18 || Martin Cornell

33.7K 1.4K 28
                                    

Mulmed: Visualisasi Martin


-------

18


-------

MARTIN menatap langit langit suite room-nya. Jamuan makan malamnya dengan Adaichi --koleganya yang datang dari Jepang hanya untuk mengikat kontrak kerja sama dengannya--, sudah selesai dan setelah itu Martin memilih untuk kembali ke kamar hotelnya.

Martin sedikit tidak bersemangat, selain karena mata-mata sialan itu yang mengganggu fikirannya, Adera juga turut andil memporak porandakan isi kepalanya. Pasalnya gadis itu tidak mengangkat panggilannya selama sepekan terakhir. Jika sudah begini, rasanya Martin ingin mendatangi kediaman Christian dan membawa gadis itu bersamanya. Mungkin Martin sudah gila tapi dia menyukai Adera. Bukan sejak pertemuan mereka di restoran waktu itu, tapi jauh sebelumnya. Lebih tepatnya lima tahun yang lalu.

Fikiran Martin berkelana, melangkah ke belakang. Saat itu Martin dengan setelah jasnya sudah siap akan ke rumah keluarga Karl untuk melakukan tatap muka dan membahas mengenai perjodohannya. orang tua Martin pun sudah tiba dari Amerika beberapa jam sebelumnya, Martin menetap di indonesia selama beberapa tahun karena bisnisnya yang sedang gencar berjalan di nusantara.

Martin menerima perjodohan lima tahun lalu karena bermasa bodoh. Ia menyukai gadis Asia dan Adenaya cantik dan lembut. Harusnya itu cukup membuatnya menyukai gadis itu, namun anehnya Adera tampak lebih memesona saat itu. Namun sebelum melihat Adera, Martin berfikir tidak ada salahnya kan kalau ia bertemu dulu dan memutuskan akan bagaimana nasib perjodohan nya itu kedepannya.

Waktu itu Adenaya dengan anggun duduk disamping Laura, dalam balutan gaun berwarna biru dongker. sedangkan Adera berpangku kaki dengan sombong, tidak peduli untuk menjaga kesopanan meski beberapa kali mendapat plototan dari mamanya. Tapi justru Martin terpanah untuk pertama kalinya pada Adera malam itu. Kemudian menetapkan she's mine

Makan malam berjalan seperti seharusnya. Adera tidak melanjutkan sesi bincang perjodohan dan memilih cabut ke kamarnya. Tapi mata Martin tidak bisa lepas dari Adera dan menelan kecewa saat gadis itu menghilang di ujung undakan tangga menuju kamarnya.

Perjodohan berjalan lancar. Martin dengan berbinar menerima meski itu Adenaya bukan Adera. Karena tidak memungkinkan untuk mendapatkan Adera yang masih sekolah. Meskipun seperti itu, kepalanya dipenuhi oleh rencana.

"Baiklah, saya kira perjodohan ini berjalan sebagaimana semestinya. Nak Martin bisa mengenal Adenaya dengan pribadi setelah ini. Kita akan menentukan pertunangannya jikalau kalian sudah memutuskan" kata papa Adenaya lima tahun lalu di malam perjodohannya. pria paruh baya itu tersenyum. Bagaimana tidak, pewaris Horace Corporation akan menjadi menantunya.

"Kalau begitu kami permisi dulu. Kedepannya biar mereka berdua yang menentukan" kata Luther Alden Horace -ayah Martin- waktu itu. ia cukup fasih berbahasa indonesia, tidak lain karena ia seorang businessman Yang menuntutnya harus menguasai banyak bahasa.

Martin terus saja memikirkan Adera di dalam kepalanya dimulai sejak malam itu. Adera cantik sekali, sempat gadis itu tersenyum sekali, dan membuat hati Martin bergetar. Tapi Adera gadis remaja berumur 17 tahun, sedangkan lima tahun lalu Martin berumur 22. Mungkin jika saat itu Martin meminta Adera yang dijodohkan untuknya, bisa saja ia dapatkan. Hanya saja ia belum mewarisi perusahaan dan ayahnya tidak akan setuju ia menyukai dan akan menikahi anak SMA. Banyak yang Martin pertimbangankan sehingga ia hanya bisa menjalani hubungan apa adanya dengan Adenaya sembari memikirkan rencana terbaik menjerat Adera kedalam pesonanya.

UNTOUCHABLE || Sudah Tamat √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang