Unconveyed Yet Feelings - IX

48 9 5
                                    


Diciptakan bersama AsakaraYoruto


—Kamis, 5 Mei 2016. Sekitar pukul 00 lewat 10 menit.

Betapa banyak darah yang keluar dan meresap ke lengan jaketnya, tak akan pernah mengubah warna jaket lelaki itu.

"Tak kusangka, kamu akan sampai melakukan hal seperti ini, stalker."

Shizu yang sadar bahwa dia salah sasaran, malah semakin menekan silet itu.

"Kurenai... YukihitoOO!"

Dia meneriakkan nama lelaki itu seolah dia mengenalnya. Dan tatapan itu dipenuhi oleh kebencian, lebih dari saat Shizu menatap Irona.

"Takut, ah. Padahal aku tak salah apa-apa."

"Jangan bercanda! Ichisaki-senpai selingkuh hari Kamis seminggu yang lalu, denganmu! Kamu tak akan kumaafkan!"

Kini, besi silet itu sudah menembus punggung tanganYukihito. Darah yang keluar makin banyak dan terlihat tak akan berhenti.

Meski begitu, Yukihito malah menekuk jari-jemarinya dan mencengkram gagang silet itu sampai tak bisa ditarik Shizu kembali.

"Kamu yang bahkan tak berani mengajaknya berteman, hanya kagum seenaknya padanya, tahu apa kamu soal Ichisaki yang sebenarnya?" Yukihito menatap Shizu dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"Beraninya kau!"

"Aku tak ingin mendengar itu dari orang yang telah mencoba membunuh Ichisaki."

Mereka saling berdebat membabi buta seolah mereka meluapkan semua emosi mereka, sampai-sampai Irona tak bisa mengikuti apa yang mereka bahas.

Alasan Yukihito seperti itu, karena Misaka adalah teman terdekatnya sejak SMP. Irona kurang lebih bisa paham seberapa marahnya Yukihito saat ini. Begitu juga, Irona bisa sedikit memahami perasaan Shizu, yang merasa dikhianati oleh Misaka.

Akan tetapi, Irona lebih tahu dari apapun, kalau Misaka dan Yukihito tak memiliki perasaan 'cinta' terhadap satu sama lain. Meski begitu, entah kenapa dada Irona terasa sakit mendengar yang Shizu katakan bahwa Misaka selingkuh dengan Yukihito.

"Dengar baik-baik, dan jangan tutup telingamu. Akan aku katakan alasan kami pergi bersama kemarin Kamis."

Yukihito menarik tubuh Shizu dengan tangan kirinya, memeluknya erat sampai Shizu tak bisa bergerak, lalu mendekatkan mulutnya ke telinga kanan Shizu.

Sekitar 1 menit kemudian, mata Shizu langsung membulat kaget. Irona tak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Yukihito, akan tetapi sudah bisa terlihat siapa yang kalah disini.

Shizu melepaskan tangannya dari gagang silet, memegangi kepalanya sendiri dengan kedua tangannya, lalu meringkuk.

"Jatuhlah dalam keputusasaan oleh kebodohanmu," ucap Yukihito dingin.

Yukihito perlahan menarik silet keluar dari tangannya. Darah dan juga rasa sakit yang dirasakannya pasti sangat hebat, tapi dia tak terlalu menunjukkan itu di wajahnya.

Setelah silet itu berhasil ditariknya keluar, dia menarik tangannya ke dalam jaket dan membalut tangannya dengan lengan jaket yang tersisa.

Dia masih memandang Shizu dengan pandangan dingin. Dia seperti menantikan apa yang akan dikatakan Shizu, dibanding segera menangani luka di tangannya itu.

"Aku tak mengerti... kemarin Sabtu, saat aku menanyakannya langsung pada Ichisaki-senpai yang masih di sekolah untuk mengurus tugas OSIS, dia malah tak mengelak dan memintaku untuk menyembunyikannya...!"

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang