Memorial Item - IV

514 132 37
                                    

Diciptakan bersama AsakaraYoruto


Senin, 25 April 2016. Pukul 15 lewat 36 menit. Sekitar setengah jam setelah bel pulang sekolah berbunyi.

"Kicauan burung yang bertengger di dahan pohon sakura, dan kelopak-kelopak bunga berguguran terbawa angin semakin lama kicauan itu terdengar, benar-benar melambangkan musim semi.

Oh iya, banyak yang bilang kalau musim semi adalah musim pertemuan. Mungkin ini adalah hasil dari survei logis. Di kalangan anak sekolah terdapat beberapa pertemuan logis hasil survei, misalnya pertemuan di liburan musim semi, pertemuan dengan murid baru di sekolah, pertemuan antar anggota klub yang lama dan baru.

Bila disebutkan, sebenarnya lebih banyak dari itu, tapi lebih baik kita lewatkan saja dengan membahas pertemuan yang tidak logis menurut hasil survei di kalangan anak sekolah.

Pertama: Gadis (A) yang mengikat kontrak dengan 'Iblis Hitam' dengan bayaran kalau jiwanya akan masuk ke neraka di awal liburan musim semi, akan tetapi dia bisa meminta keinginan yang tak logis!

Kedua:Gadis (A) yang bertemu dengan gadis(B) di sebuah ruangan sekolah yang harusnya merupakan area terlarang pada hari pertama sekolah. Gadis (B) sedang kesusahan untuk mencari benda peninggalan kakaknya yang bahkan tak diketahui apa itu, yang dia percaya kemungkinan besar ada di ruangan itu. Tahu seluk beluknya, gadis (A) pun mau membantu gadis (B) mencari apa barang yang ditinggalkan itu.

Simpulan 1: Gadis (A) mengalami 2 pertemuan tak logis menurut survei.

Simpulan 2: Gadis (A) bernama Shiranami Irona."

Bergumam sendiri panjang lebar yang hanya bisa didengar di telinga Irona, Kuroma pun terus berjalan di samping Irona. Dan itu membuat Irona kesal, karena penyampaian kata yang Kuroma lakukan terlihat seperti komentator sepak bola. Ditambah lagi, mana mungkin orang bisa menyimpulkan langsung dengan kedua informasi itu saja.

Tapi karena situasi ini, karena di sampingnya ada Taki yang berjalan pulang bersama dengan Irona sebagai tanda kalau mereka sudah menjalin hubungan persahabatan, Irona pun menahan diri untuk memukul Kuroma.

"Sudah lama aku tidak merasa selelah ini... Aku tak menyangka kalau aku harus membantu membersihkan tempat itu...! Sial, segunung aja tumpukan kardusnya! Dan entah kenapa, kok tasku rasanya bisa berat banget, sih."

"Sesuai rumor, Irona-san ternyata memang terlihat tak mahir dalam olahraga, ya."

Itu tak benar, Irona punya bakat dalam karate. Yah, Kuroma paling tahu itu. Dan sudah bisa dipastikan kalau Taki bukan orang yang suka berolahraga juga.

"Dan aku tak pernah mendengar ada orang yang benar-benar menganggap kardus-kardus itu sebagai menara daruma. Untung saja saat itu tidak ada guru yang lewat."

"Ehehe... Maaf..."

Mendengar jawaban yang asal itu membuat Irona berhenti mengeluh pada Taki, sadar jika tak ada untungnya terus begitu. Dan pembicaraan mereka diisi banyak keheningan dan kelopak bunga sakura yang jatuh di sepanjang jalan.

Sampai di perempatan dekat stasiun, mereka menunggu lampu lalu lintas yang merah sampai menjadi hijau. Mereka berdua masih terdiam, tak ada yang mengajak bicara. Taki sedikit tak berani untuk mengambil topik sembarangan, sedangkan Irona memang sama sekali tak peduli walaupun hening seperti itu.

"Oi, apa kamu nggak kasihan pada si gadis rambut kuncir samping kanan itu, Irona? Bagi orang sepertinya, keheningan ini bahkan bisa menyakitkan. kamu sendiri sadar kan kalau dia takut untuk mengatakan sesuatu karena sindiranmu?" ujar Kuroma sambil menjawil telinganya Irona.

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang