Memorial Item - III

595 136 33
                                    

Diciptakan bersama AsakaraYoruto


Senin, 25 April 2016. Siang, pukul 12 lewat 9 menit.

Masih terlibat perang dingin, Irona masih berjalan cepat semua ini dibangun oleh perkataan Kuroma yang menyinggung masa lalunya Irona. Berkat itu, Irona hampir selesai berkeliling bangunan utama. Hanya tinggal bagian yang diberi garis pembatas dilarang masuk selain petugas sekolah.

*KREK! ZDAR! KLOTAK! KRASS!*

Suara yang terdengar seperti irama drum yang berasal dari barang jatuh menghentikan langkah mereka berdua. Suara itu terdengar dari arah area yang terlarang itu.

Irona langsung melirik ke Kuroma,

"Kamu tidak membuat poltergeist(kejadian supernatural), kan? Kalau kamu berniat mengerjaiku, lebih baik kamu mengaku sekarang."

Irona langsung mencurigainya, terlebih lagi mengancamnya.

Kuroma menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu harus tahu, aku sekarang bisa dianggap dengan 'manusia tembus pandang'. Artinya, aku hanya tak bisa dilihat oleh orang-orang biasa. Hal seperti teleportasi dan menembus dinding seperti yang dilakukan hantu di film, itu sudah berada di luar fiturku."

Menggunakan ilmu yang Kuroma dapat dari semua ingatannya Irona, Kuroma merealisasikan suatu pernyataan yang sangat logis kalau didengar, padahal keberadaannya sendiri sangatlah tidak logis.

*BRAK! JDAR! MEOOOWW!!*

Kali ini suaranya terdengar semakin keras dari sebelumnya. Setelah didengar lagi baik-baik, suaranya jadi seperti sedang ada pertengkaran antara suami-istri yang tidak sengaja melibatkan kucing, yang tinggal menunggu kapan saatnya cerai.

Irona dan Kuroma melirik ke sebelah kiri mereka, di mana suara itu datang. Suara itu berasal dari balik pintu kayu yang terlihat sudah rapuh dan berdebu. Wajar saja jika pintu itu berdebu, karena area terlarang selain untuk petugas sekolah, hampir tidak pernah dikunjungi oleh siapa-siapa, dan tempat itu sepertinya adalah gudang.

Mendengar suara yang berisik, Irona langsung membuka pintu itu karena rasa penasaran apa yang terjadi. Kuroma juga sedikit penasaran. Kemungkinan besar tidak akan ada yang mau masuk tempat yang dilarang di hari pertama sekolah, untuk menghindari dapat sanksi atau semacamnya.

"Ah... tidak ada di sini, di sana juga tidak ada...!"

Di sebuah ruangan yang cukup gelap dan tertutup itu, terdapat sosok seorang gadis sedang jongkok di lantai kayu berdecit, mengorak-arik kardus sehingga banyak barang yang berserakan di lantai. Tapi sepertinya gadis yang memakai gaya rambut kuncir samping kanan itu terus-menerus sibuk mencari sesuatu tanpa sadar jika Irona membuka pintu.

Perlahan, Irona berjalan mendekati gadis itu perlahan, walau dia sama sekali tak punya niat untuk mendekati gadis itu. Tapi di saat Irona menepuk pundak gadis itu, gadis itu langsung panik mengangkat kedua tangan-tangannya tinggi-tinggi seperti sedang ditodong polisi.

"Ampun Sensei(guru)! Saya datang dengan damai!"

"Aku bukan Sensei."

Mendengar Irona membalas seperti itu, gadis itu berbalik 180 derajat. Dia segera terkejut setelah melihat wajah orang yang ada di depannya. Kedua mata gadis itu berkaca-kaca entah kenapa saat melihat Irona.

"Shi-Shi-Shi- Shi—"

"Aku tahu kamu tergagap, tapi aku rasa kamu tidak perlu seperti itu. Terutama, aku paling tidak suka ada yang gagap memanggil nama margaku, karena mereka terdengar seperti sedang tertawa sinis mengejekku."

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang