Memorial Item - I

947 173 43
                                    

Diciptakan bersama AsakaraYoruto



Senin, 25 April 2016. Sebuah hari yang berawan.

Hari pembukaan di SMA Karasu, sebuah sekolah dengan integritas yang cukup tinggi dan terkenal di kota. Sepanjang sejarah sekolah, tidak pernah ada yang mendapatkan nilai di bawah 80 untuk ujian masuk ke sana, sedangkan ujian masuknya dikatakan sangat sulit.

Tahun ini, ada seorang murid yang sedang hangat dibicarakan sekolah.

"Perwakilan dari murid dengan nilai sempurna tahun ini—Shiranami Irona, silahkan maju ke depan memberi pidato."

Seorang gadis berambut hitam panjang dan lurus langsung berdiri dari kursinya. Dialah Shiranami Irona—yang dijuluki sebagai seorang 'jenius' di dalam sejarah sekolah yang pernah menguasai 100% dari soal ujian masuk yang menurut perbincangan 'sangat sulit' .

Dengan santai dan tatapan tanpa mengharapkan apa-apa, Irona berjalan pelan dari bangku murid dan segera naik ke podium. Dia menutup dan membuka matanya, mencoba melihat dengan jelas para murid dan guru satu sekolah yang ada di depannya.

Tapi, matanya lebih terarah kepada seorang laki-laki memakai jaket hitam dan kaos putih di dekat pintu keluar aula yang melambaikan tangannya padanya.

Mengabaikan dan kembali fokus kepada apa yang ada di depannya, Irona menarik nafas dalam-dalam dan memulai pidatonya. Akan tetapi, bukan salam yang dia ucapkan saat berbicara di mikrofon, melainkan...

"—Jenius karena nilai sempurna? Jangan bercanda! Di dunia ini tidak ada yang namanya 'jenius'! Coba bilang sekali lagi kalau berani, hah!!"

Suara keras, wajah serius yang terdengar mengancam, isinya kasar, tentu saja itu membuat seisi aula menjadi air tenang.

Dengan konteks bebas seperti itu, pidato ini bukan pidato panjang lebar membosankan yang biasanya sudah disusun oleh kepala sekolah yang mengatakan hanya sekedar kata-kata cantik. Lalu lebih parahnya lagi, hanya dengan begitu saja, Irona turun dari panggung tanpa mengucapkan salam dan hormat.

Bagaikan badai yang lewat. Semua penonton masih kaget dengan apa yang dikatakan Irona—dengan atmosfir yang Irona bangun. Tapi, tidak lama kemudian...

*Prok-prok-prok*

Terdengar suara tepukan tangan yang terdengar dari kejauhan.

"Kamu memang menarik, Irona~! Berani sekali~! Ini pertama kalinya aku melihat murid terbaik mengatakan hal yang egois di pidato dan langsung turun panggung tanpa menunggu reaksi penonton. Ahahahaha!"

Laki-laki berjaket hitam dan berkaos putih yang tersenyum lebar mendengar apa yang Irona katakan, lalu laki-laki itu bertepuk tangan lebih keras lagi.

Secara misterius, tangan penonton yang lain mulai bertepuk tangan mengikuti apa yang laki-laki itu lakukan. Tepuk tangan biasa diawali dari satu orang, tapi bertepuk tangan di keadaan seperti itu bukanlah yang biasa dilakukan orang lain.

Dan, peliput acara itu, baik klub koran sekolah ataupun koran lokal, mereka pasti akan menuliskan sebuah berita yang judulnya kurang lebih sama, yaitu:

[Seorang murid yang menadapatkan nilai sempurna di saat ujian masuk, adalah wanita bermulut barbar yang sukses membuat satu sekolah diam dengan pidatonya yang anti-mainstream!]

?

Senin, 25 April 2016. Pukul 12 siang.

Jam istirahat makan siang sudah tiba. Di sepanjang lorong lantai 1, Irona terus-menerus dilirik para murid lain. Tentu saja mereka sudah mengenal sosok orang yang sangat mencolok dengan penampilan cantik dan otak pintar, yang telah membuat pidato yang sangat berani.

Riddle Scrabble ( RE-WRITE ) #Book 1 CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang