The Truth

60 9 1
                                    

Recommended song : SAy something -a great big world ft. Christina Aguilera


Hope you like it!

"Even if we can't find heaven i'll walk through hell with you."

-----------------------------------------

Author's POV

Ketika sedang dalam perjalanan mengantar Kendall ke rumahnya, Harry tiba tiba merasakan jatungnya berdegup kencang, tangannya berkeringat dingin. Dan dia merasakan kesakitan pada ulu hatinya, seperti ada yang menusuk nusuk dan meninju ulu hatinya membuatnya sulit bernapas. Harry tidak tahu mengapa tiba tiba dia merasa seperti ini.

Dan pikirannya langsung tertuju pada Lucy.

***

Pukul 12 malam...

Ezra terbangun karena suara dering telfon yan terus menerus berbunyi. Dia meraba raba sekitar tempat tidurnya sampai dia mendapati ponselnya yang berada di nakas. Tanpa melihat siapa penelfonnya terlebih dahulu, Ezra langsung mengangkatnya. "Halo?"

"Selamat malam. Benarkah ini dengan Mr. Ezra Thomas?"tanya suara dari sebrang.

Dengan suara serak, Ezra menjawab. "Ya, benar, saya sendiri. Ini dengan siapa?"Dengan wajah masih mengantuk dia menempelkan pponselnya ke telinga.

"Ini dari pihak rumah sakit, Mr. Thomas."jawab suara itu membuat Ezra segera terduduk di kasurnya.

Keningnya berkerut dalam. "Ada masalah apa?"tanyanya. dia segera merasakan firasat buruk mengenai ini.

"Begini, Mr. Thomas, saya ingin memberitahukan bahwa Lucy Clary sedang berada di Rumah Sakit sekarang."

Matany alangsung terbelalak. Tangannya dingin. Dia membeku. "A-apa? Me-mengapa dia bisa di Rumah Sakit? Ada apa?"

"Lucy Clary mengalami kecelakaan, Mr. Thomas. Kecelakaan yang sangat serius."

Dia tersentak.

Ezra dengan segera berlari menuju kamar Lucy dan tidak menemukan lucy di sana. Dia juga mencari ke seluruh penjuru apartemennya tapi tidak menemukan anaknya itu. Hailey terbangun dan menghampiri Ezra.

"Ada apa, Paman?"

Ezra menoleh ke arah Hailey dan menjawab pelan. Wajahnya pucat pasi. "Lucy... Lucy kecelakaan."

Pandangannya kosong.

Suaranya bergetar menahan tangis.

***

Sesampainya ayah Lucy dan Hailey di rumah sakit tempat Lucy dirawat, mereka segera bertanya ke resepsionis dan langsung menuju ruang ICU.

Sesampainya mereka di depan ruang ICU, mereka diberitahu bahwa Lucy sedang diberi pertolongan karena kondisinya yang kritis. Ezra hanya bisa menatap dengan sedih keadaan putrinya yang penuh darah dan dikelilingi oleh para dokter dan suster yang terus berjuang menyelamatkannya, dari balik pintu kaca ruang ICU. Lama Ezra berdiri di depan pintu smapai akhirnya Hailey menariknya dengan pelan agar duduk dan menunggu di deretan kursi di depan ruang ICU. Ezra menghempaskan dirinya di kursi itu. Dengan frustasi dia mengacak rambutnya. Matanya berkaca kaca mengingat keadaan Lucy yang begitu parah.

Di dalam kepalanya, terisi begitu banyak pertanyaan, mengapa Lucy bisa terluka, mengapa Lucy pergi dari apartemen tanpa sepengetahuannya, masih banyak lagi. Tapi sekarang dia harus menahannya dan menunggu dokter untuk memberitahu keadaan Lucy.

Hailey juga tampak begitu terpukul. Dia menangis sambil berulang kali berdoa agar Lucy dapat selamat.

Selama 2 jam lamanya mereka menunggu sambil berharap cemas, akhirnya dokter yang memakai jubah berwarna hijau keluar. Dengan segera Hailey dan Ezra menghampirinya.

Almost is Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang