24. Choice

31.4K 1.3K 25
                                    

Kemarin aku bilang nggak akan update yah? Hehehe nggak kok ini update lagi. Soalnya ide cerita ini lagi ngalir deras dan mungkin tersisa beberapa part lagi untuk menuju *Puncak eh menuju *akhir maksudnya 😂

Oh ya sekalian mau promo, aku nerbitin cerita baruku, judulnya Fifteen. Yang berjiwa muda monggo dibaca kkkk~

Happy reading..

-----------

-24-

-Pilihan-

-----------

"Adenaya sudah sadar"

Hanya itu yang terdengar oleh Christian, ia memutuskan panggilan secara sepihak. Cepat cepat ia mendial nomor Jack.

"Jack kau masih diluar?"

"...."

"Siapkan mobil untukku ke bandara sekarang. Pesan tiket tercepat ke Jakarta. Cepat Jack!!" Christian berkata dengan degup jantung yang menggebu.

Buru Buru Christian meninggalkan acara peresmian, tidak ia pedulikan lagi soal pertanyaan Martin yang entah sedang merencanakan apa malam ini, tapi itu tentu sudah gagal mengingat Christian pergi begitu saja. Sedangkan Adera juga sudah menerima telfon dari Mia di sudut ruangan.

Jack sudah siap dengan mobil yang akan mengantar Christian ke bandara didepan hotel. Kata Jack, ada dua penerbangan, penerbangannya 30 menit dan 1 jam dari selarang. Dia harus segera tiba di Jakarta. Adenaya sadar!

Adera juga sama terkejutnya setelah mendengar perkataan Mia, jatung Adera memompa darahnya lebih ganas. Peluh bercucuran. Tapi kenapa? ada apa dengan tubuhnya? Kenapa seakan akan menolak kenyataa itu. Tidak Adera! Kakakmu bangun, pergilah meminta maaf! Batin Adera.

Adera pamit dengan Martin untuk kembali lebih dulu ke Jakarta meski acara belum selesai. ia tidak menyembunyikan alasannya saat Martin bertanya, ia jujur menjawab kalau Adenaya bangun. Adera langsung pergi setekahnya, padahal Martin langsung menjadi pucat pasi di belakang. Adenaya sudah sadar? Lalu apa yang akan gadis itu katakan? Semua akan kacau kalau Adenaya membuka mulut. Sial! Umpat Martin.

------

Adera membereskan semua barang bawaannya dengan tergesa gesa. Ia tidak berfikir lagi untuk mengganti gaun merah terbuka yang ia kenakan malam ini. Ia mendapat e-tiket untuk penerbangan ke Jakarta 1 jam dari sekarang. Hanya itu yang bisa ia perkirakan bisa ia kejar, karena ia masih harus menelfon taksi dan sebagainya.

-------

Beberapa jam kemudian, Christian turun dengan langkah terburu dari dalam mobil, ia menuju ke kamar Adenaya, disana Mia duduk dan terlihat memeriksa beberapa bagian di tubuh Adenaya.

Adenaya tersenyum, senyum lemah tapi tetap hangat di dada Christian. Pria itu mematung dengan tatapan berkaca kaca. Adenayanya bangun, dunianya kembali sudah. Benarkah?

"H..H..ai?" Lirih Adenaya susah payah mengumpulkan tenaganya.

"Hai.." Christian menjawab dengan bahagia yang membuncah. Ia tidak sedang bermimpi kan?

"Bagaiman keadaanya Mia?" Christian beralih melihat Mia yang sudah selesai memeriksa bagian beberapa vital Adenaya.

"Aku rasa kita harus ke rumah sakit. Dia koma selama lima tahun dan itu membuat beberapa organ dalam tidak bisa berfungsi dengan baik. kurasa ginjalnya bermasalah" kata Mia

"Baiklah. Sekarang juga kita kerumah sakit"

-------

Adenaya tertidur karena obat bius bercampur di darahnya, pasalnya Adenaya merasa sakit di beberapa bagian tubuhnya. Terutama di bagian kanan perut bawah. Sudah di pastikan itu adalah Ginjalnya.

UNTOUCHABLE || Sudah Tamat √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang