Chapter 10

5.1K 520 6
                                    

Happy reading!

%%

Weekend. Yap hari Minggu. Terdengar begitu menyenangkan, namun nyatanya tidak begitu menyenangkan. Sedari pagi (Namakamu) hanya bergulat dengan bantal dan guling di kasur.

'Tling'

Suara notifikasi khas line menggema di kamar (Namakamu), pasalnya hanya ada keheningan di kamarnya karena daritadi (Namakamu) hanya diam dan sibuk dengan fikirannya.

(Namakamu) mengambil ponselnya lalu mengecek line-nya.

(Namakamu) tersenyum setelah melihat pesan dari seorang laki-laki itu. Lalu mulai mengetikkan balasan untuk seseorang itu.

(Namakamu) loncat dari bed-nya lalu menyambar handuk merah-nya dan berlari kecil menuju kamar mandi di kamar (Namakamu).

"Yah, (Namakamu) keluar ya sama temen?" Pamit (Namakamu) pada Ayah Irwan yang sedang duduk di sofa sambil menikmati acara televisi.

"Sama siapa hayo?" Goda Bunda Alia sambil membawa secangkir teh dari arah dapur.

"Anuu.. Itu Bun sama--"

"Sama Iqbaal kan?" Yebak Bunda Alia.

"Ah Bunda tau aja." Ucap (Namakamu).

"Yaudah sana nanti ditungguin sama pacarnya." Ucap Ayah (Namakamu) terkekeh.

"Bukan pacar, Yah." Ralat (Namakamu) sambil menyalami tangan kedua orang tuanya, "Assalamualikum".

"Waalaikumsalam"

(Namakamu) telah berdiri di depan pagar rumahnya, lelaki itu mengirim pesan bahwa ia akan sampai lima menit lagi.

(Namakamu) terus memandangi jam tangan abu-abunya.

13.04

'Bruk'

(Namakamu) telah duduk di jok belakang bersama Iqbaal.

"Lo telat empat menit." Ucap (Namakamu) menatap tajam.

Iqbaal tersenyum remeh, "So?"

"Lo harus traktir gue." Ucapnya merasa menang.

Iqbaal mendengus pasrah, "Ya ya ya."

"Mau kemana baal?" Tanya (Namakamu).

"Kafe?" Tawar Iqbaal. (Nmakamu) hanya mengiyakan saja.

Iqbaal dan (Namakamu) telah memasuki kafe, lalu duduk berhadapan di pojok kafe.

Salah satu pelayan wanita berseragam merah menghampiri meja mereka.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Ucap pelayan itu ramah.

"Saya mau pesan spaghetti salmon dua, caramel cappucino satu sama milkshake strawberry satu." Ucap Iqbaal.

"Okay, ditunggu ya." Ucap pelayan itu lalu pergi.

Hanya ada keheningan. Iqbaal sibuk dengan ponselnya lebih tepatnya mengambil foto candid (Namakamu) dan (Namakamu) sibuk memperhatika perempuan kecil yang sedang duduk manis bersama laki-laki dan perempuan dewasa yang tak salah lagi itu adalah orang tuanya.

(Namakamu) terus memperhatikan balita yang berada tak jauh dari meja-nya. Pipinya yang gembul, kulit putih bersih, mata yang lebar, rambut hitam tipis sebahu serta mengenakan gaun berwarna biru. Itu sangat lucu.

"(Nam..)." Ucap Iqbaal terlebih mengagetkan (Namakamu).

"Eh anjing, gue kaget." Ucap (Namakamu).

Between Us [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang