Jangan lupa vote, like, dan kasih komentar atau ide yaa 😉
Maaf kalo cerita yg aku buat gaje, heheheHappy Reading
----------------Aku memapah Justin yang masih bermalas malasan untuk bangun.
Aku membawanya ke sofa.
Ia pun duduk, dan membuka kelopak matanya perlahan.
"Justin, lihat itu." Ucap ku sambil menunjuk pada telivisi.
"Biarkanlah mereka sibuk mencariku, ini semua salah mereka. Jika mereka tak memaksaku. Mungkin aku takkan pergi dari rumah. Biarkan mereka merasakan bagaimana jika aku tak ada bersama mereka ve." Jelas Justin.
"Tapi just, kamu jangan egois gitulah. Mereka sayang sama kamu Justin. Mereka hanya ingin yang terbaik untukmu. Lagian mereka juga keluargamu Just. Coba kau pikirkan lagi baik baik" ucap ku jelas sambil menatap Justin yang menunduk sambil memegang kepalanya. Kelihatannya dia sedang bingung. Tiba tiba saja dia meninggalkanku sendiri di sofa.Ve pov
Aku mengejar Justin ke kamar. Dia masih menunduk di pinggir tempat tidur, apakah kata - kataku tadi salah.
Aku menghampirinya "Justin mafin aku. Mungkin tak sepantasnya aku berkata seperti itu tadi. Aku hanya fans mu. Dan aku tak berhak itu mengatur hidup mu." Ucap ku sambil memegang punggung Justin.
"Tidak ve. Kau tidak salah." Jawabnya.
"Entahlah aku sedang tak ingin memikirkannya sekarang" sambungnya lagi beranjak dari kasur menuju kamar mandi.***
Semenjak aku bertemu dengan Justin aku merasa, aku seperti ingin memilikinya. Aku tak ingin jauh darinya. Aku menyayanginya.
Mungkin perasaan ku ini sama seperti yang di alami setiap Beliebers. Tapi perasaan yang aku rasakan itu beda.
Setiap aku ada di dekatnya, jantung ku berdetak kencang seaakan jantungku ini tak akan pernah berdetak lagi.
Entahlah mungkin aku terlalu mendramatisir perasaan ku ini.
Sebaiknya aku bergegas untuk mandi dan siap siap untuk pergi ke kuliah.***
Justin Pov
Aku tak bisa terus terusan kabur seperti ini. Aku juga masih menjaga karir ku dan image ku.
Sampai kapan aku akan merasa seperti orang yg selalu di buru seperti ini.
Aahh aku sudah lelah. Aku ingin kembali ke kehidupan ku seperti dulu, ke hidupku yg normal.
Jujur aku merindukan mom, dad, jazzy, dan jaxon.Flashback*
Akupun keluar dari kamar mandi.
Aku bingung harus bagaimana jika aku terus terus menjadi buronan paparazzi. Tapi aku tak bisa menikah dengan wanita itu.
Aku tak mengenalnya. Bahkan cinta untuk nya pun aku tak punya."Jam berapa kau kuliah ve?" Tanya ku pada ve, yg berjalan menuju kamar mandi. Nampaknya ia ingin membasahi tubuhnya.
"Uum setengah jam lagi Just. Why?" Jawab Ve sambil menaikkan alis sebelah ku.
"Oh, pulang kuliah jam berapa?" Tanya ku
"Um,,mungkin agak sorean Just. Sekitar jam 3 sorelah." Jawab ve sambil masuk ke kamar mandi***
Sore nanti aku ingin mengajaknya pergi. Sampai kapan aku akan menemukan pasangan ku sendiri?
Dengan caraku sendiri. Bukan dengan cara mereka menjodohkan ku.Author's Pov
"Justin, selama aku kuliah kau akan berada di apartemen ku atau bagaimana?" Tanyaku
"Tidak ve, mungkin aku akan pergi ke rumah teman ku. Dan nanti akan ku jemput kau sepulang kuliah" jawabnya dengan senyum
"Oh, dimana rumah temanmu? Dan apakah dia wanita?" Tanyaku lagi yg sedang menggunakan make up di depan kaca.
*astaga, apa yang aku katakan. Aku salah mengatakannya.* gumamku dalam hati sambil menghentikan make up ku dan menepuk mulutku.
"Hah?" Tanya Justin
Sepertinya dia tak mendengar apa yang baru saja aku katakan.
"Huft" dengusku, merasa bahwa aman. Dia tak mendengarnya. Akupun melanjutkan make up yg belum selesai.
"Gapapa Just, apa kita akan bareng jalannya?" Sambung ku
"Ya ve, tentu saja. Biar aku turunkan kau di tempat kuliahmu." Jawab Justin yang sedang duduk di sofa.
"Baiklah Justin. Ayo berangkat." Pintaku.
"Ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAILEY VERONICA JOORDAN
RomanceWanita berkulit putih, bermata biru dan memliki rambut sepunggung. Tak lama lagi dia akan mewujudkan impiannya untuk kuliah. Canada, adalah salah satu negara yang di pilihnya untuk menuntut ilmu disana. Tak hanya menuntut ilmu, dia berharap bisa men...