13. first kiss

3.7K 366 9
                                    

Yeonhae menemukan dirinya pada malam hari setelah kemarin, dipanggil oleh appanya lagi. Katanya ia ingin berbicara lagi kepada anaknya.

Namun Yeonhae mendapatkan dirinya di kamar appanya, bersandar di dinding dengan pandangan ke bawah.

"KEMARIN AKU BARU LIHAT KAU BERSAMA ANAK ITU DENGAN MESRA BERBICARA SATU SAMA LAIN! INGAT YA, KAU TIDAK BOLEH JATUH DALAM PESONANYA! KAU INI TIDAK MENGERTI JUGA YA!" Joonhae berjalan ke arahnya, membawa stick golf milik Ahyoung. Ia mengayunkan stik tersebut sebelum stik tersebut dengan keras mendarat di perut yeoja kecil tersebut.

Yeonhae hanya bisa meringis kesakitan, sebelum terjatuh terduduk.

Joonhae beranjak jongkok untuk menyeimbangkan tinggi mereka, sebelum meraih wajah putrinya dengan tangan kasarnya.

"Ingat ya, anak kurang ajar, kalau kau masih berani-beraninya bermesraan bersama namja itu, aku tak akan main-main lagi." Ia melilitkan tangannya di leher anaknya dengan kasar.

Yeonhae tak bisa bersuara karena secara tak langsung appanya mencekiknya. Ia hanya mengangguk dalam diam.

"Bagus. Dan kalau kau melanggar, aku akan menghajarmu habis-habisan. Mengerti?!"

Yeonhae mengangguk lagi, air mata perlahan-lahan menuruni pipinya.

Ia saat ini sangat sakit. Sakit secara fisik dan batin. Apapun yang ia perbuat sejak ia tinggal di sini adalah sebuah kesalahan di mata appanya.

Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Hiburannya untuk saat ini hanyalah Baekhyun. Namun appanya meminta untuk seperti itu. Lagipula, itu bukan bermesraan. Itu hanya hubungan biasa antara adik dan kakak, bukan?

"Pergilah!" Ia mengusir Yeonhae dari kamarnya. Yeonhae pun berlari ke arah kamarnya.

Kali ini Baekhyun tidak ada di sana sehingga ia tidak melihat apapun.

Namun, ia jelas-jelas mendengar suara teriakan seseorang dari dalam kamarnya.
===

Belakangan ini, Yeonhae semakin murung dan appanya semakin menjadi-jadi.

Ketika Yeonhae berbuat salah sedikit seperti mengambilkan minum untuk Baekhyun atau hal sepele seperti mengambilkan sendok untuk oppanya itu, Joonhae akan marah besar.

Yeonhae tahu pasti appanya mengalami sesuatu sehingga ia berubah menjadi seperti ini. Dan sialnya, Ahyoung jarang ada di rumah sekarang. Ia akan pulang lebih terlambat dan pasti ia tak akan menyadari sesuatu berhubung kegiatan sehari-harinya yang sudah cukup membuatnya lelah.

Hari yang membuat ia santai hanyalah hari Minggu.

Dan saat ini adalah hari Senin, hari yang paling dibenci oleh Yeonhae bukan karena kuliah, namun karena ini adalah awal minggu yang berarti Ahyoung pulang lebih terlambat. Kalau saja Ahyoung ada di rumah, setidaknya appanya tak berani berbuat yang kasar kepadanya.

Dan soal Baekhyun, Baekhyun belum tahu sama sekali soal ini. Namun ia sudah mulai mencurigai beberapa hal.

;Seperti ketika melihat pertama kali Yeonhae memegangi pipinya yang setelah keluar dari kamar appanya.

;Mendengar suara jeritan.

;Tak sengaja melihat luka di lengan Yeonhae.

;Dan terakhir kali ia memergoki Yeonhae sedang menangis di ruang tamu saat malam hari.

Ia mencurigai sesuatu telah terjadi. Namun awalnya ketika melihat Yeonhae menangis di ruang tamu pada malam hari, ia berpikir bahwa Yeonhae sedang menonton drama Korea atau semacamnya. Namun setelah diteliti lagi, televisinya jelas-jelas mati.

Dan Baekhyun berusaha untuk menyelidiki apapun yang terjadi kepada adiknya itu. Secepatnya.
===

Malam harinya, Ahyoung dan Joonhae mengaku bahwa mereka akan menghabiskan malam di kantor akibat pekerjaan yang begitu menumpuk.

Dan untuk sesaat Yeonhae bisa bernafas lega untuk semalaman.

Yeonhae hendak berjalan ke arah ruang baca setelah makan malam untuk rileks sebentar ketika Baekhyun berjalan ke arahnya.

"Yeonhae, tunggu."

Yeonhae terdiam di tempatnya.

Baekhyun meraih tangannya sebelum membawanya ke balkon di kamarnya.

Dan di sana, Yeonhae dan Baekhyun duduk di sofa kecil yang di tempatkan di balkon. Mereka duduk berdampingan sebelum Yeonhae membuka suara.

"Ada apa, oppa?" Tanya Yeonhae dengan bingung.

"Aku ingin berbicara padamu." Baekhyun menghela nafas.

"Kau sudah berbicara kepadaku." Yeonhae tertawa kecil.

"Aku serius, Yeonhae." Baekhyun memperingati Yeonhae dengan memberinya pelototan.

Yeonhae diam seketika, "Oke."

Baekhyun menarik nafas, "Apa kau ada masalah di kampusmu?"

Yeonhae mengernyit heran, "Tidak. Aku tidak ada masalah apa pun."

"Lalu? Kenapa belakangan ini kau begitu muram, suram, dan tampak murung?"

Yeonhae menggeleng-geleng, "Mungkin.. Karena mata kuliahku cukup berat?"

Baekhyun membuang nafas dengan kasar, "Tadi kutanya kata kau tak ada masalah di kampus."

"Aku pikir itu tentang orang-orangnya.." Ia menunduk, merasa malu.

"Jawab aku, kenapa kau selalu muram belakangan ini? Apa itu mungkin karena eomma, atau appa?"

Yeonhae berhenti untuk bernafas sedetik kemudian, "T-Tidak. Tidak ada masalah apapun."

"Atau mungkin karena aku?"

Yeonhae menggeleng keras. Baekhyun adalah hiburannya, tidak mungkin ia muram karenanya.

"Oppa lalu kenapa tiba-tiba bertanya seperti ini?"

"Karena kau pernah nelihat kau menangis. Aku pernah melihat kau berlari dari kamar appa dengan wajah menunduk. Dan terakhir.. Aku pernah melihat ada luka si lenganmu."

Yeonhae menahan nafasnya untuk sepersekian detik. Dan ia tidak bisa berkata apapun lagi. Bukti yang Baekhyun temukan itu memang benar dan nyata.

"Jawab aku, Yeonhae." Baekhyun meremas tangan Yeonhae.

Yeonhae hanya bisa menunduk, menahan air mata yang selama ini ia tahan. Ia ingin bercerita kepada siapapun, tapi ia tidak berani.

Yeonhae tetap bergeming. Ia tak mau membuka suara sama sekali.

"Jawab aku, atau aku.." Baekhyun mengangkat dagu Yeonhae dengan jari telunjuknya, sebelum mendekatkan wajahnya, dan tanpa disangka-sangka menempelkan bibirnya ke bibir mungil Yeonhae.

Yeonhae terdiam dan membeku. Selama beberapa detik, Baekhyun masih menempelkan bibirnya di bibir Yeonhae. Mereka diam seperti patung.

Dan ketika sadar, Yeonhae menarik tubuhnya. Dan ia merasakan jantungnya berdegup keras serta pipinya memanas tak karuan.

"O-Oppa, apa yang-"

"Ya, aku tahu aku baru saja menciummu." Baekhyun berkata, namun dengan pipi yang panas, untungnya Yeonhae tak melihatnya akibat pencahayaannya. "Tapi kalau kau tak menjawabnya, akan aku cium-"

"Andwae!" Yeonhae menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan duduk menjauh dari Baekhyun, masih dengan pipinya yang panas.

Sehabis itu mereka menemukan diri mereka tertawa satu sama lain akibat Baekhyun mendekatkan diri ke Yeonhae dan menggelitiknya.

Mereka tertawa, melupakan lingkungan sekitar dan tak sadar ada yang mengawasi mereka sedari tadi.
===

A/N : >///<
Anyway, jangan lupa vote dan comment ya. Hargai waktu author yang udah luangin buat bikin setiap chapter ya:3

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang