Hope you like it!
--------------------------------------------------
Aku terbangun ketika cahaya matahari menyilaukanku dan menggangu tidurku. Aku menguap dan mengucek ngucek mataku.
Harry masih memelukku. "Pagi, Lucy!"sapanya riang. Dia tersenyum kemudian dia mengecup pipiku dengan cepat. Kesadaranku langsung pulih. "A-apa i-tu tadi?"
Harry tersenyum. "Ucapan selamat pagi."
Aku duduk tegak dan melihat ke sekeliling. Masih di taman. Pagi ini cuacanya sangat cerah. Aku melirik arlojiku. Jam 6 pagi. Lumayan pagi.
"Harry, kau sudah bangun dari tadi?"tanyaku kepada Harry yang sudah duduk. "Iya, sejak dari tadi."
"Terus kenapa kau tidak membangunkanku?"
Harry mengangkat bahu. "Aku tidak tega. Wajahmu kelihatan nyenyak. jadi, aku hanya memandangimu tidur."
Dia memperhatikanku tidur?
Bagaimana kalau dia melihatku dalam kondisi buruk rupa jika sedang tidur?
Aku pasrah. Rusaklah imageku.
"Hei, kau lapar?"tanya Harry.
Aku mengangguk. Harry mengambil makanan di mobilnnya.
"Darimana kau mendapatkan makanan ini?"aku menatap plastik putih yang berisi makanan dan minuman.
"Makanan ini milik Niall. Dia hobinya makan jadi dia selalu menyediakan stok makanan dan minuman di dalam mobil."Harry menyodorkan roti selai dan minuman botol kepadaku. Aku menerimanya. "Thanks, Harry."
Harry mengangguk dan mulai memakan rotinya.
Setelah sarapan roti bersama Harry, aku memutuskan untuk pulang.
Dia mengantarkanku sampai kerumah dan langsung pergi ke hotelnya.
***
Sesampainya di rumah aku segera masuk ke kamar. Mom tadi sempat menanyakan aku menginap di rumah siapa. Aku terpaksa berbohong kalau aku menjumpai teman dan menginap dirumahnya. Mom percaya.
Aku masuk ke kamar mandi. Memutuskan untuk mandi. Selesai mandi, aku menonton TV.
Tiba tiba pintu kamarku digedor. "Ya, masuk!"teriakku.
Friska masuk ke dalam kamarku dengan keadaan mengerikan. Matanya melotot, hidungnya kembang kempis, dan dia tersengal sengal.
"Ceritakan bagaimana kau bisa berkenalan dengan semua anggota One Direction!!"teriak Friska. Aku lupa kalau dia fans fanatik One Direction.
"Itu-----"
Akhirnya aku menjelaskan semuanya, tentang pertemuanku dengan Harry dan Niall dan segala kejadian pengejaran, kecuali bagian ketika aku berduaan dengan Harry dan semalam aku tidur dengan Harry di taman.
Selama aku bercerita, Friska berulang kali berteriak histeris.
"Cy, kenapa kamu gak ngajak aku juga ke supermarket?!"pekik Friska.
Aku mengangkat bahu. "Yah, mungkin itu takdir Tuhan."Friska mentapku seperti aku salah satu orang paling idiot di dunia. Bukannya dia?
Friska menarik napas dan membuangnya secara perlahan. Begitu terus dia lakukan secara berulang ulang.
"Kamu, Cy, kamu adalah gadis paling beruntung di dunia ini!"kata Friska akhirnya. Yah, mungkin saja. Karena takdir Tuhan aku bisa menatap bintang bersama dengan artis yang sangat terkenal, Harry Styles.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost is Never Enough
Teen FictionAlmost is never enough. Geezz... Being a Directioner girl? No! I dont like them! However, why I could fall in love with one of them? Love at first sight? Nope I probably do not mean in the eyes Ok ooojookooioikiiiiibo2f c ojjbbp Opo oiooocbf0pxk...