Mr. Thorn

41.9K 2.3K 81
                                    

Aku melilitkan lagi kain usang itu di wajah dan tubuhku. Menjijikan. Aku benar-benar wanita kotor.

Mereka menjualku kepada si tambun tamak itu.

Dan kini, setelah si tambun itu telah bosan mempergunakanku sebagai pemuas hasrat bejatnya. Ia berniat menjualku lagi.

Di sebuah tempat pelelangan yang minim kehidupan. Begitu suram dengan sedikit penerangan.

Jauh dari keramaian dan sangat tersembunyi.

"Hei nona, bisakah kau buka kain itu. Para tamuku tidak bisa melihat wajahmu!!"

Aku mendelik tajam pada si pembawa acara berambut pirang yang tampak feminin itu.

Lihat saja. Jika aku bisa keluar dari tempat ini, aku bersumpah akan membalaskan dendamku kepada paman dan bibi keparat yang telah membuatku menjadi seperti ini.

Mereka yang kini dengan begitu senangnya menguasai harta mendiang kedua orang tuaku.

"SINGKIRKAN KAIN ITU." Kali ini salah seorang penawar ikut berteriak.

Dan tidak lama beberapa orang lainnya ikut menyorakkan hal yang sama padaku.

Aku memperhatikan wajah buas mereka satu persatu. Apakah mereka manusia?

Mengapa mereka memperlakukanku seperti sampah yang siap mereka daur ulang.

Si pembawa acara feminin bergegas ke arahku dan berusaha menarik lepas satu-satunya kain yang membungkus tubuhku.

Aku sekuat tenaga mempertahankannya. Sudah cukup aku dipermalukan dengan berada di atas panggung lelang ini.

Tidak cukup puaskah mereka. Apakah mereka begitu inginnya melihat tubuhku yang telanjang.

"Satu juta."

Aku spontan menoleh. Begitu juga dengan si pembawa acara sialan itu.

Satu ucapan tegas yang terdengar membahana itu berhasil membuat situasi senyap.

Seluruh pandangan kini tidak lagi terfokus padaku.

Semua orang, termasuk diriku terpaku sepenuhnya pada sosok yang tengah duduk tenang di kursinya.

Seorang pria dengan setelan hitam yang tengah menatap ke arahku.

Cengkeraman si pembawa acara terlepas. Entah karena shock atau apa.

"Sa-satu juta??" Ulangnya.

Pria dengan setelan hitam itu mengangguk. "Satu juta dollar untuk wanita itu." Tegasnya.

Aku mengerjap tak percaya. Pria itu berani menawarku yang bukan siapa-siapa, dengan harga setinggi itu?!

Si pembawa acara terbahak dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Satu juta pertama!! Adakah yang berani menawar wanita ini lebih tinggi ??" Teriaknya membahana.

"DUA JUTA!"

Kali ini aku menoleh ke arah lelaki tua yang berdiri di sudut ruangan. Melihat wajahnya yang congkak setelah dengan bangga menyebut angka itu.

Si pembawa acara memukul-mukulkan palu yang di genggamnya ke atas meja. "DUA JUTA PERTAMA! OH SHIT. ADA LAGI YANG BERANI MENAWAR LEBIH TINGGI."

Semua orang di dalam ruangan tampak riuh.

Sementara aku hanya bisa memejamkan kedua mataku. Pasrah. Merenungi nasib yang mungkin akan membawaku ke dalam genggaman si tua bangka itu.

"Ten million."

Kedua mataku seketika terbelalak. Apa aku tidak salah dengar??

Suara yang riuh itu kini berganti menjadi keheningan yang mencekam.

Aku bahkan berani bersumpah kalau si pembawa acara tidak lama lagi akan menghancurkan meja dengan palunya setelah mendengar angka yang sangat fantastis itu.

"A-anda yakin Sir?" Si pembawa acara berusaha memastikan pendengarannya.

Pria dengan setelah hitam itu kini berdiri dan berjalan melewati orang-orang yang tercengang akibat ulahnya.

Aku memberanikan diri untuk melihatnya. Memperhatikan dengan seksama sosok yang rupawan itu.

Sosok yang kini tengah menaiki satu persatu anak tangga. Dan hanya dalam waktu sekejap sudah berada di hadapanku.

Oh Tuhan.

Tubuhnya yang tinggi benar-benar membuatku pegal karena mendongak.

Terlebih... pria ini....

"Layla," ucapnya seraya menurunkan kain penutup wajahku.

Layla?? Pikiranku terus mengulangi nama itu.

"Mulai saat ini namamu adalah Layla, Isteri dari seorang Thorn Mc Adams." Ucapnya kemudian.

Mempertegas suara baritonnya yang tadi samar kudengar.

Dia, yang tidak kuketahui siapa. Secara tiba-tiba mengklaim diriku sebagai isterinya.

Apapun itu, dia jelas adalah malaikat penolongku. Yang membebaskanku dari neraka dunia ini.

Semoga.

***

Cerita baru dari Lenz. Semoga bisa membantu mengisi waktu luang teman-teman.

Jangan lupa vomentnya ya. Selamat membaca ;)

Thorn Mc AdamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang