ahyoung maupun namja itu! APA KAU MENGERTI?" Ia sedikit memukul badan putrinya agar ia tak terus melihat ke bawah.

Yeonhae masih dengan menunduk, mengangguk dengan lemah.

"Lihat ke arah aku, bodoh!" Ia memukul putrinya tepat di kepalanya dengan tangannya yang besar.

Yeonhae meringis kesakitan, karena sepertinya cincin yang dipakai oleh Joonhae menghantam kepalanya cukup keras. Akhirnya ia melihat ke arah appanya dengan pipinya yang merah, akibat tamparan dari appanya.

"Kalau diajak bicara, lihat ke arahku, dasar anak bodoh!" Ia mendorong tubuh anaknya yang malang ke arah tembok, membuat ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan menabrak tembok.

Yeonhae menangis dengan lebih keras. "I-Iya.. Maafkan aku appa.."

"Sekarang berdiri dan pergi ke kamarmu. Jangan sampai ada orang yang melihat wajah merah jelekmu!"

Dengan itu, Yeonhae membuka pintu kamar appanya dan segera berlari ke kamarnya. Tanpa mengetahui bahwa Baekhyun yang melihatnya berlari sambil memegangi pipinya.
===

A/N : Konfliknya dimulai! Jeng jeng jeng!
Anyway, makasih bagi yang mau vote dan comment.

Keep revomment, okey?
Gomawoyo~

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang