Part 23

40 3 0
                                    

Aku dan Justin sampai di rumah Justin. Aku mengeluarkan barang barangku, dan oleh oleh yang aku beli bersama Justin di perancis.
"Ini baju, sepatu, dan aksesoris untuk mom. Ini sepatu kerja , jas, dasi untuk dad. Dan ini mainan untuk Jaxon dan Jazzy" ucapku sambil memberikannya satu persatu kepada mom, dad, Jaxon, dan Jazzy.
Mereka semua tersenyum padaku dan Justin.

Justin's Pov

Lagi lagi ponselku bergetar.
Drrtttt Drrttt
Aku harus menemui Evelyn besok.

Justin, apakah bulan madumu bersama istrimu telah usai?
Kondisi Evelyn mulai membaik.
Selama ia di rumah sakit, ia selalu mendengarkan suaramu yang kau kirim padaku seminggu yang lalu. Suaramu menjadi semangat untuk Evelyn sembuh.

Baiklah Matt, besok aku akan menemui kalian di rumah sakit.
Aku baru saja sampai di rumah.

Balasku pada Matt.
Syukurlah jika keadaan Evelyn semakin membaik. Bagaimana pun aku harus bisa menyatukan cinta Matt dan Evelyn. Aku gak tega melihat Matt terus terusan menahan perasaannya.

"Bagaimana liburan kalian selama di perancis? Tidak salah bukan mom memilih perancis sebagai tempat bulan madu kalian" tanya mom padaku dan Ve. Aku tersenyum geli mendengar pertanyaan mom.
"Aku benar benar senang mom." Ucap Ve dengan wajah senyum, lalu memeluk dan menciun pipiku.

---

Aku dan Ve kembali ke kamar kita. Perlahan aku membuka pintu kamarku.
Ve langsung berlari dan duduk di atas kasur.
"Aaahh seminggu sudah aku dan Justin tidak menempati ruangan ini." Ucap Ve riang sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur. Di susul denganku yang tidur di dekat Ve. Kepala kita berlawanan arah. Ku hadapkan wajah ku ke samping. Melihat Ve dengan wajah terbalik.
Ku sentuh hidung nya.
"Aku benar benar menikmati liburan kita Justin" ucap Ve sambil memainkan hidung nya dengan ku.

Malam ini aku dan Ve beristirahat. Karena kami sangat lelah. Dan keesokan harinya aku juga harus menjenguk Evelyn.

**

"Pagi Ve?" Sapaku pada Ve yang sedang menggeliatkan tubuhnya seperti ulat yang kepanasan haha.
"Hai Just," sapa Ve. Tiba tiba saja Ve langsung beranjak dari kasur ke kamar mandi.
"Uweeekkk" terdengar seperti Ve sedang sakit. Sepertinya ia mual.
Lalu Ve keluar dari kamar mandi.
"Justin badanku lemas, perutku mual." Ucap Ve sambil memegangi perutnya.
"Lebih baik kau istirahat saja. Biar aku panggilkan mom dulu" ucapku terburu buru.
Aku langsung memanggil mom.
Dan menceritakannya pada mom. Lalu aku kembali ke kamarku bersama mom.
Ve mulai merintih kesakitan pada perutnya yang mual mual.
"Ve, kenapa bisa seperti ini?" Tanya mom. Ve hanya menggelengkan kepalanya.
"Baiklah kau bawa Ve ke rumah sakit saja Just. Biar lebih tau pastinya dia lagi sakit atau membuatkan cucu untuk mom" ucap mom sambil tersenyum geli.
Aku bersiap siap untuk mengantarkan Ve ke rumah sakit.

--

Akhirnya aku, Ve dan mom sampai di rumah sakit. Ve terbaring di atas kasur dorong.
Suster mendorong kasur Ve ke kamar.
Dokter segera memeriksanya.
Mom dan aku duduk menunggu dokter keluar.
15 menit sudah kita menunggu dokter. Akhirnya dokter tersebut keluar. Aku langsung menghampirinya di susul dengan mom di belakangku.
"Bagaimana dok keadaan istri ku?" Tanya ku dengan nada panik.
"Justiiinnn!!!" Tiba tiba suara wanita di belakangku sepertinya memanggilku. Akupun menoleh ternyata Evelyn. Dia menggunakan kursi roda. Tidak ada lagi infus di tangannya. Tidak ada lagi oksigen yang menutupi wajahnya. Dia menatap ku tak percaya.
"Dia baik baik saja." Ucap dokter itu. Aku tak lagi mendengarnya. Hanya mom yang mendengar ucap dokter itu. Aku membalikkan badanku pada Evelyn. Aku berjalan menuju Evelyn.
"Justin, istrimu hamil Justin" ucap mom di belakangku. Aku berdiri mematung menatap Evelyn. Mom menarikku tanganku dari belakang.
"Masuklah mom. Temani Ve" perintahku tanpa melihat mom.
Mom menuruti perintahku.
Dan aku duduk di bawah kursi roda Evelyn.
Evelyn menundukkan pandangannya. Ia tak mau menatapku.

"Mengapa kau tak temani istrimu Justin? Kau bohong Justin. Kau bohong padaku. Kau bukan kekasihku. Kau hanya mempermainkanku Justin. Aku benci kamu Justin. Aku benci" teriak Ve sambil memukul mukul ku yang duduk bersimpuh di hadapannya. Ia mulai membalikkan kursi rodanya berjalan ingin meninggalkanku.
Aku menahannya.
"EV, bukan maksudku untuk membohongimu. Tidak hanya kau yang aku bohongi. Bahkan istriku juga aku bohongi setiap kali aku menjengukmu ke rumah sakit" ucapku sambil memegang tangan Evelyn. Evelyn menangis.
Tiba tiba Matt datang.
"Itu semua salah ku Ev. Aku sengaja menyuruh Justin menembakmu. Menjadikan mu kekasihnya. Itu semua salahku. Jarang kau marahi dia. Dia tidak salah. Aku hanya ingin kau sembuh. Aku tak ingin melihatmu terus sakit." Teriak Matt sambil berlari ke arah ku dan Evelyn.
"Mengapa kau lakukan ini Matt. Mengapa? Kau tau aku tak suka jika di bohongi!" Jawab Evelyn dengan nada tinggi dan memukul Matt.
"Karena Matt menyayangimu Evelyn. Dia selalu menjagamu selama kau sakit. Sedangkan aku? Aku tak bisa. Kau seharusnya bersama dengan Matt. Dia amat mencintaimu." Jelasku pada Evelyn.
Evelyn menangis, ia tak percaya bahwa Matt yang menjaga nya selama ia di rumah sakit.
Aku meraih tangan Evelyn dan Matt. Aku menyatukan tangan mereka berdua.
"Bersatulah kalian berdua. Jangan kau terus menungguku Ev. Aku telah beristri. Dan kurasa aku juga tak bisa jika terus membohongimu dan istriku sekarang sedang mengandung anakku Ev" jelasku pada mereka.
Matt memeluk Evelyn.
"Ev, maukah kau menerimaku? Aku tak peduli jika kau sakit sakita. Aku hanya mencintaimu. Aku berjanji aku akan menjagamu. Aku akan berada di sampingmu. Selalu. Percayalah, aku tidak akan melukaimu, meninggalkan mu. I love you" ucap Matt yang memeluk Evelyn. Evelyn hanya mengangguk mengisyaratkan jawabannya iya.

Aku hanya terseyum melihat mereka akhirnya mereka bisa bersatu. "Justin selamat atas kehamilan istrimu" kalimat itu terdengar lembut penuh isak tangis Evelyn namun ia mencoba tegar dan tersenyum.
Aku membalas senyum Evelyn. "Justin aku ingin melihat istrimu. Bolehkah?" Tanya Evelyn sambil tersenyum menghapus air matanya.
"Tentu saja boleh Ev." Jawabku sambil mendorong kursi roda Evelyn bersama Matt.

--

"Mom bagaimana keadaan Ve?" Tanya ku pada mom
"Ve baik baik saja. Di hamil Just. Mungkin dia sedikit pusing karena terlalu capek selama perjalanan" jelas mom sambil mengusap kepala Ve secara perlahan.
"Istrimu sangat cantik Just. Tak jauh beda dengan wajahmu. Yakan Matt?" Tanya Evelyn sambil mendongak menatap Matt yang berada di atas kepala Evelyn.
"Iya Ev, benar sekali. Kita pun juga begitu bukan Just?" Tanya Matt terkekeh padaku.
Aku tersenyum "of course" jawabku sambil mengedipkan sebelah mataku.
Matt dan Evelyn tersenyum geli.

--

"Justin aku ingin pulang," ucap Ve padaku.
"Baiklah," jawabku sambil memanggil dokter. Dan dokter membolehkan Ve pulang.
"Hai Ve. Kenalkan aku kekasihnga Matt sahabat Justin" ucap Evelyn sambil menjulurkan tangannya pada Ve. Ve menyentuh tangan Evelyn dan berjabat tangan.
"Oh hai juga Evelyn. Kenapa Justin tidak menceritakannya padaku ya?" Tanya Ve terkekeh.
"Mungkin saja dia lupa" sambung Matt menjawab. Ve hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya.

Tiba tiba Justin datang dengan senyuman. "Bagaimana Just?" Tanya mom padaku.
"Kata dokter Ve belum boleh tinggal di rumah sakit ini" canda Justin. Membuat mom, Matt, Evelyn dan Ve terkejut.
"Kau Justin. Bikin mom kaget" ucap mom sambil mengelus elus dadanya sendiri.
"Hore aku bisa pulang." Ucap Ve sedikit berteriak dan aku memeluknya. Ve pun langsung beranjak dari kasurnya dengan semangat. Menghampiri mom dan memeluk mom.
"Makasih ya udah mau bikinin mom cucu" sindir mom di telinga Ve. Ve langsung melepas pelukannya "mom aahh" ucap Ve geli mendengar perkataan mom.

Matt dan Ev juga bahagia melihat kami. Aku juga bahagia melihat Matt mendapatkan cintanya. Aku pun memapah Ve menggandeng tangan Ve keluar dari rumah sakit ini diiringi dengan mom disusul dengan
Matt mendorong Evelyn keluar dari rumah sakit ini. Evelyn sudah bisa di bawa pulang.
Wajah Matt benar benar terlihat bahagia. Aku juga merasakan kebahagiaan yang Matt rasakan.

TINGGAL 1 PART LAGI GUYS.
JANGAN LUPA VOTE YAAA.
THANKS FOR READING :**

BAILEY VERONICA JOORDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang