Chapter 15

5.1K 491 8
                                    

Siang telah berganti malam. Udara semakin sejuk, karna sedari tadi rintik hujan masih saja turun. (Namakamu) baru saja menutup buku matematikanya. Cukup memusingkan.

Ia beralih dari meja belajarnya, kemudian duduk di ranjang dan menyenderkan punggungnya sambil memainkan ponselnya.

Selang beberapa menit, notifikasi line berbunyi.

Frizka added you as a friend.

Setelah semenit kemudian, Frizka mengiriminya sebuah pesan.

Frizka: hai kak

(Namakamu) mengetikkan untuk membalas sapaannya. Ia masih ingat siapa Frizka.

Frizka: pacarnya kak iqbaal?

(Namakamu) sedikit tersentak, lalu terkekeh pelan. Apakah ia terlihat berpacaran dengan Iqbaal?

(Namakamu): nope. He's my bestfriendd

Frizka: oh okay

(Namakamu): why? Kamu suka sm Iqbaal?

Frizka: nooooo

(Namakamu): ngaku ajaa

Frizka: tp jangan bilang sm kak iqbaal ya?

(Namakamu): kAN BENERR
(Namakamu): tenang aj ga gua bilangin kok

Frizka: lebih tepatnya gua kagum aja sih

(Namakamu): oalla gituu

(Namakamu) segera me-lock ponselnya dan memutuskan untuk tidur saja.

***

Kini (Namakamu) telah berjalan sendirian di koridor sekolah. Sekolah sudah cukup ramai, lima belas menit lagi bel berbunyi.

"(Nam..) kodok!" (Namakamu) terlonjak kaget saat seseorang mengagetinya. (Namakamu) memukul pundak seseorang itu yang sedang tertawa melihat (Namakamu) kaget.

"Iqbaal ngeselin! Kalo gua mati jantungan gimana?!" (Namakamu) masih memegangi dadanya yang tersenggal.

"Jantungku ini untukmu." Iqbaal meraih tangan (Namakamu) lalu ditempelkan di dadanya. Ia bisa merasakan jantung Iqbaal yang berpacu cukup cepat, "Jantung gue selalu deg-degan kalo lagi sama lo." Iqbaal menatap (Namakamu) tulus.

"Drama banget lo anjir." (Namakamu) melepaskan tangannya diatas dada Iqbaal, lalu ia melanjutkan jalannya yang sempat terhenti akibat drama Iqbaal.

Iqbaal mengikuti (Namakamu) yang berjalan duluan hingga keduanya sejajar, "Itu tadi romantis tau."

"Iya aja, Baal."

"Hai." Tiba-tiba saja ada yang menyapa mereka dari belakang, keduanya menoleh. (Namakamu) lupa-lupa ingat dengan gadis itu.

"Oh, hai Ree."

"Em, hai.." (Namakamu) tampak kebingungan, ia sedikit lupa dengan nama gadis itu. Segera saja gadis itu menyebutkan namanya, "Isya."

(Namakamu) meringis, "Hai Isya."

"Eh gue duluan aja ya Baal, (Nam..), kelas kita beda arah."

"Iya, hati-hati ya." Ucap Iqbaal yang memperhatikan Isya menjauh dari mereka.

'Mau ke kelas aja, pake bilang hati-hati. Lebay banget si qobaal.' Gerutu (Namakamu) dalam hati.

"Yaudah, ayo ke kelas." (Namakamu) menarik lengan baju Iqbaal. "Apaain sih tarik-tarik, kalo kangen bilang aja."

"Hm."

"Baal." Lanjut (Namakamu).

Iqbaal berhenti, begitu juga (Namakamu), "Cewek tadi namanya siapa?"

Between Us [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang