Recommended song : Summer Love – One Direction
Hope you like it!
"I love her..." – HarryStyles
---------------------------------------------------
Author's POV
Sambungan terputus.
Harry menatap kosong ponsel yang ada digenggamannya. Tubuhnya membeku. Pikirannya buntu.
Selama beberapa detik Harry berdiam diri sambil mengulangi kata kata Niall dikepalanya. Telinganya berdenging. Pertanyaan pertanyaan berkeliaran di benaknya.
Tapi kemudian kilasan kilasan bayangan ketika dia bersama Lucy muncul tanpa bisa dicegahnya. Dia teringat ketika dia menemukan Lucy di depan pintunya.
"Lucy?"
Lucy dengan terbata bata menjawab. "I-iya..."
Lucy yang kelihatan sangat terkejut ketika melihatnya bersama Kendall.
Kendaal mengerutkan dahinya bingung. "Ada apa ini?"Dia menoleh ke arahnya, "Harry, siapa dia?"
Dia yang hanya bisa mengatakan sebuah kebohongan besar, yang dia tahu dapat membuat Lucy terluka. "dia hanya fans biasa..."
Dan tepat saat dia mengucapkan itu, dia melihat Lucy yang menggeleng dengan hati terluka, dan mata yang berkaca kaca.
"Harry, apa apaan ini? Apa maksudmu?"
Dia menunduk, tak berani menatap mata Lucy yang seakan menyiratkan begitu banyak luka. Dan untuk sekali lagi, dia berbohong, "Kau... kau memang hanya seorang fans biasa."
"Iya, aku memang fansmu dan One Direction, tapi mengapa kau baerkata kalau aku hanyalah seorang fans mu?"
"Kau memang fansku kan? Ada masalah?"dia kembali menyakiti Lucy.
"Ada! Kau masalahnya! Kenapa kau berubah begini, hah?"
"Mengapa kau bisa berada di sini? Kenapa kau mengikutiku?"Dia menuduh Lucy dengan begitu gampangnya tanpa mendengar penjelasan Lucy terlebih dahulu.
"Ak-aku tidak mengikutimu. Aku memang berlibur di sini."
"Kenapa aku harus percaya kepadamu?" Dan saat itu, dia dapat melihat air mata mengalir dengan pelan di pipi Lucy. Dia memang seorang bajingan.
Dan yang semakin menyakiti Lucy, dia berkata,
"Memangnya kau siapa?"
Tega teganya dia berbicara seperti itu sementara dia tahu bahwa Lucy sangat penting baginya. Orang yang ia sayangi.
Apakah dia masih bisa diberi kesempatan untuk meminta maaf?
Tapi, dia harus bertemu dengan Lucy.
Dengan segera Harry keluar dari apartemennya dan menuju rumah sakit Lucy. Sesampainya di rumah sakit, dia melihat anggota keluarga Lucy yang lain yang berada di ruang rawat Lucy. Dan mereka semua langsung keluar dan memberinya waktu untuk beruda dan bertemu dengan Lucy. Hanya dia dan Lucy.
Harry memasuki ruangan rawat Lucy dengan hati berdebar debar. Matanya mulai berkaca kaca ketika melihat Lucy yang berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.
Yang seluruh tubuh Lucy di perban dan hanya wajahnya bagian kiri yang tidak di perban. Semua alat medis, tabung oksigen, penunjuk jantung, dan alat lainnya masih menopang tubuh Lucy.
Harry berdiri di samping Lucy. Dia duduk di kursi di samping ranjang Lucy dengan perlahan.
Matanya menusuri luka luka tubuh Lucy yang diperban dengan pandangan sedih dan hati teriris iris. Sebegitu parahnya kondisi Lucy? Sebegitu dalamnya luka yang dia torehkan di hati Lucy?
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost is Never Enough
Fiksi RemajaAlmost is never enough. Geezz... Being a Directioner girl? No! I dont like them! However, why I could fall in love with one of them? Love at first sight? Nope I probably do not mean in the eyes Ok ooojookooioikiiiiibo2f c ojjbbp Opo oiooocbf0pxk...