Memorial Item - VI

464 123 12
                                    

Diciptakan bersama AsakaraYoruto


—4 tahun yang lalu, di musim panas itu, di sebuah rumah besar dengan halaman yang luas, cat putih yang menutupi tembok seperti istana.Di sana,terdapat seorang gadis bernama Niki, yang terkurung bak burung dalam sangkar. 

Niki menderita penyakit keras yang tak bisa disembuhkan. Dia terus-menerus dikurung di dalam rumah, dan dia hanya boleh pergi ke sekolah seperti biasa, tanpa boleh melakukan aktivitas yang berat.

Karena itu, dunia yang bisa dilihat oleh Niki itu hanya terbatas. Diperbolehkan pergi saja tidak. Bagaikan burung di dalam sangkar.

Tapi meskipun dia tak bisa menjalani hari-hari seperti orang-orang pada umumnya, meski dia tahu tentang penyakitnya yang mematikan, dia tak takut. Bahkan berkat itu, dia menemukan sebuah jalan yang bisa dia yakini. Sebuah jalan di mana tak perlu menginjakkan kaki ke luar sangkar.

Sebuah jalan yang disebut dengan 'pelukis'.

"Onee-chan, kenapa lukisanmu tiba-tiba jadi berbeda?" tanya adiknya yang barusan pulang sekolah, dan setelah melihat lukisan yang dibuat oleh Niki.

Niki memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk di kelas 5 SD. Sedangkan Niki duduk di kelas 3 SMA. Mereka sering bermain bersama sejak kecil, tapi tentu saja mereka tak bisa bermain sesuatu yang berat.

Meski dikekang dengan beban yang berat, tak bisa bermain seperti saudara lain pada umumnya, Niki dan adiknya sangatlah akrab. Bahkan lebih akrab dari saudara pada umumnya.

"Bisa dibilang, aku menemukan kalau inilah gayaku," jawab Niki dengan lembut pada adiknya.

Sang adik memiringkan kepalanya, karena tak puas dengan jawaban kakaknya. "Kok, bisa?" dan dia kembali bertanya.

"Hm..." Niki bergumam sebentar. Dia tak bisa menjelaskannya karena dia belum pernah memikirkannya terlalu dalam. Tapi ada satu hal yang pasti bagi Niki untuk menjawab pertanyaan itu.

"Mungkin... karena aku suka sepia."

"Muu..." gerutu sang adik.

Sang adik mencubit dan menarik pipi Niki melebar ke samping. "Onee-chan, lagi-lagi kamu memberikan alasan yang aneh. Padahal aku pikir gaya melukis Onee-chan yang sebelumnya jauh lebih bagus."

Sang adik bersungut-sungut menjorokkan bibirnya ke depan sambil melakukan protes pada Niki. Niki tertawa karena tingkah imut adiknya itu.

"Ah, lucunya adikku ini~!"

Niki memeluk erat sang adik, sedangkan sang adik sibuk meronta mencari pertolongan karena sesak napas dan setelah Niki melepaskan sang adik, sang adik kembali menjorokkan bibirnya sambil memalingkan pandangan dari Niki karena dia sebal pada Niki yang memeluknya—mencekik lebih tepatnya.

"Hmph!" gerang sang adik. "Mungkin aku akan meninggal muda gara-gara Onee-chan mencekikku barusan."

"Maaf... padahal aku hanya ingin memeluk adikku yang imut..."

Sang adik yang sedari tadi marah, langsung tersentak senang, tapi dia tak ingin Niki tahu kalau sebenarnya dia senang dipuji. Tapi lebih tepatnya, dia tak mau dicekik lagi oleh Niki karena bersikap imut.

Sang adik berlari mengambil tas yang dia tinggalkan di pojok ruangan, lalu kembali mendekat pada Niki sambil membawa tas itu.

"Onee-chan, ini." Dengan wajah senang, sang adik memberikan sebuah bungkusan besar yang mirip seperti lukisan.

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang