Memorial Item - IX

374 101 20
                                    

Diciptakan bersama AsakaraYoruto

—?, ? ? 2016.

"Yo, Irona. Masih hidup, kah~?" sapa seorang laki-laki yang suaranya terdengar paling familiar dari semua suara laki-laki yang pernah gadis itu—Irona dengar. Yah, dan Irona sangat tak senang mendengar itu suara yang pertama kali didengarnya saat dia bangun.

"Masih, lah," ujar gadis itu sambil terlihat ngantuk, tapi berusaha bangun.

"Apa kamu tahu ini jari apa?" Laki-laki itu—Kuroma mengangkat telunjuknya. Irona menjawab "telunjuk," tanpa ragu, dan antusias. Selanjutnya Kuroma menanyakan nama lengkap Irona, dan Irona juga bisa menjawab dengan antusias. Selanjutnya, Kuroma menanyakan data diri Irona, seperti tanggal lahir, golongan darah, dan lain-lain, dan itu semua dijawab Irona dengan benar.

Apa saja yang ditanyakan Kuroma, semuanya pasti pertanyaan yang logis. Yah, cukup aneh untuk ditanyakan oleh makhluk yang tak logis.

"—Orang yang kamu sukai?"

"—Tentu saja—Kamu mau membuatku mengatakan apa barusan!? Dasar stalker mesum yang suka mempermainkan hati perempuan, kadang juga mencoba mengintip saat aku mandi!" Mata Irona terlihat mengancam. Ya, bayangkan saja itu adalah mata singa yang baru saja terbangun dari tidurnya selama satu atau dua bulan. Rasa lapar dan tekanannya tentu saja sangatlah besar.

"Heh!? kamu menyadarinya?"

Irona sudah siap untuk menendang Kuroma.

"Tidak-tidak, aku hanya bercanda, kok~! Lagian, aku juga sudah melihat dengan jelas dari ingatanmu, jadi aku nggak perlu repot-repot ngintip~!" ucap Kuroma santai.

Entah Irona harus lega atau marah dengan pernyataan yang barusan, tapi yang terjadi sudah tak bisa dihentikan. Ini juga salahnya karena telah mengikat kontrak dengan Kuroma, jadi dia tak bisa protes.

"Yah, meski begitu, rata banget ya~?"

"..."

"Terus kamu itu kuat banget. Apa jangan-jangan kamu dulunya adalah laki-laki yang di-transgender tanpa kamu sadari~?"

One-hit K.O.! Silent Kill! Kuroma down!

"... Hargai nyawamu."

Kuroma mengangguk sambil terduduk di kursi, memegangi perutnya, berwajah seperti ikan mati, mulutnya terlihat membantu pernafasan, yang pasti tendangan yang hampir terlihat melebihi kecepatan peluru barusan pasti telah mengacaukan pernapasannya Kuroma.

Irona perlahan bangun dan segera menuju ke posisi duduk. Dia memutar kepalanya dan melihat sekelilingnya. Kebanyakan warna putih. Atap putih, selimut putih, kasur putih, bantal putih, meja putih, sofa putih, pintu dan gagangnya juga putih. Benar-benar terlihat bersih dan mewah.

Hanya TV hitam yang sangat lebar dan dari jaket hitam yang dipakai Kuroma adalah warna yang paling berbeda di ruangan itu. Dan sudah pasti itu bukanlah kamar apartemen Irona, karena levelnya beda jauh.

Mulai dari kebersihan ruangan, lebar ruangan, keempukan kasur, TV, adanya sofa, dan masih banyak lagi.

"Ini di mana?" tanya Irona setelah melihat semua hal putih dan berbeda yang ada di sekitarnya dengan pandangan mata lurus dan segaris dengan kepalanya.

"Rumah sakit." Jawab Kuroma dengan santainya, seolah-olah dia tak merasakan apa-apa. Ralat, nadanya santai, senyumannya pahit.

"Rumah sakit!? Seriusan!? Sejak kapan!? Juga, kenapa!? Apa yang terjadi!?"

Akibat... bisa dibilang karena kemiskinannya, memikirkan biaya rumah sakit membuat Irona konslet. Mendengar jawaban Kuroma barusan membuatnya panik.

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang