Stay With Me

53 6 14
                                    

Hope you like it!

-We often fall in love with the most unexpected person at the most unexpected time-

---------------------------------

Author's POV

"Morse..."

Tanpa sadar Lucy mengucapkannya dengan suara bergetar. Harry dan Ibu Lucy terkejut ketika melihat akhirnya Lucy mau kembali mengeluarkan suaranya. Terutama Harry. Dia merindukan suara itu dan sekarang dia dapat mendengarnya lagi. Tapi, hatinya sakit. Bukan namanya yang pertama kali keluar dari mulut Lucy setelah beberapa waktu mogok berbicara, tapi nama anak cowok itu, Justin. Dia mendongak melihat Lucy yang kembali menampakan emosinya. Sebegitu hebatnya kah efek kedatangan anak cowok itu bagi Lucy?

Lucy memperhatikan langkah justin yang semakin lama semakin mendekat ke arahnya. Kini Justin sudah berdiri di sampingnya. Tangan Justin terulur untuk menyentuh luka di wajah Lucy dan mengelus pipinya lembut. Dia tidak tahan melihat keadaan Lucy yang sekarang. Luka luka di sekujur tubuhnya. "Hei, Clary... maafkan aku. Maafkan aku yang tak berada di sampingmu di saat kau terluka. Maafkan aku karena telah menjadi orang paling bodoh dan berngsek sedunia."

Lucy menggeleng pelan. Justin tidak salah. Justin tidak memiliki kesalahan apapun sehingga dia harus meminta maaf. Lucy merindukannya. Selama beberapa hari ini, Lucy harus menahan segala sakit di hatinya. Dia tidak mempunyai seorang yang bisa menjadi tempat curahan hatinya. Dia membutuhkan seseorang untuk meredakan rasa sakitnya. Seseorang yang dapat mengertinya dan tidak akan berpikiran buruk. Dia menyimpan segala lukanya dalam diam, tidak tahu harus dengan apa mengobatinya. Sakit jika tidak punya seseorang untuk bersandar. Itu yang dipikiran Lucy selama beberapa waktu setelah siuman. Dan sekarang ketika Justin kembali datang, Lucy tidak dapat menahan segala kepedihannya lagi.

Rasanya dia ingin menumpahkan segala kesedihannya. Dia tak sanggup lagi menahannya.

Justin terkejut ketika melihat setetes air mata Lucy jatuh. Dia menggenggam tangan Lucy dan menatapnya cemas, "Clary, ada apa? Kenapa kau menangis? Apakah aku membuatmu terluka? Apakah aku telah menyakiti hatimu?"

Lucy menggeleng, dan setetes air mata jatuh lagi, diikuti yang lainnya. Lucy tidak dapat menahan tangisnya yang selama ini dia pendam. "J-justin..."panggilnya di sela sela isak tangisnya. Dia persis terlihat seperti anak kecil yang patah hati dan tersakiti. Justin dengan sigap melingkarkan tangannya di sekeliling tubuh Lucy dan memeluknya. Lucy balas memeluknya dan menangis di bahunya. "Aku merindukanmu...,"kata Lucy.

Justin menyandarkan dagunya di puncak kepala Lucy, mengelus rambutnya lembut, "Sttt... tenang, sekarang aku sudah di sini. Aku juga merindukanmu, kau tau?"

Lucy menenggelamkan kepalanya di dada Justin sehingga Justin mempererat pelukannya. Isak tangisnya terdengar semakin kuat, ketika dia menumpahakn segala kesedihannya. Justin yang melihat keadaan Lucy yang seperti ini juga ikut merasa pedih. Dia tidak mau melihat gadis yang dicintainya terluka. Tuhan, itu hal terakhir yang diinginkannya terjadi. Justin membisikkan kata kata untuk menenangkan Lucy sambil menepuk nepuk punggungnya pelan.

"Justin..."kata Lucy lagi.

Justin menunduk untuk menatap Lucy yang berada di pelukannya, "Ya?"

"Aku ingin kau di sini... aku... aku membutuhkanmu."

Deg!

Justin merasa jantungnya berdebar kencang.

***

Harry's POV

Hatiku hancur.

Sakit.

Sakit sekali sampai sampai aku merasa ada luka menganga di sana. Aku tidak sanggup melihat Lucy dipeluk oleh cowok lain. Rasanya aku tak rela jika melihat Lucy menangis dipelukan cowok lain. Hatiku sakit melihat Lucy yang patung dan tak berekspresi ketika bersamaku, tapi berubah ketika dihadapan cowok itu. Aku mengekang keinginan untuk menarik Lucy dari dekapan cowok itu dna memeluknya untuk diriku sendiri.

Apakah ini juga yang di rasakan Lucy saat melihatku dengan Kendall? Rasanya sangat sakit ketika aku mengalaminya sekarang.

Aku tak mau Lucy pergi.

aku mencintainya...

----------------------------------------

Sorry kalo masih pendek dan kurang dapet feelnya. Biasa, jadwal terbang padat #sokbanget

wkakak rencananya sih aku mo buat si Harold nyesel banget dulu. setuju ga? aku sih yes.

don''t forget to leave COTE!

Love,

Herslynson.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Almost is Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang