Memorial Item - Prolog

1.3K 224 70
                                    

Diciptakan bersama AsakaraYoruto


Sampai sekarang masih bisa Taki ingat, 3 tahun lalu, saat dia baru menerima pengumuman kalau dia diterima di SMP—Sebuah jendela bening yang menampakkan sebuah pohon sakura terlihat jelas dari kamar seorang pasien perempuan rumah sakit pada hari itu, wajah pucatnya, tangan kanan yang ditancapi dengan infus, tak bisa duduk, dan dia juga kesulitan untuk bicara.

Yang bisa dilihat oleh gadis itu adalah bayangan samar-samar dari semua anggota keluarganya, terutama sosok Taki—adik perempuannya yang menangis sampai meraung-raung. Tapi dengan senyuman tipis, gadis itu membelai rambut hitam Taki yang pendek, dan berkata, "maaf... Onee-chan sepertinya sudah tidak bisa lagi..."

Taki dengan keras menggelengkan kepalanya sambil menggeram serak dan ingin... dia sangat ingin berteriak pada gadis itu agar gadis itu tidak pergi.

Gadis itu kembali tersenyum tipis melihat ke arah keluarganya. Taki yang sedari tadi berada di sampingnya, mendengar gumaman kecil dari gadis itu,

"Ah... aku lupa mengambil benda itu dari ruang klub... sial."

Taki tidak tahu apa arti dari gumaman kakaknya.

Suara Elektrokardiograf (Alat medis untuk mendeteksi detak jantung) mengikuti ritme detak jantung yang semakin melemah dan hampir menghilang, para dokter dan suster yang ada di sana dengan panik langsung memeriksa kembali keadaan gadis itu. Anggota keluarga gadis itu diminta keluar, kedua orang tuanya mencoba untuk menuruti perkataan dokter, sedangkan sang adik terus memberontak dan bersikeras untuk tetap bersama di sisi gadis itu.

"Onee-chan! Onee-chan! ONEE-CHAAAN!!!" teriak Taki yang menolak untuk keluar dan terus meronta ingin lepas dari genggaman kedua orang tuanya yang juga terpaksa keluar dari ruangan, agar para dokter bisa menangani gadis itu.

Pandangan gadis itu perlahan mulai kabur, dan dengan merasa samar-samar melihat Taki sangat peduli padanya, gadis itu langsung melambaikan tangan pelan dan menggerakkan bibirnya, "selamat tinggal..."

Dan memberikan senyuman terakhirnya. Suara bising menerobos keluar dari Elektrokardiograf . Garis bergelombang di monitor layar Elektrokardiograf berubah menjadi flat line (Garis panjang yang menunjukkan cardiac arrest (berhentinya jantung)), dan tak menunjukkan angka selain nol.

"Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!"

Suara tangis memecah di ruangan itu dan suara itu berasal dari Taki. Dia dengan segera berlari memeluk gadis yang baru saja kehilangan nyawanya. Menangis seperti anak-anak, walau dia sudah menginjak kelas satu SMP. Tapi, wajar jika dia menangisi kematian kakaknya sendiri.

Dan di dalam genggaman tangan kanan gadis itu, terdapat sebuah kertas kecil. Taki pun mengambil kertas itu dengam lembut dari tangan itu, dengan pikiran bahwa kakaknya sudah memprediksi hal ini terjadi.

Taki membaca surat itu dalam hati, dan tetap terisak dan menangis keras. Buru-buru dia memeluk tubuh kakaknya yang sudah tak bernyawa lagi.

Di hari itu, Kisora Niki—17 tahun—meninggal dunia sambil tersenyum.

Memorial ItemProlog


Cuap-cuap:

Saya, selaku partner dari Angel dalam membuat cerita ini, benar-benar minta maaf pada para readers yang nunggu update lama, udah gitu ceritanya gaje, dan tak ada kabar sejak bulan... April?

Tapi tenang saja. Untuk Arc pertama... secara ajaib, berhasil ditulis ulang dengan kejelasan yang lebih.

Maaf yang ngerasa di PHP, dan tiba-tiba kok kaget ceritanya ilang semua padahal belum sepet liat lanjutannya, harap bersabar dan ikuti perbaikannya.

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang