Perancis

37 5 1
                                    

Haii,,gue mau lanjutin story gue yang gaje ini :)
Jangan lupa vote nya ya shaw:*

Happy Reading ^^

***
JUSTIN'S POV

Drrrtttt Drttttt
Ponselku bergetar. Aku berhenti di depan pintu kamar ku. Aku menyuruh Ve terlebih dahulu masuk. Karena dia lelah.
"Ve, kau masuk saja dulu." Ucapku sambil mengeluarkan ponselku. Dia hanya menganggukkan kepalanya.
Aku melihat tenyata ada pesan dari Matt.

"Justin bisakah besok kau menemui Evelyn? Dia masuk di rumah sakit Just. Ku harap kau mau menemuinya. Penyakitnya semakin parah Just. Kata dokter dia sedang mengalami koma"
Bagaimana ini? Sedangkan esok aku dan Ve akan pergi ke perancis.
"Tapi Matt, besok aku dan Ve akan berbulan madu ke perancis." Balasku
"Tak bisakah kau pergi menemuinya pagi pagi Just?" Balas Matt
"Baiklah akan ku usahakan itu." Balasku. Besok aku harus beralasan apa kepada Ve. Gumamku.
"Terima kasih Justin, aku tunggu besok di rumah sakit. Maaf aku mengganggu kau dan Ve"
"Tak masalah Matt" balasku.
Akupun masuk kedalam kamar. Ve tertidur. Aku duduk di pinggir kasur. Ku menyimpan ponselku di meja samping kasur.
Ku pandangi wajah Ve. Ku singkirkan rambutnya yang menutupi wajah indahnya itu.
Ku gesekan tangan ku di pipinya.
"Im Sorry Ve, Im sorry" ucapku di telinganya. Dan akupun mencium keningnya. Aku pun mulai terlelap

SKIP

Ketika aku menggeliatkan badanku , dan meraba Ve. Dia sudah tak ada di sampingku. Akupun terbangun. Ternyata telah sore.
Aku turun dan melihat Ve sedang memasak. Sepetinya untukku. Aku tersenyum melihatnya.
"Aww" teriaknya, akuoun berlari menuju Ve. Tangannya teriris pisau. Aku langsung mengambil jarinya dan mengemutnya supaya darahnya tidak banyak keluar.
"Ah Justin, sakit" isaknya. Aku benar benar tak bisa melihatnya kesakitan. Aku melepaskan emutanku. Namun darahnya masih keluar.

Akupun mengambilkannya kotak obat, aku menyuruhnya duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akupun mengambilkannya kotak obat, aku menyuruhnya duduk.
Dan kuberikan obat itu ke tangannya. "Justin, perih sekali" isaknya dan tangan kirinya meremas bajuku.
"Tenang ve, sebentar lagi kering" ucapku sambil menenangkannya. Ia bersandar di dadaku, aku mengelus kepalanya.
Obatnya mulai meresap dan kubalut dengan perban. Ia mulai tak menangis.
"Sudah Ve." Kataku,
"Thank you Justin. Aku ambil masakanku dulu. Pasti kau sangat lapar. Maafkan aku selalu menyusahkan mu" ucap Ve sambil beranjak dari duduknya dan aku menarik tangannya.
"Duduk saja Ve, biar aku yang mengambil kannya." Ucapku.

***

Seharusnya aku yang meminta maaf padamu Ve. Aku berbohong padamu. Aku mencintaimu Ve, aku mencintaimu. Gumamku yang sedang berjalan mengambil masakan Ve.
Dan menaruhnya di meja, karena tangan Ve terluka jadi aku menyuapinya.

"Ayo sayang, buka mulutmu aa aa..." Ucapku sambil menyodorkan sesendok suapan.
Ve hanya tertawa dan menutupi mulutnya.
"Baiklah Justin," akhirnya Ve pun melahapnya.

JANGAN LUPA BACA SETIAP PART STORY KU YA,
VOMMENT NYA ;)

BAILEY VERONICA JOORDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang