Unconveyed Yet Feelings - IV

164 30 11
                                    

Diciptakan bersama AsakaraYoruto


—Rabu, 4 Mei 2016. Sekitar pukul 19 lewat 50 menit.

Detik yang berganti menjadi menit, berubah menjadi jam dan jam membangun kemegahan dinamakan hari. Hari yang membawa kenangan buruk menjauh dari diri, layaknya daun kering yang berguguran ditiup angin menjauh dari pohon. Tapi bagaimana jika angin kembali membawa daun kering itu kembali? Bagaimana jika waktu seolah berjalan mundur? Bagaimana jika hari–hari yang ingin kamu hindari terulang seketika? Tanpa disadari trauma yang dialami Irona itu kembali menghantuinya.

Irona menatap lurus dan hanya ada kehampaan di matanya, entah apa yang ditatapnya. Tetapi dipikirannya terjadi seakan ledakan yang besar "Lagi-lagi, karenaku, ada orang yang mati." Pemikiran yang terus menerus diulang di otaknya, telah membuat ketakutan akan hal itu mungkin terjadi. Terlebih lagi membuat Irona tak bisa berpikir dengan baik.

Kalau saja Irona tak meminta untuk bertemu dengan Misaka, mungkin Misaka akan mengambil langkah yang berbeda saat itu dan semua ini tak akan terjadi.

Dari awal, siapa yang melakukan semua ini? Bahkan Irona tak bisa membawa dirinya untuk berpikir tentang itu.

Untuk apa dan kenapa hal ini terjadi?

Siapa pelakunya dan apa motifnya?

Sebelum bisa mencapai titik itu, Irona terjatuh dalam kegelapan. Dia sangat sulit untuk dibangkitkan.

Saat ini Irona terlihat sungguh menyedihkan. Itu yang Kuroma pikirkan.

"Apa kamu ingin menyia-nyiakan perasaan, dan pengorbanan dari petugas polisi yang melindungimu!?"

Sekilas, Irona mengingat kembali, perasaannya di malam insiden itu. Benar-benar bisa dia ingat. Bagaikan kejadian itu baru terjadi kemarin. Terutama, hangat, lengket, dan basahnya darah manusia.

"Aku tidak bermaksud..."

Sampai saat ini Irona tak sadar, dia sudah berada di pojok ruangan, sekelilingnya penuh dengan beberapa petugas polisi dan beberapa garis kuning. Terui berusaha menahan tangis, beberapa gadis dan laki-laki juga menangis dan ada juga yang membuat wajah sedih.

Irona tak tahu keadaannya sekarang. Kepalanya dipenuhi oleh pikiran tentang bagaimana dirinya akan bertanggung jawab akan semua ini.

Kuroma juga mencoba menahan dirinya sebentar. Dia sadar kalau dia juga terlalu berlebihan. Setidaknya, dia akan mencoba menunggu Irona tenang.

Lalu terdengarlah suara sirine. Sebuah ambulans baru datang. Hal itu menarik perhatian Irona sedikit.

"Suara itu..."

"Ichisaki Misaka masih hidup. Sekarang dia dibawa ke rumah sakit yang dikelola keluarganya gadis kuncir samping kanan."

"Ah... jadi Misaka-senpai masih..."

Irona tertawa pelan, dan menghela nafas berat.

Terdapat sisi bagian darinya merasa lega, "Setidaknya dia tidak benar-benar mati," pikirnya kemudian.

Akan tetapi Kuroma melanjutkan,"Tapi saat ini kondisinya kritis. Mungkin saja dia tak akan selamat. Inilah kenyataan yang harus kamu hadapi."

"... aku..."

Kelegaan yang baru datang seakan direnggut darinya karena ucapan Kuroma. Wajah Irona terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi dia menutup mulut kembali. Tak hanya itu, Irona kembali memandang ke bawah.

Ketika para petugas dari ambulans datang ke dalam ruangan, mereka segera membopong Misaka ke tandu dibantu oleh Terui, lalu segera pergi ke mobil ambulans dan menaikkan Misaka ke ranjang ambulans.

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang