Chapter 5

6.1K 570 24
                                    

Makasih yang udah kasih vote. Apalagi komen. Waa makasi!
Baca yu baca.
Happy reading 💕

%%%

Terdengar suara sepatu yang menggema di koridor, terdengar sedikit seperti berlari.

"(Nam..)!" Teriak seseorang pada (Namakamu).

(Namakamu) menghentikan langkahnya, lalu menoleh.

"Eh Dianty, lo kenapa sih?" Tanya (Namakamu) heran karena Dianty sedang terengah-engah.

"Huh huh, daritadi gue panggilin lo, dari koridor depan, tapi lo malah tetep jalan." Keluh Dianty.

"Kirain gue, lo disangka maling makanya lo lari-lari." Ujar (Namakamu) sambil terkekeh pelan lalu meninggalkan Dianty.

"Sialan gue ditinggal." Umpat Dianty.

"Tungguin (Nam..)." Teriaknya.

•••••

"Masa gue tadi ditinggalin sama (Namakamu), Incess gabisa diginiin." Ucap Dianty sok sedih.

Yap sekarang mereka sedang di kantin, biasalah waktu istirahat kalo ga memanjakan perut dimana lagi.

(Namakamu) yang sedang menyeruput jus alpukatnya itu dan mendengar ucapan Dianty, langsung menoleh ke arah Dianty.

"Ulululuh maap maap." Ucap (Namakamu) sambil mengelus punggung Dianty.

"Najis lo berdua." Sinis Yovie.

"Gitu kali ya kalo jomblo." Pikir Ojan.

"Ekhem." Deheman Iqbaal, Ari, Fadlan, Rafto, Maura dan Arin yang merasa kesindir.

Mereka memperlihatkan tatapan tajam kearah Ojan.

"Ehehehe maap." Ucap Ojan nyengir.

"Mampus lo hahaha." Ujar (Namakamu) dan Dianty lalu tertawa puas.

"(Nam..) nanti jadi ya?" Ucap Iqbaal sambil menaik turunkan alisnya.

"Yang semalem? Ayo aja." Ucap (Namakamu) santai lalu menyeruput jusnya kembali.

"Ohh jadi--" Selidik Namira.

"Oh gitu, ceritanya si Iqbaal pdkt?" Ucap Fadlan tersenyum miring.

"Sepertinya Iqbaal sedang melancarkan aksinya." Ujar Ari sambil memegang pantatnya eh dagu deng.

"Eh engga kok." Elak (Namakamu).

-oo-

"(Nam..), ayo ah." Ajak Iqbaal.

"Bentar napa, Baal." Ucap (Namakamu) tergesa-gesa memunguti buku-bukunya.

Skip.

Mereka telah sampai di taman. Udaranya sejuk, pemandangan indah, dan suasana yang tenang.

Taman ini terbilang tidak jauh dari GIS, sekitar 10 menit saja sudah sampai.

"(Nam..), duduk sini deh."

(Namakamu) duduk disamping Iqbaal, namun kursi itu panjang jadi agak jauhan. Jauhan? Cie kayak kamu sama doi. Awaw.

"Lo ngapain bawa gitar?" Ucap (Namakamu) saat melihat Iqbaal mulai mengeluarkan gitar dari samping bangku itu.

"Oh gue tau, lo mau ngamen kan?" Belum Iqbaal menjawab, (Namakamu) sudah memotongnya.

"Gaji lo jadi artis kurang? Oke, yaudah sana ngamen. Gue tungguin sini kok" Ucap (Namakamu) memotong 'lagi' sambil mengusir Iqbaal.

Between Us [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang