Chapter 20

4.4K 374 18
                                    

Jangan lupa komen dan vote ya kawand! 💜

%%%

Pesan yang dikirimakan beberapa menit yang lalu telah terkirim. Namun, tak kunjung mendapat balasan. Iqbaal melirik jam di ponselnya. Pukul sepuluh malam. Apa mungkin (Namakamu) sudah tidur gara-gara kecapekan seharian diluar? Sudah dua pesan, tapi belum dibalas, Iqbaal tidak mau terkesan spam.

Ia mengetikkan pesan yang akan dikirimkan untuk (Namakamu) sebelum ia benar-benar tidur. Tangannya menari-nari diatas layar ponselnya.

Merasa tak ada balasan, Iqbaal memutuskan untuk tidur. Memang setelah Iqbaal mandi tadi, Iqbaal tidak memegang ponselnya lagi, dikarenakan ada tamu yang mengurungnya untuk tetap berada di ruang tamu.

***

(Namakamu) sedang tengkurap di kasur dengan laptop di depannya. Laptopnya sudah terhubung video call dengan abangnya. Bang Zayn. Jarak Jakarta-Bandung, mengaharuskan mereka untuk berkomunikasi lewat media sosial. Mungkin chat, tepelon, ataupun video call.

Kali ini, (Namakamu) ingin bercerita tentang kejadian indah hari ini. Dari mulai pagi sampai Iqbaal yang tak kunjung membalas pesannya sejak setelah ia mandi tadi. Mungkin Iqbaal belum buka hp lagi, pikir (Namakamu) berusaha positif.

"Akhirnya adek gue udah ga jomblo lagi." Pekiknya setelah mendengar cerita bahwa Iqbaal mengungkapkan perasaannya.

(Namakamu) sudah berpesan untuk tidak menyela ucapannya ketika bercerita. Dan, bang Zayn menurutinya. Tapi tetap saja salah paham. Jelas-jelas Iqbaal hanya memintanya untuk berkomitmen bukan mengajaknya berpacaran.

"Hhh, lo budek apa tuli sih, Bang?" Kesal (Namakamu).

"Adik durhaka lo. Itu sama aja, oon." Bang Zayn menunjukkan wajah sama kesalnya. Tangannya mengepal di depan laptop, seolah-olah hendak meninju (Namakamu).

"Ya lo sih. Kan udah gue bilang. Dia cuma komitmen aja, engga ngajak pacaran." Jelas (Namakamu).

"Ah Iqbaal payah. Perlu belajar sama gue nih." Bang Zayn mendengus kesal. Dan, perlu ulangi? Iqbaal perlu belajar sama Bang Zayn? Tentang cinta?

"Dih. Lo aja kagak punya pacar. Sok-sokan mau ngajarin Iqbaal." (Namakamu) berucap sinis. Bang Zayn memang jarang sekali berhubungan spesial dengan wanita. Mungkin dia sedikit sulit jatuh cinta. Beberapa teman wanitanya yang pernah dikenalkan kepada (Namakamu), pasti hanya berujung friendzone.

"Yeu, banyak ya yang naksir gue." Ucapnya membanggakan diri.

"Naksir sih banyak. Tapi mana yang serius?" Ejek (Namakamu) pada Bang Zayn.

Bang Zayn mengangkat laptopnya, membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin. "Yaudah, gue masih mau ngerjain tugas dulu. Udahan ya vidcallnya?" 

(Namakamu) duduk memangku laptopnya, "Iya deh iya." Ucap (Namakamu) dengan nada sadikit kesal. Sepertinya bang Zayn mengalihkan topik. "Cepet balik ya, lo ga kangen sama gue?" Sepersekian detik sifat manja (Namakamu) muncul.

Bang Zayn memasang wajah cemberut unyunya. Tak enak hati ia mengucapkan ini. "Itu dia (Nam..), minggu ini gajadi pulang. Pulangnya ditunda sebulan lagi." Bang Zayn menyadari perubahan raut mukanya. Bang Zayn tau (Namakamu) kecewa. Dan bang Zayn juga merindukannya.

"Padahal lo kemarin janji pulang minggu ini." Perasaannya benar-benar kecewa.

"Maaf ya." Bang Zayn juga merasakan kekecewaan adik semata wayangnya.

Between Us [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang